JP Morgan memprediksi harga Bitcoin (BTC) berpotensi melonjak hingga mencapai 165.000 dollar AS, setara dengan Rp 2,73 miliar dengan asumsi kurs Rp 16.603 per dollar AS. Proyeksi optimis ini didorong oleh meningkatnya daya tarik Bitcoin sebagai aset safe haven alternatif di tengah ketidakpastian ekonomi global. Permintaan terhadap emas juga menjadi salah satu faktor pendorong, dengan Bitcoin dilihat sebagai pesaing potensial emas sebagai penyimpan nilai. Selain itu, volatilitas Bitcoin yang relatif terhadap emas terus menurun, menjadikannya pilihan investasi yang lebih menarik bagi sebagian investor. Sentimen positif di pasar kripto juga berperan dalam proyeksi ini, dengan Bitcoin baru-baru ini mencatatkan rekor tertinggi pada kuartal III-2025.
Proyeksi harga fantastis ini juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar Bitcoin yang perlu meningkat signifikan agar setara dengan investasi global dalam emas batangan, koin, dan ETF emas. JP Morgan melihat bahwa, setelah disesuaikan dengan risiko relatif, Bitcoin memiliki potensi untuk menyamai atau bahkan melampaui popularitas emas sebagai aset investasi. Dengan semakin banyaknya investor yang mencari alternatif di luar aset tradisional, Bitcoin semakin menarik perhatian sebagai aset digital yang menjanjikan potensi pertumbuhan yang signifikan di masa depan.
Faktor Pendorong Kenaikan Harga Bitcoin
Beberapa faktor kunci mendorong prediksi kenaikan harga Bitcoin oleh JP Morgan. Salah satunya adalah meningkatnya permintaan terhadap Bitcoin sebagai aset lindung nilai (hedging) terhadap devaluasi mata uang fiat. Di tengah kekhawatiran tentang inflasi dan kebijakan moneter yang tidak pasti, investor semakin mencari aset alternatif yang dapat mempertahankan nilai kekayaan mereka. Bitcoin, dengan pasokan yang terbatas dan desentralisasi, menjadi pilihan menarik bagi mereka yang ingin melindungi diri dari risiko inflasi dan ketidakstabilan ekonomi.
Faktor penting lainnya adalah penurunan volatilitas Bitcoin dibandingkan dengan emas. Secara historis, Bitcoin dikenal sebagai aset yang sangat fluktuatif, yang membuat sebagian investor enggan untuk berinvestasi. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, volatilitas Bitcoin telah menurun secara signifikan, menjadikannya lebih stabil dan menarik bagi investor yang lebih konservatif. Penurunan volatilitas ini juga meningkatkan legitimasi Bitcoin sebagai aset investasi yang serius.
Analisis Perbandingan Bitcoin dan Emas
JP Morgan menyoroti perbandingan antara Bitcoin dan emas sebagai faktor penting dalam proyeksi harga Bitcoin. Emas telah lama dianggap sebagai aset safe haven tradisional, tetapi Bitcoin menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan emas. Salah satunya adalah kemudahan transfer dan penyimpanan. Bitcoin dapat ditransfer dan disimpan secara digital dengan biaya yang relatif rendah, sementara emas memerlukan infrastruktur fisik yang mahal dan kompleks untuk penyimpanan dan transportasi.
Selain itu, Bitcoin memiliki pasokan yang terbatas, yaitu 21 juta koin. Hal ini berbeda dengan emas, yang pasokannya dapat meningkat seiring dengan penemuan sumber daya baru. Keterbatasan pasokan Bitcoin membuatnya lebih tahan terhadap inflasi dan devaluasi mata uang. Analisis JP Morgan menekankan bahwa kapitalisasi pasar Bitcoin perlu naik signifikan agar sesuai dengan investasi global dalam emas batangan, koin, dan ETF emas.
Performa Bitcoin di Kuartal III-2025
Bitcoin baru-baru ini mengakhiri kuartal III-2025 dengan mencatatkan rekor tertinggi, yang semakin meningkatkan keyakinan di kalangan investor bahwa harga Bitcoin akan terus meningkat hingga kuartal terakhir tahun ini. Harga Bitcoin pada bulan September 2025 ditutup sekitar 5 persen lebih tinggi di angka 114.000 dollar AS, bertentangan dengan ekspektasi pelemahan musiman. Kinerja positif ini semakin memperkuat argumen bahwa Bitcoin semakin diterima sebagai aset investasi yang matang dan stabil.
Data historis menunjukkan bahwa kinerja Bitcoin di bulan September seringkali menjadi indikator kinerja di kuartal IV. Pada tahun-tahun seperti 2015, 2016, 2023, dan 2024, penutupan September yang positif diikuti oleh reli kuartal IV yang rata-rata lebih dari 50 persen. Hal ini memberikan harapan bagi investor bahwa Bitcoin akan terus mencatatkan kinerja yang kuat di sisa tahun 2025.
Pergeseran Tren Investasi ke Aset Lindung Nilai
Investor saat ini juga sedang berada di dalam pergeseran tren ke arah aset yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap devaluasi uang flat. Strategi ini telah mendorong aliran dana ke Bitcoin hingga ETF emas setahun belakangan. Ketidakpastian ekonomi global dan kekhawatiran tentang inflasi telah mendorong investor untuk mencari aset alternatif yang dapat melindungi nilai kekayaan mereka. Bitcoin, dengan karakteristiknya sebagai aset digital yang terdesentralisasi dan pasokan yang terbatas, menjadi pilihan yang menarik bagi banyak investor.
Selain Bitcoin, ETF emas juga mengalami peningkatan permintaan sebagai aset lindung nilai. Hal ini menunjukkan bahwa investor semakin mencari diversifikasi dalam portofolio mereka dan mengurangi ketergantungan pada aset tradisional seperti saham dan obligasi. Pergeseran tren ini dapat terus berlanjut di masa depan, seiring dengan meningkatnya kesadaran tentang risiko inflasi dan ketidakstabilan ekonomi.