Aktivis iklim Greta Thunberg bersama ratusan relawan dari Global Sumud Flotilla (GSF) telah tiba di Yunani setelah diusir oleh Israel. Armada ini sebelumnya berupaya mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza yang hingga kini masih berada di bawah blokade. Kedatangan Thunberg dan rombongan di Bandara Internasional Athena disambut dengan sorak sorai dukungan. Thunberg sendiri menyatakan bahwa misi GSF merupakan upaya terbesar untuk mengakhiri pengepungan ilegal dan tidak manusiawi yang dilakukan Israel melalui jalur laut. Ia juga mengecam kurangnya tindakan nyata dari pemerintah dunia dalam mengatasi krisis kemanusiaan di Palestina.
Kedatangan Greta Thunberg di Yunani Setelah Dideportasi Israel
Greta Thunberg, setibanya di Yunani, menyampaikan kekecewaannya terhadap kurangnya perhatian dunia terhadap situasi di Gaza. Ia mendesak masyarakat global untuk segera bertindak menghentikan apa yang disebutnya sebagai genosida yang telah berlangsung selama dua tahun terakhir. Kementerian Luar Negeri Yunani mengonfirmasi kedatangan penerbangan khusus yang membawa Thunberg dan para aktivis, termasuk 27 warga Yunani dan 134 warga negara asing dari 15 negara Eropa lainnya. Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan telah mendeportasi total 171 aktivis ke Yunani dan Slovakia. Kemlu Slovakia juga telah mengonfirmasi kepulangan salah seorang warganya.
Kronologi Upaya Pengiriman Bantuan ke Gaza oleh Global Sumud Flotilla
Armada GSF memulai pelayaran dari Barcelona, Spanyol, pada awal September. Namun, langkah mereka dihentikan oleh Angkatan Laut Israel di perairan dekat Mesir. Israel menuduh armada GSF memiliki keterkaitan dengan kelompok Hamas, tuduhan yang dibantah keras oleh para aktivis. GSF sendiri merupakan gerakan internasional yang bertujuan mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, yang telah lama mengalami blokade oleh Israel. Inisiatif ini telah berlangsung sejak 31 Agustus dan melibatkan sekitar 40 kapal sipil yang membawa berbagai jenis bantuan.
Aksi Global Sumud Flotilla Mendapat Serangan
Selama pelayaran, GSF mengklaim mengalami beberapa serangan yang diduga didalangi oleh Israel. Serangan-serangan ini terjadi saat armada melintasi perairan Yunani dan saat berlabuh di Tunisia. Meskipun menghadapi berbagai rintangan, para aktivis GSF tetap teguh pada tujuan mereka untuk menyampaikan bantuan kepada warga Gaza dan menarik perhatian dunia terhadap situasi kemanusiaan yang memprihatinkan di wilayah tersebut. GSF menuntut diakhirinya blokade dan dibukanya akses bantuan kemanusiaan tanpa syarat ke Jalur Gaza, memastikan kebutuhan dasar warga sipil terpenuhi.