Vietnam tengah dilanda banjir dahsyat pada akhir Oktober 2025, yang disebabkan oleh hujan deras yang tak henti-hentinya. Bencana ini mengakibatkan kerugian besar dan memakan banyak korban jiwa. Hingga saat ini, puluhan orang dilaporkan meninggal dunia dan belasan lainnya masih hilang, sementara tim penyelamat terus berupaya mencari korban di tengah kondisi medan yang sulit. Banjir ini menjadi yang terparah dalam beberapa tahun terakhir, memperburuk situasi di wilayah yang memang rentan terhadap bencana alam.
Hujan lebat yang melanda Vietnam bagian selatan dan tengah tidak hanya menyebabkan banjir bandang tetapi juga melumpuhkan aktivitas sehari-hari dan merusak infrastruktur penting. Beberapa destinasi wisata populer, seperti Nha Trang, turut merasakan dampak buruknya. Kota pesisir yang biasanya ramai dikunjungi wisatawan ini sebagian besar terendam air selama beberapa hari, sehingga mengganggu sektor pariwisata yang menjadi tulang punggung ekonomi daerah. Selain itu, longsor yang terjadi di dataran tinggi sekitar Da Lat, kota wisata pegunungan, juga menambah daftar panjang dampak buruk dari bencana ini.
Dampak Banjir Terhadap Korban Jiwa dan Kerugian Material
Banjir bandang dan longsor yang melanda Vietnam telah menyebabkan dampak yang signifikan terhadap korban jiwa dan kerugian material. Data resmi dari pemerintah menunjukkan bahwa sedikitnya 55 orang tewas di enam provinsi yang berbeda sejak Minggu akibat bencana ini. Tim penyelamat terus berupaya mencari 13 orang lainnya yang masih dinyatakan hilang. Provinsi Dak Lak menjadi wilayah yang paling parah terdampak, dengan jumlah korban jiwa mencapai lebih dari dua lusin orang.
Kerugian material akibat banjir juga sangat besar. Catatan resmi statistik nasional menunjukkan bahwa sepanjang Januari hingga Oktober, bencana alam telah menyebabkan kerugian material mencapai lebih dari 2 miliar dolar AS. Kerusakan infrastruktur, seperti jalan raya dan jaringan listrik, juga menambah beban ekonomi bagi negara. Upaya pemulihan pasca-bencana akan membutuhkan sumber daya yang signifikan dan waktu yang lama.
Upaya Penyelamatan dan Evakuasi Warga Terdampak
Tim penyelamat terus berupaya melakukan evakuasi dan memberikan bantuan kepada warga yang terdampak banjir di Vietnam. Air bah yang perlahan surut di beberapa wilayah membuka akses bagi tim penyelamat untuk mengevakuasi warga yang terjebak. Laporan media pemerintah menyebutkan bahwa petugas masih mengevakuasi orang-orang dari pucuk pohon dan atap rumah ketika air mulai surut.
Kondisi infrastruktur yang masih kacau menjadi tantangan tersendiri dalam upaya penyelamatan. Sejumlah jalan raya utama tidak bisa dilalui, sehingga menghambat pergerakan tim penyelamat dan pengiriman bantuan. Selain itu, sekitar 300.000 orang masih mengalami pemadaman listrik akibat gangguan besar yang pada awalnya memutus aliran listrik bagi lebih dari satu juta pelanggan. Pemerintah terus berupaya memulihkan jaringan listrik dan memperbaiki infrastruktur yang rusak agar bantuan dapat segera tersalurkan kepada warga yang membutuhkan.
Kerusakan Infrastruktur dan Gangguan Listrik
Banjir bandang di Vietnam menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur dan gangguan listrik yang meluas. Sejumlah jalan raya utama tidak dapat dilalui akibat banjir dan longsor, sehingga menghambat mobilitas dan aktivitas ekonomi. Kerusakan jalan juga mempersulit pengiriman bantuan dan evakuasi warga yang terdampak. Pemerintah berupaya memperbaiki jalan dan jembatan yang rusak agar akses ke wilayah-wilayah terpencil dapat dipulihkan.
Gangguan listrik juga menjadi masalah serius bagi ratusan ribu warga Vietnam. Pemadaman listrik massal terjadi akibat banjir yang merusak jaringan listrik. Kementerian terkait terus berupaya memulihkan aliran listrik secepat mungkin, namun perbaikan memakan waktu karena luasnya kerusakan. Pemadaman listrik mengganggu aktivitas sehari-hari, operasional bisnis, dan layanan publik.
Peran Perubahan Iklim dalam Bencana Banjir
Para ilmuwan memperingatkan bahwa perubahan iklim akibat aktivitas manusia telah meningkatkan frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem, termasuk banjir. Vietnam, sebagai negara Asia Tenggara yang rawan hujan monson, terbiasa menghadapi curah hujan tinggi antara Juni dan September. Namun, perubahan iklim membuat curah hujan menjadi lebih ekstrem dan tidak terprediksi, sehingga meningkatkan risiko banjir dan bencana alam lainnya.
Kenaikan suhu global menyebabkan peningkatan penguapan air, yang pada gilirannya meningkatkan intensitas curah hujan. Selain itu, perubahan pola cuaca juga menyebabkan peningkatan frekuensi badai dan siklon tropis, yang dapat memicu banjir bandang dan longsor. Upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim sangat penting untuk mengurangi risiko bencana alam dan melindungi masyarakat yang rentan.
Upaya Mitigasi dan Adaptasi Terhadap Bencana Alam
Menghadapi ancaman bencana alam yang semakin meningkat, Vietnam perlu meningkatkan upaya mitigasi dan adaptasi. Mitigasi mencakup upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dan memperlambat laju perubahan iklim. Adaptasi mencakup upaya menyesuaikan diri dengan dampak perubahan iklim yang sudah terjadi, seperti membangun infrastruktur yang tahan banjir, mengembangkan sistem peringatan dini yang efektif, dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko bencana.
Selain itu, pemerintah perlu memperkuat kerjasama dengan negara-negara lain dan organisasi internasional dalam hal berbagi informasi, teknologi, dan sumber daya untuk penanggulangan bencana. Investasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi mitigasi dan adaptasi juga sangat penting untuk meningkatkan ketahanan terhadap bencana alam di masa depan.
