Pemerintah Kota Sorong terus berupaya menekan angka kasus malaria yang masih menjadi masalah kesehatan utama di wilayah Papua Barat Daya. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah dengan mendistribusikan 15 ribu kelambu secara massal kepada masyarakat. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan perlindungan maksimal dari gigitan nyamuk Anopheles, vektor utama penyebaran penyakit malaria. Dinas Kesehatan Kota Sorong menargetkan eliminasi malaria di wilayahnya pada tahun 2029 mendatang.
Pendistribusian kelambu ini dilakukan di Posyandu Bahagia, Kelurahan Klawasi, Distrik Sorong Barat. Walikota Sorong, Septinus Lobat, menyampaikan bahwa langkah ini merupakan bagian dari kebijakan strategis pemerintah untuk menangani kasus malaria yang masih tinggi di Kota Sorong. Ia juga mengapresiasi Dinas Kesehatan atas upaya pencegahan yang telah dilakukan. Pemerintah daerah berharap dengan pembagian kelambu ini dapat menekan laju penularan malaria di tengah masyarakat dan mewujudkan Kota Sorong yang sehat dan bebas malaria.
Distribusi Kelambu untuk Pencegahan Malaria di Sorong
Pemerintah Kota Sorong mengambil langkah proaktif dalam memerangi malaria dengan mendistribusikan 15 ribu kelambu massal kepada masyarakat. Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi komprehensif untuk mengendalikan dan mengurangi penyebaran penyakit malaria yang masih menjadi perhatian utama di wilayah tersebut. Pendistribusian kelambu ini diharapkan dapat memberikan perlindungan efektif bagi masyarakat dari gigitan nyamuk Anopheles yang menjadi vektor penularan malaria. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan malaria.
Lokasi Pendistribusian Kelambu Massal
Pendistribusian kelambu massal ini dipusatkan di Posyandu Bahagia, yang berlokasi di Jalan Gurami, Kelurahan Klawasi, Distrik Sorong Barat. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan strategis untuk menjangkau masyarakat yang paling membutuhkan. Posyandu Bahagia merupakan pusat pelayanan kesehatan masyarakat yang mudah diakses oleh warga sekitar. Dengan mendistribusikan kelambu di posyandu, diharapkan partisipasi masyarakat dalam program pencegahan malaria dapat meningkat.
Pernyataan Walikota Sorong Terkait Kasus Malaria
Walikota Sorong, Septinus Lobat, menyampaikan bahwa Kota Sorong merupakan salah satu daerah di Papua Barat Daya yang terdampak endemis tinggi malaria. Oleh karena itu, dibutuhkan kebijakan strategis yang tepat sasaran untuk menangani kasus malaria. Ia menekankan pentingnya peningkatan layanan kesehatan melalui berbagai upaya, termasuk pembagian kelambu sebagai langkah konkret pemerintah dalam melindungi masyarakat. Walikota juga memberikan apresiasi kepada Dinas Kesehatan atas upaya pencegahan yang telah dilaksanakan.
Target Eliminasi Malaria di Kota Sorong pada Tahun 2029
Pemerintah Kota Sorong menargetkan eliminasi malaria di wilayahnya pada tahun 2029. Target ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan mewujudkan Kota Sorong yang bebas dari malaria. Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Sorong, Jemima Elisabeth, menjelaskan bahwa malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di Provinsi Papua Barat Daya dan bahkan masih menyebabkan kematian. Oleh karena itu, upaya-upaya percepatan diperlukan agar target eliminasi malaria pada tahun 2029 dapat terwujud.
Perkembangan Kasus Malaria dari Tahun 2021 Hingga 2025
Jemima Elisabeth memaparkan data perkembangan kasus malaria dari tahun 2021 hingga 2025 yang menunjukkan tren yang fluktuatif. Pada tahun 2021, tercatat sebanyak 766 kasus positif malaria. Angka ini kemudian melonjak signifikan pada tahun 2022 menjadi 1.749 kasus, atau meningkat sekitar 128,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan kasus berlanjut pada tahun 2023, di mana jumlah kasus positif melonjak menjadi 3.831 kasus atau terjadi peningkatan sebesar 119 persen dibandingkan tahun 2022.
Namun, pada tahun 2024, laju kenaikan mulai melambat dengan jumlah kasus malaria tercatat sebanyak 3.925 kasus, hanya naik sekitar 2,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Selanjutnya, pada tahun 2025 terjadi penurunan yang cukup signifikan. Jumlah kasus positif malaria menurun menjadi 2.818 kasus, atau turun sekitar 28,2 persen dibandingkan tahun 2024.
Efektivitas Penggunaan Kelambu Berinsektisida
Menurut Dinas Kesehatan, kelambu berinsektisida secara efektif mengurangi jumlah nyamuk yang masuk ke dalam rumah dan menggigit manusia, terutama saat tidur. Dengan mengurangi gigitan nyamuk, secara signifikan dapat menurunkan risiko penularan malaria. Jika cakupan penggunaan kelambu tinggi, hal ini dapat mengurangi populasi nyamuk secara keseluruhan dan memperlambat penularan di tingkat komunitas. Salah satu upaya percepatan yang dilakukan adalah dengan distribusi kelambu massal ke seluruh puskesmas.