Pembangunan kembali Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, yang bangunannya ambruk, menuai perdebatan. Menko Pemberdayaan Masyarakat (PM) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin berpendapat bahwa renovasi ini layak didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Cak Imin menanggapi kritik terhadap rencana tersebut dengan mempertanyakan solusi alternatif yang dapat diberikan oleh pihak-pihak yang memprotes. Menurutnya, nasib 1.900 santri yang belajar di ponpes tersebut harus menjadi prioritas utama. Ia merasa heran mengapa upaya pemerintah untuk melindungi dan menyediakan fasilitas belajar bagi para santri justru dikritik.
Tragedi ambruknya bangunan di Ponpes Al Khoziny telah menelan korban jiwa sebanyak 67 orang. Pemerintah melalui Menteri PU Dody Hanggodo menyatakan bahwa perbaikan akan dilakukan dengan menggunakan dana APBN. Namun, rencana ini kemudian memicu berbagai reaksi dari anggota DPR dan tokoh masyarakat. Beberapa pihak mendesak agar penggunaan APBN dikaji ulang, dengan alasan perlunya kejelasan mekanisme dan keadilan dalam penggunaan anggaran negara.
Cak Imin Membela Penggunaan APBN untuk Al Khoziny
Cak Imin menegaskan bahwa Ponpes Al Khoziny layak mendapatkan bantuan dari APBN. Ia menekankan pentingnya memastikan kelancaran proses belajar bagi 1.900 santri yang ada di sana. Menurutnya, membiarkan para santri belajar dalam kondisi yang tidak layak bukanlah pilihan yang dapat diterima. Ia menantang pihak-pihak yang mengkritik penggunaan APBN untuk memberikan solusi alternatif yang konkret. Cak Imin juga meminta semua pihak untuk membuka mata terhadap nasib para santri yang sedang menuntut ilmu. Ia merasa aneh jika upaya pemerintah untuk melindungi anak-anak yang sedang belajar justru mendapat kritikan. Cak Imin juga menambahkan bahwa jika pemerintah tidak bertindak, maka akan timbul kemarahan dari masyarakat.
Cak Imin juga menyoroti pentingnya kesadaran bersama dalam membantu anak-anak bangsa yang sedang belajar. Ia mengingatkan bahwa para santri tersebut adalah generasi penerus bangsa yang perlu mendapatkan dukungan dan fasilitas yang memadai. Dengan membantu mereka, pemerintah tidak hanya memberikan tempat belajar yang layak, tetapi juga investasi jangka panjang bagi kemajuan bangsa.
Protes Penggunaan APBN Mencuat
Rencana penggunaan APBN untuk memperbaiki Ponpes Al Khoziny menuai berbagai protes dari anggota DPR. Anggota Komisi VIII DPR Fraksi Golkar, Atalia Praratya, mendesak pemerintah untuk mengkaji ulang penggunaan dana APBN tersebut. Ia berpendapat bahwa mekanisme penggunaan APBN harus jelas dan adil, serta tidak menimbulkan kecemburuan sosial. Atalia juga menekankan pentingnya menyelidiki unsur pidana dalam tragedi ambruknya bangunan ponpes. Menurutnya, proses hukum harus ditegakkan dan pihak yang bertanggung jawab harus diproses sesuai dengan hukum yang berlaku. Selain itu, ia meminta pemerintah untuk bersikap adil terhadap semua lembaga keagamaan.
Ketua Komisi V DPR Lasarus juga meminta pemerintah untuk fokus pada investigasi terkait penyebab ambruknya bangunan ponpes. Ia tidak ingin kejadian serupa terulang kembali di masa depan. Lasarus mengakui bahwa banyak ponpes yang dibangun menggunakan APBN, tetapi ia menilai bahwa penggunaan APBN dalam kasus Ponpes Al Khoziny perlu dikaji ulang. Ia menekankan bahwa jika ada kelalaian, maka pihak yang bertanggung jawab harus diproses terlebih dahulu.
Alternatif dan Investigasi dalam Perbaikan Ponpes
Wakil Ketua DPR Saan Mustopa juga menyoroti rencana perbaikan gedung Ponpes Al Khoziny menggunakan APBN. Saan meminta pemerintah untuk benar-benar membahas rencana tersebut secara matang di tingkat kementerian dan pemerintahan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa penggunaan dana APBN dilakukan secara transparan dan akuntabel.
Selain itu, penting untuk mempertimbangkan alternatif pendanaan lain selain APBN. Bantuan dari pihak swasta dapat menjadi solusi untuk meringankan beban anggaran negara. Pemerintah juga perlu memastikan bahwa proses pembangunan kembali ponpes dilakukan sesuai dengan standar keamanan yang berlaku, sehingga kejadian serupa tidak terulang kembali di masa depan. Investigasi mendalam terhadap penyebab ambruknya bangunan juga sangat penting untuk mencegah terjadinya kelalaian di kemudian hari.