Ancaman bom yang menyasar dua sekolah internasional di Tangerang Selatan pada Selasa, 7 Oktober 2025, sempat membuat panik para orang tua dan pihak sekolah. Pihak kepolisian bergerak cepat setelah menerima laporan adanya ancaman tersebut melalui pesan elektronik yang dikirimkan ke manajemen sekolah. Tim Gegana dari Brimob Polda Metro Jaya segera diterjunkan ke lokasi untuk melakukan penyisiran dan sterilisasi di kedua sekolah, yaitu Jakarta Nanyang School di Pagedangan, Kabupaten Tangerang, dan Mentari Intercultural School di Bintaro, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan. Langkah ini diambil sebagai respons cepat untuk memastikan keamanan dan keselamatan seluruh siswa, guru, dan staf sekolah. Kehadiran tim Gegana dengan sejumlah mobil taktis sempat menjadi perhatian warga sekitar, namun pihak kepolisian terus memberikan informasi kepada masyarakat untuk menghindari kepanikan yang berlebihan. Proses penyisiran dilakukan secara menyeluruh, meliputi seluruh area sekolah, mulai dari ruang kelas, laboratorium, hingga area terbuka seperti lapangan dan taman. Polisi juga melakukan pemeriksaan terhadap barang-barang yang mencurigakan untuk memastikan tidak ada bahan peledak yang disembunyikan. Lalu, bagaimana hasil dari penyisiran tersebut dan langkah-langkah selanjutnya yang diambil oleh pihak kepolisian?
Hasil Investigasi Ancaman Bom di Sekolah Internasional
Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Victor Ingkiriwang, memberikan keterangan resmi terkait hasil investigasi ancaman bom di dua sekolah internasional tersebut. Setelah melakukan penyisiran dan sterilisasi secara menyeluruh di kedua lokasi, tim Gegana tidak menemukan adanya bahan peledak maupun benda-benda mencurigakan yang dapat membahayakan keselamatan. "Hasilnya tidak ditemukan bahan peledak atau bom di dua lokasi tersebut," ujar Victor kepada wartawan di lokasi kejadian. Meskipun demikian, pihak kepolisian tetap melakukan pengamanan ketat di sekitar area sekolah untuk memastikan situasi tetap aman dan kondusif. Kehadiran polisi diharapkan dapat memberikan rasa aman kepada para siswa, guru, dan orang tua. Investigasi lebih lanjut terus dilakukan untuk mengungkap pelaku yang bertanggung jawab atas penyebaran ancaman bom tersebut. Polisi juga berkoordinasi dengan pihak terkait untuk meningkatkan sistem keamanan sekolah dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Kronologi Ancaman Bom dan Respons Cepat Aparat
Ancaman bom di dua sekolah internasional itu diketahui dikirimkan melalui aplikasi WhatsApp dan surat elektronik (email) yang diterima oleh pihak manajemen sekolah. Setelah menerima ancaman tersebut, pihak sekolah segera melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian. Respons cepat dari aparat kepolisian patut diapresiasi. Begitu mendapatkan informasi adanya ancaman bom, Polres Tangerang Selatan langsung melakukan pengamanan di lokasi dan berkoordinasi dengan tim penjinak bom dari Brimob Polda Metro Jaya. Enam mobil tim Gegana dari Polda Metro Jaya bahkan sempat terpantau berada di area Mentari Intercultural School, Bintaro, sebagai bagian dari upaya penanganan ancaman tersebut. Langkah-langkah koordinasi yang baik antara pihak sekolah dan kepolisian menjadi kunci dalam penanganan situasi darurat seperti ini. Hal ini menunjukkan pentingnya komunikasi dan kerjasama yang efektif antara berbagai pihak dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Upaya Pengamanan Pasca-Ancaman Bom
Meski hasil penyisiran menunjukkan tidak adanya bahan peledak, pihak kepolisian tetap melakukan upaya pengamanan di sekitar dua sekolah internasional tersebut. Pengamanan ini dilakukan untuk memastikan situasi tetap aman dan kondusif, serta memberikan rasa tenang kepada para siswa, guru, dan orang tua. Polisi juga meningkatkan patroli di sekitar area sekolah dan melakukan pemeriksaan terhadap orang-orang yang mencurigakan. Selain itu, pihak kepolisian juga memberikan imbauan kepada pihak sekolah untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperketat sistem keamanan. Beberapa langkah yang disarankan antara lain pemasangan CCTV, peningkatan penjagaan di pintu masuk, dan pelatihan keamanan bagi para staf sekolah. Upaya pengamanan ini dilakukan secara berkelanjutan untuk mencegah terjadinya aksi teror atau tindak kriminal lainnya di lingkungan sekolah.