Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil langkah tegas dengan menghentikan sementara perdagangan enam saham di Pasar Reguler dan Pasar Tunai pada hari Selasa, 7 Oktober 2025. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari upaya perlindungan investor, menyusul pergerakan harga yang signifikan pada saham-saham tersebut. Suspensi ini diharapkan dapat memberikan waktu bagi pasar untuk melakukan penyesuaian dan mencegah potensi gejolak yang lebih besar. Langkah ini juga merupakan bagian dari mekanisme pengawasan BEI untuk memastikan perdagangan yang teratur, wajar, dan efisien. Investor dihimbau untuk selalu berhati-hati dan melakukan analisis mendalam sebelum mengambil keputusan investasi, serta memperhatikan pengumuman resmi dari otoritas bursa.
Daftar Saham yang Dikenakan Suspensi Perdagangan
Enam emiten yang terkena suspensi perdagangan oleh BEI adalah:
- PT Danasupra Erapacific Tbk (DEFI)
- PT Era Graharealty Tbk (IPAC)
- PT Indonesia Pondasi Raya Tbk (IDPR)
- PT Samator Indo Gas Tbk (AGII)
- PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk (RMKO)
- PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA)
Suspensi ini berlaku mulai sesi I perdagangan tanggal 7 Oktober 2025, hingga pemberitahuan lebih lanjut dari pihak Bursa Efek Indonesia. Investor diharapkan untuk memantau perkembangan informasi terkini terkait status perdagangan saham-saham tersebut. Langkah ini diambil sebagai tindakan preventif untuk menjaga stabilitas pasar modal dan melindungi kepentingan investor dari potensi risiko yang mungkin timbul akibat volatilitas harga saham.
Alasan di Balik Penghentian Sementara Saham
Keputusan BEI untuk menghentikan sementara perdagangan keenam saham tersebut didasari oleh pergerakan harga yang ekstrem, dimana saham-saham tersebut mengalami auto reject atas (ARA) dan auto reject bawah (ARB) secara beruntun. Kondisi ini memicu kekhawatiran akan potensi spekulasi dan manipulasi pasar yang dapat merugikan investor.
Sebagai informasi, ARA adalah batasan maksimum kenaikan harga saham dalam satu hari perdagangan, sementara ARB adalah batasan maksimum penurunan harga saham dalam satu hari perdagangan. Ketika suatu saham mencapai ARA atau ARB secara beruntun, hal ini dapat mengindikasikan adanya aktivitas perdagangan yang tidak wajar dan memerlukan intervensi dari pihak regulator. Penghentian sementara perdagangan atau cooling down merupakan mekanisme yang umum digunakan oleh bursa efek untuk menenangkan pasar dan memberikan kesempatan bagi investor untuk mengevaluasi kembali posisi investasi mereka.
Tujuan Cooling Down untuk Perlindungan Investor
Tujuan utama dari cooling down ini adalah untuk memberikan perlindungan kepada para investor. Dengan menghentikan sementara perdagangan, BEI berharap dapat meredakan volatilitas pasar dan mencegah investor melakukan keputusan investasi yang terburu-buru berdasarkan emosi atau spekulasi.
Selain itu, cooling down juga memberikan waktu bagi BEI untuk melakukan investigasi lebih lanjut terhadap aktivitas perdagangan saham-saham tersebut. Jika ditemukan adanya indikasi pelanggaran atau manipulasi pasar, BEI dapat mengambil tindakan tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dengan demikian, cooling down merupakan langkah penting dalam menjaga integritas pasar modal dan memastikan bahwa perdagangan berlangsung secara adil dan transparan.
Kasus Saham IPAC dan Suspensi Berulang
Saham IPAC (PT Era Graharealty Tbk) menjadi sorotan khusus karena mengalami suspensi kembali setelah mencatatkan auto reject atas (ARA) secara beruntun sejak tanggal 23 September 2025, atau hampir dua pekan berturut-turut. Pada hari Senin, 6 Oktober 2025, saham IPAC menguat 10 persen dan mencapai harga Rp330 di papan akselerasi.
Pergerakan harga yang signifikan dan berkelanjutan ini memicu kekhawatiran akan potensi bubble atau gelembung harga, dimana harga saham tidak lagi mencerminkan nilai fundamental perusahaan. Oleh karena itu, BEI mengambil langkah preventif dengan melakukan suspensi kembali terhadap saham IPAC untuk melindungi investor dari potensi kerugian yang lebih besar. Suspensi berulang ini menunjukkan bahwa BEI sangat berhati-hati dalam mengawasi pergerakan saham-saham yang memiliki volatilitas tinggi.