Tim SAR gabungan, termasuk BNPB, Basarnas, dan ahli dari ITS Surabaya, bergerak cepat mencari solusi untuk menstabilkan bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny yang miring di Sidoarjo. Gedung pondok pesantren tersebut mengalami kemiringan akibat runtuhnya material bangunan. Prioritas utama adalah memastikan keselamatan tim evakuasi dan korban yang mungkin masih berada di reruntuhan. Langkah-langkah teknis yang cermat dan terkoordinasi diambil untuk mencegah risiko baru selama proses evakuasi berlangsung.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, menjelaskan bahwa pemotongan material yang menempel pada struktur gedung yang miring dilakukan dengan sangat hati-hati. Penyangga tambahan dipasang untuk memperkuat struktur dan meminimalisir potensi roboh lebih lanjut. Upaya ini dilakukan agar proses evakuasi korban dapat berjalan lancar dan aman. Kerja sama yang solid antara berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan dalam penanganan darurat ini.
Pemasangan Penyangga untuk Stabilkan Gedung Miring
Pemasangan penyangga menjadi bagian krusial dalam upaya menstabilkan gedung Pondok Pesantren Al Khoziny yang miring. Tim SAR menyadari betul risiko yang ada jika bangunan tersebut tidak segera diamankan. Penyangga berfungsi untuk menahan beban dan mencegah pergeseran lebih lanjut pada struktur bangunan. Proses pemasangan penyangga dilakukan dengan perhitungan yang matang dan presisi tinggi.
Ahli dari ITS Surabaya turut terlibat dalam memberikan rekomendasi teknis terkait jenis dan posisi penyangga yang paling efektif. Dengan adanya penyangga ini, diharapkan risiko roboh saat proses evakuasi dapat diminimalisir. Prioritas utama tetaplah keselamatan petugas dan potensi korban yang mungkin masih berada di dalam reruntuhan. Langkah ini adalah bagian dari strategi komprehensif untuk menangani situasi darurat dengan cepat dan tepat.
Proses Pembersihan Material Runtuhan
Selain pemasangan penyangga, proses pembersihan material runtuhan juga terus dilakukan secara paralel. Tim SAR bekerja keras memindahkan puing-puing bangunan yang berserakan di sekitar lokasi kejadian. Pembersihan material ini penting untuk mempermudah akses ke area yang diduga terdapat korban. Hingga saat ini, pembersihan material sudah mencapai 75 persen, dengan sisa 25 persen berada di sisi kiri area runtuhan, dekat dengan bangunan yang miring.
Upaya pembersihan material dilakukan dengan menggunakan alat berat dan manual, tergantung pada kondisi di lapangan. Kehati-hatian tetap menjadi prioritas utama agar tidak memperburuk kondisi bangunan yang miring. Diharapkan dengan pembersihan material yang cepat dan efektif, proses evakuasi korban dapat segera dituntaskan.
Target Evakuasi Korban dan Transparansi Informasi
BNPB menargetkan evakuasi korban selesai paling lambat pukul 00.00 WIB. Namun, mereka berharap proses evakuasi dapat rampung sebelum matahari terbenam. Segala upaya dikerahkan untuk mencapai target tersebut, termasuk penambahan personel dan peralatan. Masyarakat juga diminta untuk memberikan doa dan dukungan agar proses evakuasi berjalan lancar.
BNPB juga menegaskan komitmennya untuk menjaga transparansi informasi terkait proses evakuasi. Proses evakuasi bahkan disiarkan secara langsung (live) selama 24 jam penuh. Hal ini dilakukan agar masyarakat dapat memantau langsung perkembangan situasi dan memastikan bahwa proses evakuasi dilakukan secara profesional dan akuntabel. Langkah ini merupakan wujud keterbukaan dan tanggung jawab BNPB kepada publik.
Data Korban Sementara
Berdasarkan data Basarnas per Senin (6/10) pukul 03.35 WIB, total korban yang berhasil ditemukan berjumlah 158 orang. Dari jumlah tersebut, 104 orang ditemukan dalam kondisi selamat, sedangkan 54 orang meninggal dunia. Lima di antaranya masih berupa potongan tubuh. Data ini terus diperbarui seiring dengan berjalannya proses evakuasi. Tim SAR terus berupaya semaksimal mungkin untuk menemukan korban lainnya.
Kronologi Kejadian
Gedung tiga lantai termasuk musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, ambruk pada Senin (29/9) sore. Saat kejadian, diketahui ada ratusan santri sedang melaksanakan Salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut. Penyebab ambruknya bangunan masih dalam penyelidikan pihak berwajib. Kejadian ini menimbulkan duka mendalam bagi keluarga besar Pondok Pesantren Al Khoziny dan masyarakat Sidoarjo.