Perang dagang antara Amerika Serikat dan China kembali memanas setelah mantan Presiden AS, Donald Trump, mengancam akan mengenakan tarif tambahan sebesar 100 persen terhadap produk-produk asal Negeri Tirai Bambu. Ancaman ini muncul sebagai respons terhadap kebijakan baru China terkait kontrol ekspor logam tanah jarang. Situasi ini tentu menimbulkan kekhawatiran global tentang dampak ekonomi yang lebih luas, mengingat kedua negara merupakan kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Pemerintah China pun menyatakan kesiapannya untuk menghadapi segala kemungkinan, termasuk "berjuang sampai akhir" jika diperlukan. Ketegangan ini menjadi sorotan utama menjelang pertemuan potensial antara Presiden China, Xi Jinping, dan para pemimpin dunia di Korea Selatan.
Respon Tegas China Terhadap Ancaman Tarif
Pemerintah China, melalui juru bicara Kementerian Perdagangan yang tidak disebutkan namanya, menegaskan sikapnya yang konsisten terkait perang tarif dan perang dagang. China menyatakan siap untuk berjuang sampai akhir jika AS memilih untuk terus meningkatkan tekanan melalui tarif. Namun, pintu negosiasi tetap terbuka jika AS menunjukkan kesediaan untuk mencari solusi yang saling menguntungkan. Sikap ini mencerminkan tekad China untuk melindungi kepentingan nasionalnya sambil tetap membuka ruang dialog.
Latar Belakang: Kontrol Ekspor Logam Tanah Jarang
Ancaman tarif dari Trump dipicu oleh pengumuman China mengenai penerapan kontrol ekspor baru yang menyeluruh di bidang logam tanah jarang. Logam tanah jarang merupakan material strategis yang penting untuk berbagai industri, termasuk elektronik, energi terbarukan, dan pertahanan. China saat ini mendominasi produksi dan pengolahan logam tanah jarang, sehingga kebijakan kontrol ekspornya memiliki dampak signifikan terhadap rantai pasokan global. Langkah ini dipandang sebagai respons China terhadap pembatasan teknologi yang diberlakukan oleh AS.
Dampak Pengumuman Trump Terhadap Pasar Global
Pengumuman Trump mengenai potensi tarif 100 persen mengguncang pasar keuangan global. Investor khawatir bahwa eskalasi perang dagang akan menghambat pertumbuhan ekonomi global dan mengganggu rantai pasokan. Ketidakpastian ini juga memicu pertanyaan tentang kemungkinan pertemuan antara Trump dan Xi Jinping yang dijadwalkan di Korea Selatan. Pasar akan terus memantau perkembangan situasi untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut.
Kontrol Ekspor Perangkat Lunak Penting oleh AS
Selain ancaman tarif, Trump juga menyatakan bahwa AS akan memberlakukan kontrol ekspor untuk semua perangkat lunak penting mulai 1 November. Langkah ini semakin memperluas cakupan pembatasan perdagangan antara kedua negara. Kontrol ekspor perangkat lunak dapat berdampak pada berbagai sektor, termasuk teknologi, manufaktur, dan keuangan. Dampak jangka panjang dari kebijakan ini masih belum jelas, tetapi diperkirakan akan meningkatkan ketegangan antara AS dan China.
Pembelaan China Terhadap Kebijakan Logam Tanah Jarang
Juru bicara Kementerian Perdagangan China membela kebijakan kontrol ekspor logam tanah jarang, dengan menyatakan bahwa langkah tersebut merupakan tindakan yang sah untuk meningkatkan sistem pengendalian ekspor sesuai dengan hukum dan regulasi. China menekankan bahwa sebagai negara adidaya yang bertanggung jawab, pihaknya menjaga keamanan nasionalnya sendiri dan keamanan kolektif internasional. Pemerintah China ingin menegaskan kembali bahwa langkah-langkah pengendalian ekspor terkait logam tanah jarang dan barang-barang terkait merupakan tindakan yang sah.