Filipina kembali berduka. Gempa bumi dahsyat mengguncang Pulau Cebu pada Selasa, 1 Oktober 2025, dengan magnitudo 6,9. Dampak gempa ini sangat terasa, merenggut nyawa puluhan warga dan meratakan bangunan dengan tanah. Selain itu, gempa bumi ini terjadi hanya selang seminggu setelah negara tersebut dilanda topan yang menewaskan lebih dari 20 orang, menambah pilu bagi masyarakat Filipina. Upaya penyelamatan dan penanganan korban terus dilakukan oleh pemerintah dan berbagai pihak terkait, di tengah kerusakan parah yang melanda wilayah tersebut. Keadaan darurat ini membutuhkan perhatian dan bantuan dari berbagai pihak untuk meringankan beban para korban dan memulihkan kondisi wilayah yang terdampak.
Dampak Gempa Cebu: Korban Jiwa dan Kerusakan Bangunan
Gempa bumi yang mengguncang Cebu menyebabkan 72 warga meninggal dunia. Selain korban jiwa, gempa juga menyebabkan kerusakan parah pada bangunan-bangunan. Salah satu bangunan bersejarah yang hancur adalah Gereja Santa Rosa de Lima, sebuah gereja kuno yang terletak di Daanbantayan. Menurut laporan media setempat, gereja tersebut mengalami keruntuhan sebagian. Meskipun mengalami kerusakan, Sakramen Mahakudus dan gambar Santa Rosa de Lima tetap utuh. Gereja Santo Petrus dan Paulus di Pulau Bantayan, yang merupakan salah satu gereja tertua di Visayas, juga dilaporkan runtuh. Selain itu, beberapa bangunan di Bantayan, Medellin, Kota Bogo, dan San Remigio di Cebu juga mengalami kerusakan signifikan.
Kerusakan pada Gereja Bersejarah
Kerusakan pada gereja-gereja bersejarah menjadi perhatian khusus karena Cebu merupakan salah satu pulau pertama di Filipina yang dijajah oleh Spanyol pada abad ke-16. Pulau ini memiliki banyak gereja tua yang menjadi bagian penting dari warisan budaya Filipina. Uskup Agung Cebu telah mengimbau umat untuk menjauh dari gereja-gereja sambil menunggu penilaian struktural. Hal ini penting untuk memastikan keselamatan warga dan mencegah terjadinya korban jiwa akibat bangunan yang tidak stabil.
Kondisi di Bogo dan Upaya Penyelamatan
Sebagian besar korban gempa berasal dari Bogo, sebuah kota kecil di salah satu pulau terbesar di Kepulauan Visayas, wilayah tengah Filipina, yang merupakan wilayah terdekat dengan pusat gempa. Gambar-gambar yang diambil dari Bogo memperlihatkan kantong-kantong mayat berjejer di jalan dan ratusan orang dirawat di rumah sakit tenda. Para pejabat telah memperingatkan kerusakan besar yang disebabkan oleh gempa bumi ini. Pemerintah daerah telah meminta bantuan relawan yang berpengalaman di bidang medis untuk menangani korban luka. Para pejabat dari kepolisian nasional dan dinas pemadam kebakaran mengatakan bahwa mereka memprioritaskan operasi pencarian dan penyelamatan, bergegas memulihkan listrik, dan mengirimkan pasokan bantuan kepada mereka yang terdampak.