Pemerintah Gaza melaporkan bahwa pasukan Israel telah melancarkan lebih dari 230 serangan udara di wilayah Gaza sejak Sabtu, 4 Oktober 2025. Serangan-serangan tersebut telah merenggut nyawa sedikitnya 118 orang, termasuk wanita dan anak-anak. Eskalasi konflik ini terjadi meskipun ada seruan gencatan senjata dari Presiden AS Donald Trump, yang tampaknya diabaikan oleh pihak Israel. Situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk, dengan puluhan orang tewas dalam kondisi yang mengenaskan di tengah kota Gaza.
Laporan dari Aljazeera menunjukkan bahwa dalam dua tahun terakhir, lebih dari seribu warga Palestina telah kehilangan nyawa di Tepi Barat, termasuk ratusan anak-anak. Ribuan lainnya mengalami luka-luka, dan belasan ribu warga Palestina ditahan, banyak di antaranya tanpa dakwaan yang jelas. Di tengah situasi yang memprihatinkan ini, upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik terus diupayakan, dengan harapan dapat membawa perdamaian dan stabilitas bagi wilayah tersebut.
Serangan Israel di Gaza Meningkat: Ratusan Nyawa Melayang
Pemerintah Gaza mengumumkan bahwa agresi brutal Israel terhadap rakyat Palestina terus berlanjut tanpa henti. Sejak Sabtu, pasukan Israel telah meluncurkan setidaknya 230 serangan udara yang menghantam berbagai wilayah di Gaza. Akibatnya, 118 orang dilaporkan tewas, termasuk sejumlah perempuan dan anak-anak yang menjadi korban tak berdosa dari konflik ini. Serangan udara ini semakin memperburuk kondisi kemanusiaan di Gaza, yang telah lama menderita akibat blokade dan konflik berkepanjangan.
Gencatan Senjata Diabaikan: Reaksi Internasional
Meskipun Presiden AS Donald Trump telah menyerukan gencatan senjata segera, seruan tersebut tampaknya tidak diindahkan oleh Israel. Pemerintah Gaza menyatakan kekecewaannya atas sikap Israel yang terus melanjutkan agresi mereka, mengabaikan upaya perdamaian yang sedang diupayakan. Reaksi internasional terhadap eskalasi konflik ini beragam, dengan banyak pihak yang menyerukan agar semua pihak menahan diri dan mencari solusi damai untuk mengakhiri kekerasan.
Korban Sipil Berjatuhan: Dampak Kemanusiaan
Jumlah korban tewas akibat serangan Israel terus meningkat, dengan 72 orang dilaporkan tewas di kota Gaza dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Korban sipil yang terus berjatuhan ini semakin memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza. Masyarakat internasional semakin mendesak agar segera ada tindakan untuk melindungi warga sipil dan memberikan bantuan kemanusiaan yang mendesak bagi mereka yang membutuhkan.
Situasi di Tepi Barat: Konflik Berkepanjangan
Selain Gaza, situasi di Tepi Barat juga tetap memprihatinkan. Dalam dua tahun terakhir, lebih dari seribu warga Palestina telah tewas di wilayah tersebut, termasuk ratusan anak-anak. Ribuan lainnya mengalami luka-luka akibat konflik yang terus berlanjut. Selain itu, belasan ribu warga Palestina ditahan, banyak di antaranya tanpa dakwaan yang jelas, menunjukkan bahwa konflik ini telah menyebabkan dampak yang luas bagi masyarakat Palestina.
Upaya Perdamaian Terus Berlanjut: Tuntutan Hamas
Di tengah konflik yang berkecamuk, upaya perdamaian terus diupayakan untuk mengakhiri kekerasan dan membawa stabilitas bagi wilayah tersebut. Hamas, kelompok yang menguasai Gaza, telah menyatakan kesediaannya untuk mencapai kesepakatan berdasarkan rencana yang diajukan oleh Presiden Trump. Namun, Hamas juga mengajukan sejumlah tuntutan, termasuk diakhirinya perang, penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, dan dimulainya proses rekonstruksi komprehensif di bawah pengawasan badan teknokratis nasional Palestina. Israel, di sisi lain, menginginkan Hamas melucuti senjatanya, sesuatu yang ditolak oleh kelompok tersebut.