Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali membuka perdagangan delapan saham pada sesi I hari Selasa, 7 Oktober 2025. Keputusan ini mengakhiri masa suspensi yang dialami oleh saham-saham tersebut di Pasar Reguler dan Pasar Tunai. Langkah ini tentu menjadi angin segar bagi para investor yang telah menantikan kelanjutan pergerakan saham dari emiten-emiten ini. Pembukaan suspensi ini diharapkan dapat memulihkan kembali likuiditas dan aktivitas perdagangan saham-saham yang sempat terhenti. Perlu dicatat, beberapa saham yang dibuka suspensinya ini langsung masuk ke papan pemantauan khusus karena telah disuspensi lebih dari satu hari bursa secara berturut-turut. Hal ini tentunya akan mempengaruhi mekanisme perdagangan saham tersebut. Investor diharapkan untuk mencermati informasi dan pengumuman resmi dari BEI sebelum melakukan transaksi.
BEI Cabut Suspensi 8 Saham Sekaligus
BEI secara serentak mencabut suspensi terhadap delapan saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kedelapan saham tersebut adalah PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN), PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE), PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera Tbk (OLIV), PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO), PT Timah Tbk (TINS), PT Koka Indonesia Tbk (KOKA), PT Asri Karya Lestari Tbk (ASLI), dan PT Petrosea Tbk (PTRO) beserta warannya. Keputusan ini memungkinkan saham-saham tersebut kembali diperdagangkan secara normal setelah sebelumnya dihentikan sementara perdagangannya. Langkah pencabutan suspensi ini diharapkan dapat memberikan kejelasan bagi investor dan memulihkan kepercayaan terhadap pasar modal Indonesia.
PGUN hingga GPSO Masuk Papan FCA
Empat dari delapan saham yang suspensinya dicabut, yaitu PGUN, TEBE, OLIV, dan GPSO, langsung masuk ke papan pemantauan khusus dan akan diperdagangkan dengan skema full-call auction (FCA). Hal ini disebabkan karena keempat saham tersebut telah mengalami suspensi lebih dari satu hari bursa secara berturut-turut. Mekanisme FCA berbeda dengan perdagangan saham biasa, di mana harga ditentukan melalui lelang dan frekuensi perdagangan juga berbeda. Investor perlu memahami mekanisme FCA sebelum melakukan transaksi pada saham-saham ini. Perubahan ini tentunya akan mempengaruhi strategi perdagangan investor dan memerlukan kehati-hatian dalam pengambilan keputusan investasi.
Performa Saham Sebelum Suspensi
Sebelum suspensi, beberapa saham menunjukkan pergerakan harga yang signifikan. Saham PGUN, misalnya, melesat 334,99 persen dalam satu bulan dan mencatatkan auto reject atas (ARA) selama lima hari berturut-turut. Saham TEBE juga mengalami kenaikan signifikan hingga ARA dan sempat digembok sebanyak dua kali. Sementara itu, saham OLIV juga mengalami suspensi dua kali akibat ARA berjilid-jilid. Saham GPSO juga menunjukkan penguatan sebelum akhirnya disuspensi. Pergerakan harga yang volatile ini menjadi perhatian BEI sehingga dilakukan suspensi untuk menstabilkan pasar dan melindungi investor. Riwayat pergerakan harga ini penting untuk dipertimbangkan investor sebelum kembali berinvestasi.
Empat Saham Lainnya Hanya Disuspensi Sehari
Berbeda dengan keempat saham sebelumnya, TINS, KOKA, ASLI, dan PTRO hanya disuspensi selama satu hari bursa. Meskipun demikian, saham-saham ini juga menunjukkan pergerakan harga yang menarik sebelum suspensi. Saham PTRO menguat 103,13 persen dalam satu bulan, sementara saham TINS melompat 18,02 persen. Saham ASLI mencetak ARA secara beruntun selama beberapa hari, dan saham KOKA juga mencatatkan ARA pada hari terakhir sebelum suspensi. Walaupun suspensinya hanya berlangsung singkat, investor tetap perlu mencermati faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham-saham ini sebelum mengambil keputusan investasi.