Israel kembali melancarkan serangan di Jalur Gaza, menyebabkan puluhan warga Palestina menjadi korban. Serangan ini terjadi di tengah perintah evakuasi paksa yang dikeluarkan Israel terhadap warga sipil di Kota Gaza. Situasi kemanusiaan semakin memburuk dengan adanya laporan bahwa rombongan pengungsi juga menjadi sasaran serangan, menciptakan kepanikan dan ketakutan di kalangan warga sipil yang berusaha menyelamatkan diri. Komunitas internasional выражает озабоченность meningkat atas eskalasi konflik dan pelanggaran hukum humaniter internasional yang terjadi di Gaza.
Meningkatnya Korban Jiwa Akibat Serangan Israel di Gaza
Serangan Israel yang intensif di Jalur Gaza telah menyebabkan setidaknya 53 warga Palestina tewas sejak Kamis dini hari. Serangan udara dan tembakan artileri безжалостно menghantam wilayah padat penduduk, menyebabkan kerusakan масштабного и разрушения инфраструктуры vital. Di antara korban tewas terdapat wanita, anak-anak, dan orang tua, yang menjadi bukti dampak buruk konflik terhadap warga sipil yang tidak bersalah. Jumlah korban jiwa terus bertambah seiring dengan upaya penyelamatan yang masih berlangsung di bawah reruntuhan bangunan yang hancur.
- Serangan udara Israel menargetkan wilayah pengungsian Shati, menewaskan banyak orang.
- Serangan juga menewaskan 13 orang yang sedang mencari bantuan di Jalur Gaza selatan.
- Seorang anak menjadi korban tembakan pesawat tak berawak Israel di daerah Ansar, sebelah barat Kota Gaza.
Perintah Evakuasi dan Ancaman Terhadap Warga Sipil di Kota Gaza
Menteri Pertahanan Israel, melalui pernyataan di media sosial, mengancam warga sipil yang masih berada di Kota Gaza dengan sebutan "teroris dan pendukung teror". Ia memberikan ultimatum kepada mereka untuk segera meninggalkan kota tersebut atau menghadapi konsekuensi dari serangan Israel yang meningkat. Perintah evakuasi paksa ini telah menimbulkan kepanikan dan kebingungan di kalangan warga sipil, banyak di antaranya tidak memiliki tempat yang aman untuk dituju. Organisasi hak asasi manusia mengecam perintah tersebut sebagai pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional dan menyerukan perlindungan bagi warga sipil.
Rombongan Pengungsi Jadi Sasaran, Kekacauan di Jalur Pantai
Laporan dari Aljazirah menyebutkan bahwa militer Israel tidak hanya memerintahkan warga untuk pergi, tetapi juga mengejar mereka di sepanjang jalur pantai selatan dengan helikopter militer, drone, dan tank. Tindakan ini menciptakan "kekacauan dan kepanikan" di antara para pengungsi yang rentan, yang berusaha mencari perlindungan dari serangan yang terus-menerus. Serangan terhadap rombongan pengungsi merupakan pelanggaran berat terhadap hukum perang dan dapat dianggap sebagai kejahatan perang.
Krisis Kemanusiaan yang Semakin Parah: Kelaparan dan Kebutuhan Mendesak
Serangan Israel dan blokade yang berkelanjutan telah memperburuk krisis kemanusiaan di Jalur Gaza. Warga sipil menghadapi kekurangan makanan, air bersih, dan pasokan medis yang parah. Lebih dari 2.600 orang tewas dan hampir 19.000 orang terluka saat berusaha mencari makanan selama kelaparan yang disebabkan oleh Israel. Kondisi ini sangat memprihatinkan dan membutuhkan respons segera dari komunitas internasional untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang memadai dan mengakhiri penderitaan warga sipil di Gaza.
- Kekurangan makanan, air bersih, dan pasokan medis yang parah.
- Lebih dari 2.600 orang tewas saat mencari makanan.
Jumlah Korban Jiwa Terus Meningkat Akibat Konflik yang Berkepanjangan
Jumlah korban jiwa akibat perang di Gaza terus meningkat, dengan total 66.225 orang tewas dan 168.938 orang terluka sejak 7 Oktober 2023. Pelanggaran gencatan senjata secara sepihak oleh Israel pada bulan Maret telah menyebabkan peningkatan dramatis dalam jumlah korban jiwa, dengan 13.357 orang tewas dan 56.897 orang terluka sejak saat itu. Konflik yang berkepanjangan ini terus merenggut nyawa warga sipil yang tidak bersalah dan menciptakan siklus kekerasan yang tak berkesudahan.