FIFA telah mengonfirmasi bahwa Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) beserta tujuh pemain naturalisasi tim nasional Malaysia tidak mengetahui bahwa dokumen naturalisasi yang mereka gunakan adalah palsu. Pernyataan ini terungkap dalam surat balasan FIFA kepada FAM, yang berisi penjelasan mengenai hukuman yang dijatuhkan kepada federasi Malaysia dan para pemain naturalisasi tersebut. Meskipun FIFA mengakui ketidaktahuan FAM dan para pemain terkait pemalsuan dokumen, hukuman tetap diberikan berdasarkan regulasi yang berlaku. Kasus ini menimbulkan kontroversi, terutama karena FAM mengklaim bahwa FIFA menuduh mereka mengetahui tentang dokumen palsu, yang bertentangan dengan isi surat dari FIFA sendiri.
Investigasi FIFA Terkait Dokumen Palsu
FIFA dalam suratnya menyatakan bahwa FAM dan ketujuh pemain naturalisasi tidak menyadari adanya potensi pemalsuan dalam dokumen yang diserahkan. FIFA juga menegaskan bahwa FAM dan para pemain tidak terlibat dalam proses pembuatan dokumen palsu tersebut. Tindakan yang dilakukan oleh FAM dan para pemain dianggap benar dan tanpa niat atau kesalahan apapun. Meskipun demikian, FIFA tetap berpegang pada Pasal 22 FDC yang mengatur tentang penggunaan dokumen palsu, di mana sanksi tetap berlaku terlepas dari apakah pihak yang menggunakan dokumen tersebut mengetahui atau tidak mengenai pemalsuannya. Ketidakjelasan mengenai siapa yang bertanggung jawab atas pemalsuan dokumen ini masih menjadi misteri dan terus diselidiki oleh pihak berwenang.
Rincian Surat FIFA kepada FAM
Surat FIFA kepada FAM mengungkapkan beberapa poin penting terkait kasus ini. Poin 27 surat tersebut secara eksplisit menyebutkan bahwa FAM dan ketujuh pemain naturalisasi tidak mengetahui tentang dokumen palsu. FIFA juga menekankan bahwa baik FAM maupun para pemain tidak berperan dalam penyusunan dokumen yang diduga palsu. FIFA mengakui bahwa tindakan FAM dan para pemain dilakukan dengan itikad baik dan tanpa kesalahan. Walaupun demikian, FIFA tetap menjatuhkan hukuman berdasarkan Pasal 22 FDC, yang menyatakan bahwa penggunaan dokumen palsu tetap dikenakan sanksi, terlepas dari kesadaran pihak yang menggunakannya. Penjelasan ini memberikan gambaran yang lebih jelas tentang dasar keputusan FIFA dalam kasus ini.
Reaksi FAM Terhadap Tuduhan FIFA
FAM merespons pernyataan FIFA dengan menyatakan bahwa keputusan FIFA tidak akurat. FAM membantah klaim bahwa para pemain memperoleh atau mengetahui tentang dokumen palsu, dengan alasan bahwa belum ada bukti kuat yang diajukan untuk mendukung klaim tersebut. FAM menegaskan bahwa mereka dan para pemain tidak memiliki pengetahuan tentang pemalsuan dokumen tersebut. Pernyataan FAM ini menunjukkan adanya ketidaksepakatan antara FAM dan FIFA mengenai fakta-fakta yang mendasari kasus ini. FAM juga menyatakan akan mengajukan banding ke FIFA untuk memperjuangkan hak-hak mereka dan para pemain yang terlibat.
Daftar Pemain Naturalisasi yang Terkena Hukuman
Berikut adalah daftar ketujuh pemain timnas Malaysia yang terkena hukuman FIFA terkait kasus dokumen palsu:
- Facundo Garces
- Imanol Machuca
- Hector Hevel
- Gabriel Palmero
- Rodrigo Holgado
- Joao Figueiredo
- Jon Irazabal
Para pemain ini menghadapi sanksi akibat penggunaan dokumen naturalisasi yang ternyata palsu, meskipun mereka tidak mengetahui tentang pemalsuan tersebut. Kasus ini menjadi pukulan bagi karir mereka dan menimbulkan pertanyaan tentang proses naturalisasi pemain di Malaysia.
Langkah Selanjutnya: Banding FAM ke FIFA
FAM memiliki waktu hingga 11 Oktober untuk mengajukan banding ke FIFA terkait hukuman yang dijatuhkan. Banding ini merupakan upaya FAM untuk membuktikan bahwa mereka dan para pemain tidak bersalah dalam kasus ini. FAM akan berusaha untuk memberikan bukti-bukti yang mendukung klaim mereka dan meyakinkan FIFA untuk mencabut atau mengurangi hukuman yang telah diberikan. Hasil banding ini akan sangat menentukan nasib FAM dan ketujuh pemain naturalisasi yang terlibat. Proses banding ini akan menjadi babak baru dalam kasus kontroversial ini. FAM berharap dapat mencapai kesepakatan yang adil dengan FIFA dan menyelesaikan masalah ini dengan sebaik-baiknya.