Sebuah studi terbaru mengindikasikan adanya kandidat planet baru di sistem Tata Surya kita. Planet ini, yang dinamakan Planet Y, belum terlihat secara langsung. Keberadaannya disimpulkan dari orbit aneh beberapa objek jauh di Sabuk Kuiper. Sabuk Kuiper adalah wilayah luas yang berisi benda-benda es di luar orbit Neptunus. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang memengaruhi orbit objek-objek di sana, menyebabkan kemiringan yang tidak biasa. Peneliti utama studi ini, Amir Siraj, berpendapat bahwa penjelasan yang paling mungkin adalah adanya planet yang belum terdeteksi.
Planet Y diperkirakan lebih kecil dari Bumi, tetapi lebih besar dari Merkurius. Jika keberadaannya terkonfirmasi, ini akan menjadi penemuan besar dalam astronomi. Penemuan ini juga akan membantu kita memahami lebih baik tentang pembentukan dan evolusi sistem Tata Surya. Para ilmuwan bersemangat untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan mengamati Sabuk Kuiper dengan teleskop yang lebih canggih. Dengan teknologi yang semakin maju, diharapkan Planet Y dapat segera ditemukan dan dipelajari secara detail. Penemuan ini tentunya akan membuka babak baru dalam eksplorasi luar angkasa dan pemahaman kita tentang alam semesta.
Petunjuk Keberadaan Calon Planet Baru: Analisis Orbit di Sabuk Kuiper
Para astronom telah lama menduga adanya planet lain di tepi Tata Surya kita. Dugaan ini muncul dari pengamatan orbit beberapa objek di Sabuk Kuiper yang menunjukkan adanya anomali. Objek-objek ini, yang disebut sebagai Objek Trans-Neptunus (TNO), memiliki orbit yang sangat miring dan elips. Kemiringan dan bentuk orbit ini sulit dijelaskan hanya dengan pengaruh gravitasi planet-planet yang sudah dikenal. Oleh karena itu, para ilmuwan berhipotesis bahwa ada planet lain, yang belum terdeteksi, yang memengaruhi orbit TNO tersebut.
Analisis mendalam terhadap orbit TNO ini telah menghasilkan petunjuk kuat tentang keberadaan Planet Y. Simulasi komputer menunjukkan bahwa sebuah planet dengan massa tertentu dan orbit tertentu dapat menjelaskan kemiringan dan bentuk orbit TNO yang teramati. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa ini hanyalah petunjuk awal. Diperlukan lebih banyak bukti dan pengamatan langsung untuk mengkonfirmasi keberadaan Planet Y.
Planet Y: Ukuran dan Lokasi yang Mungkin
Jika Planet Y benar-benar ada, perkiraan ukuran dan lokasinya menjadi pertanyaan penting. Berdasarkan analisis orbit TNO, para ilmuwan memperkirakan bahwa Planet Y kemungkinan lebih kecil dari Bumi, tetapi lebih besar dari Merkurius. Massa planet ini diperkirakan beberapa kali massa Bumi. Mengenai lokasinya, Planet Y diperkirakan berada jauh di Sabuk Kuiper, mungkin ratusan kali lebih jauh dari Matahari daripada Bumi.
Lokasi yang sangat jauh ini membuat pendeteksian Planet Y menjadi sangat sulit. Cahaya Matahari yang mencapai planet ini sangat redup, dan planet itu sendiri memantulkan sedikit cahaya. Selain itu, Sabuk Kuiper adalah wilayah yang sangat luas, sehingga pencarian planet di sana seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Namun demikian, dengan teleskop yang lebih canggih dan teknik pengamatan yang inovatif, para ilmuwan berharap dapat segera menemukan Planet Y.
Vera C. Rubin Observatory: Harapan Baru dalam Pencarian Planet Misterius
Harapan baru muncul dalam pencarian Planet Y dengan hadirnya Vera C. Rubin Observatory. Observatorium ini, yang terletak di Chili, dilengkapi dengan teleskop canggih yang mampu memindai seluruh langit malam secara sistematis selama 10 tahun. Survei ini, yang dikenal sebagai Legacy Survey of Space and Time (LSST), akan menghasilkan data yang sangat banyak tentang posisi, kecerahan, dan pergerakan jutaan objek di langit.
Data dari LSST akan sangat berharga dalam pencarian Planet Y. Teleskop Rubin Observatory memiliki sensitivitas yang cukup tinggi untuk mendeteksi objek yang redup dan jauh di Sabuk Kuiper. Selain itu, survei sistematis yang dilakukan oleh observatorium ini akan memastikan bahwa seluruh wilayah Sabuk Kuiper dipantau secara menyeluruh. Amir Siraj meyakini bahwa dalam dua hingga tiga tahun pertama pengoperasiannya, Vera C. Rubin Observatory dapat menemukan Planet Y jika planet tersebut berada dalam bidang pandang teleskop.
Sejarah Pencarian Planet Kesembilan: Dari Planet X hingga Pluto
Pencarian Planet Y adalah bagian dari sejarah panjang pencarian planet kesembilan di Tata Surya. Pada abad ke-19, para astronom mengamati adanya anomali dalam orbit Uranus dan Neptunus. Anomali ini mendorong mereka untuk berhipotesis bahwa ada planet lain, yang belum terdeteksi, yang memengaruhi orbit kedua planet tersebut. Planet hipotetis ini dikenal sebagai Planet X.
Pada tahun 1930, Clyde Tombaugh menemukan Pluto. Pluto awalnya dianggap sebagai Planet X dan diumumkan sebagai planet kesembilan. Namun, seiring berjalannya waktu, para astronom menyadari bahwa Pluto terlalu kecil untuk menjelaskan anomali dalam orbit Uranus dan Neptunus. Selain itu, penemuan objek-objek lain di Sabuk Kuiper, termasuk Eris yang sedikit lebih besar dari Pluto, menyebabkan Pluto diturunkan statusnya menjadi planet kerdil pada tahun 2006. Pencarian planet kesembilan pun berlanjut, dan kini harapan baru tertuju pada Planet Y.