Banjir lahar dingin Gunung Semeru kembali menerjang, meluas hingga mencapai 13 kilometer dari puncak. Dampaknya sangat signifikan, terutama karena aliran lahar dingin ini telah mencapai wilayah Gladak Perak. Intensitas hujan yang tinggi di sekitar kawasan Gunung Semeru menjadi penyebab utama meluapnya lahar dingin. Kondisi ini tentu menimbulkan kekhawatiran bagi warga yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai (DAS), mengingat potensi bahaya yang ditimbulkan oleh lahar dingin dan awan panas yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
Perkembangan situasi terkini menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Semeru masih tinggi. Status gunung saat ini berada pada level IV atau Awas. Pihak berwenang terus mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk meningkatkan kewaspadaan dan menjauhi daerah aliran sungai. Banjir lahar dingin ini juga mengakibatkan isolasi pada beberapa wilayah, menghambat aksesibilitas dan mobilitas warga.
Meluasnya Dampak Banjir Lahar Dingin Semeru
Banjir lahar dingin yang melanda Gunung Semeru berdampak signifikan terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Material vulkanik yang terbawa arus lahar dingin merusak infrastruktur seperti jembatan dan jalan, serta lahan pertanian. Gladak Perak, yang berjarak 13 kilometer dari puncak Semeru, menjadi salah satu wilayah yang terdampak parah. Aliran lahar dingin yang deras menyebabkan kerusakan pada bangunan dan fasilitas umum di sekitar Gladak Perak. Kondisi ini mengganggu aktivitas sehari-hari warga dan menghambat perekonomian lokal.
Selain kerusakan fisik, banjir lahar dingin juga meningkatkan risiko kesehatan bagi masyarakat. Debu vulkanik yang terbawa angin dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan iritasi pada mata dan kulit. Air bersih juga menjadi langka karena sumber air tercemar oleh material vulkanik. Upaya penanggulangan bencana difokuskan pada penyediaan air bersih, makanan, dan tempat tinggal sementara bagi para pengungsi.
Penyebab Utama Banjir Lahar: Hujan Deras di Sekitar Semeru
Faktor utama penyebab banjir lahar dingin Semeru adalah curah hujan tinggi di sekitar kawasan gunung. Hujan deras memicu erosi pada lereng gunung dan membawa material vulkanik seperti abu, pasir, dan bebatuan ke sungai. Material ini kemudian bercampur dengan air hujan dan membentuk aliran lahar dingin yang sangat kuat. Kepala Tim Mitigasi Gunung Api Badan Geologi, Heruningtyas, menjelaskan bahwa hujan dengan intensitas tinggi-sedang terjadi di sekitar kawasan Semeru, menyebabkan aliran lahar dingin meluas hingga ke Gladak Perak.
Menurut laporan pengamatan gunung api, visual Gunung Semeru saat ini tertutup awan karena hujan deras. Kondisi ini mempersulit pemantauan aktivitas vulkanik secara visual. Badan Geologi terus memantau perkembangan situasi melalui peralatan seismograf. Getaran gelombang seismograf menunjukkan amplitudo maksimal (Amax) mencapai 35 mm, angka yang menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang perlu diwaspadai.
Imbauan Kewaspadaan dan Rekomendasi dari Badan Geologi
Mengingat status Gunung Semeru yang masih berada pada level Awas (Level IV), Badan Geologi Kementerian ESDM mengeluarkan sejumlah rekomendasi penting bagi warga dan wisatawan. Masyarakat diimbau untuk tidak beraktivitas di daerah aliran sungai (DAS) dan sekitarnya, terutama saat terjadi hujan deras. Potensi banjir lahar dingin dan awan panas sangat tinggi, sehingga kewaspadaan harus ditingkatkan. Wisatawan juga diimbau untuk tidak mendekati kawasan Gunung Semeru demi keselamatan.
Badan Geologi terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait untuk memberikan informasi terbaru dan melakukan tindakan penanggulangan bencana yang diperlukan. Evakuasi warga yang tinggal di daerah rawan bencana menjadi prioritas utama. Pemerintah daerah juga menyiapkan tempat pengungsian dan logistik untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi. Upaya mitigasi bencana terus dilakukan untuk mengurangi risiko dan dampak banjir lahar dingin Semeru.
