Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa, kembali akan menempatkan dana anggaran lebih (SAL) ke sektor perbankan. Kali ini, dua Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang menjadi sasaran utama, yaitu PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM) dan PT Bank DKI (Bank Jakarta). Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui penyaluran kredit ke sektor-sektor produktif. Kedua bank daerah tersebut menyambut positif rencana tersebut dan menyatakan kesiapannya untuk mengoptimalkan dana tersebut dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah masing-masing. Penempatan dana ini diharapkan dapat menjadi stimulus positif bagi perekonomian daerah, khususnya dalam mendukung UMKM dan sektor-sektor yang memiliki kontribusi signifikan terhadap PDB daerah.
Bank Jatim Siap Salurkan Kredit Produktif
Direktur Utama Bank Jatim, Winardi Legowo, menyatakan bahwa pihaknya belum menerima pemberitahuan resmi terkait penempatan dana tersebut. Meskipun demikian, Bank Jatim menyambut baik inisiatif pemerintah dan siap untuk mendukung program ini. Winardi menjelaskan bahwa dana yang ditempatkan di Bank Jatim akan disalurkan melalui kredit di sektor produktif. Langkah ini diharapkan dapat menggerakkan rantai pasokan ekonomi dan pada akhirnya berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Bank Jatim juga terus berupaya meningkatkan dana murah dari masyarakat melalui digitalisasi transaksi keuangan dan layanan keuangan berbasis ekosistem. Dengan demikian, biaya dana atau cost of fund (CoF) Bank Jatim dapat tetap terjaga.
Bank Jatim mencatat pertumbuhan kredit sebesar 13,5% year-on-year (yoy) per Agustus 2025, dengan rasio dana murah atau current account savings account (CASA) sebesar 60,4%. Winardi menambahkan bahwa penyaluran kredit akan tetap dilakukan dengan memperhatikan aspek kehati-hatian dan sesuai dengan mekanisme yang berlaku. Fokus utama adalah mengoptimalkan penempatan dana pemerintah untuk meningkatkan kredit, terutama di sektor produktif, demi mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Jawa Timur.
Bank Jakarta Sambut Baik Suntikan Dana Pemerintah
Direktur Utama Bank Jakarta, Agus H. Widodo, menyampaikan apresiasi atas rencana penempatan dana tersebut. Menurutnya, langkah ini merupakan bentuk kepercayaan dan dukungan strategis pemerintah terhadap peran Bank Jakarta dalam menjaga stabilitas sistem keuangan daerah dan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Agus menegaskan bahwa penempatan dana tersebut bukanlah bentuk permohonan tambahan likuiditas dari Bank Jakarta. Saat ini, posisi likuiditas Bank Jakarta berada pada level yang sehat, dengan rasio LDR yang terjaga. Penempatan dana pemerintah pusat akan menjadi stimulus positif yang dapat mengakselerasi fungsi intermediasi, terutama dalam penyaluran pembiayaan ke sektor produktif seperti UMKM, perdagangan, industri, dan sektor jasa yang berkontribusi langsung terhadap ekonomi daerah.
Bank Jakarta berkomitmen untuk melaksanakan amanah tersebut secara profesional dan prudent, serta tetap mematuhi seluruh ketentuan regulator dan menerapkan prinsip tata kelola yang baik (Good Corporate Governance). Fokus utama adalah memastikan bahwa setiap penyaluran kredit memiliki dampak nyata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan ekonomi Jakarta. Langkah ini sejalan dengan visi Bank Jakarta untuk menjadi bank yang berperan aktif dalam memajukan perekonomian daerah dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Jakarta.
Strategi Pemerintah Suntik Dana ke BPD
Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa telah menyuntikkan dana segar sebesar Rp 200 triliun ke lima bank Himbara pada 12 September lalu. Kelima bank tersebut adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), serta satu bank syariah, PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS). Bank Mandiri, BNI, dan BRI masing-masing mendapatkan Rp 55 triliun, BTN sebesar Rp 25 triliun, dan BSI Rp 10 triliun. Purbaya memperkirakan akan menyerahkan Rp 10 triliun hingga Rp 20 triliun kepada Bank Jakarta. Dia berharap uang pemerintah yang ditempatkan ini bisa disalurkan sebagai kredit ke UMKM dan industri lain di Jakarta. Strategi yang sama juga akan diimplementasikan untuk Bank Jakarta dan satu bank lagi di kawasan Jawa Timur. Tujuan utama dari strategi ini adalah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah melalui peningkatan akses pembiayaan bagi sektor-sektor produktif dan UMKM.