Deden Yudi (42) dan putranya, Zaizafan Dhiya (19), ditemukan selamat setelah dua hari tersesat di Gunung Bukittunggul, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pengalaman mendaki yang seharusnya menjadi kegiatan rekreasi singkat berubah menjadi ujian ketahanan hidup yang tak terduga. Deden, yang baru pertama kali mendaki gunung tersebut melalui basecamp Lembah Tengkorak, awalnya hanya berniat melakukan pendakian tanpa bermalam. Namun, kesalahan jalur saat turun dari puncak gunung membawa mereka ke situasi yang sangat berbahaya.
Tanpa persiapan yang memadai dan perbekalan yang terbatas, Deden dan putranya harus berjuang untuk bertahan hidup di tengah hutan. Terinspirasi oleh pengetahuan yang diperoleh dari video-video di YouTube tentang teknik bertahan hidup, Deden berusaha mencari sumber air dan melindungi diri dari hawa dingin malam. Usaha mereka akhirnya membuahkan hasil ketika tim SAR gabungan berhasil menemukan mereka di lembahan Gunung Pasanggrahan dalam kondisi sehat. Kisah Deden dan Zaizafan menjadi pengingat pentingnya persiapan matang dan pengetahuan dasar tentang bertahan hidup sebelum melakukan kegiatan pendakian.
Awal Mula Pendakian dan Kesalahan Jalur di Gunung Bukittunggul
Deden memulai pendakian bersama anaknya pada Rabu pagi, dengan tujuan mencapai puncak Gunung Bukittunggul dan kembali ke basecamp Lembah Tengkorak pada hari yang sama. Mereka berhasil mencapai puncak menjelang sore, namun masalah muncul saat mereka mulai menuruni gunung. Deden menyadari bahwa jalur yang mereka lalui berbeda dengan jalur pendakian awal. Kebingungan dan hari yang semakin gelap membuat mereka tersesat di tengah hutan. Kesalahan jalur ini menjadi awal dari perjuangan mereka untuk bertahan hidup di alam bebas. Kondisi jalur yang kurang jelas dan minimnya pengalaman pendakian menjadi faktor utama penyebab tersesatnya Deden dan anaknya.
Perjuangan Bertahan Hidup dengan Inspirasi dari YouTube
Menyadari bahwa mereka tersesat dan tanpa persiapan yang memadai, Deden berusaha untuk tetap tenang dan mencari cara untuk bertahan hidup. Ia teringat pada berbagai video di YouTube yang pernah ditontonnya tentang teknik bertahan hidup di alam bebas. Hal pertama yang dilakukannya adalah mencari sumber air untuk menghindari dehidrasi. Deden juga berusaha melindungi diri dan anaknya dari hawa dingin malam dengan memanfaatkan apa pun yang ada di sekitarnya. Meskipun tanpa tenda dan perbekalan yang cukup, Deden berhasil melewati malam pertama tanpa gangguan yang berarti, berkat pengetahuan yang diperolehnya dari YouTube. Pengalaman ini menunjukkan betapa pentingnya memiliki pengetahuan dasar tentang survival, terutama saat beraktivitas di alam terbuka.
Penemuan oleh Tim SAR dan Kondisi Kesehatan
Setelah dua hari tersesat, Deden dan Zaizafan akhirnya ditemukan oleh tim SAR gabungan di lembahan Gunung Pasanggrahan. Kondisi mereka berdua secara umum sehat, tanpa luka atau cedera yang serius. Tim SAR segera membawa mereka ke pusat kesehatan masyarakat terdekat untuk pemeriksaan medis lebih lanjut. Sigit Harianto, Koordinator Pencarian Basarnas Bandung, menjelaskan bahwa Deden dan anaknya tersesat saat turun dari puncak Gunung Bukittunggul, tepatnya di pos 4. Mereka salah belok ke kiri, padahal seharusnya mengikuti jalan lurus yang cukup besar dan jelas. Penemuan Deden dan Zaizafan menjadi kabar gembira bagi keluarga dan tim SAR yang telah bekerja keras mencari mereka.