Harga emas kembali mencetak rekor tertinggi, bahkan menembus level psikologis US$4.000 per troy ons di pasar berjangka Amerika Serikat. Kenaikan ini didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) pada akhir bulan ini, serta meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global. Kenaikan harga emas ini menjadi perhatian utama para investor dan analis pasar, memicu diskusi tentang potensi pergerakan harga emas di masa depan. Kondisi geopolitik yang tidak menentu, seperti penutupan sebagian pemerintahan AS dan gejolak politik di Eropa, semakin memperkuat daya tarik emas sebagai aset lindung nilai (safe haven). Sentimen pasar yang positif terhadap emas didukung pula oleh pembelian emas secara berkelanjutan oleh bank sentral berbagai negara, termasuk China, yang terus menambah cadangan emasnya selama beberapa bulan terakhir. Para ahli memperkirakan tren kenaikan harga emas ini masih akan berlanjut dalam jangka panjang, didorong oleh faktor-faktor fundamental yang kuat dan sentimen pasar yang mendukung.
Lonjakan Harga Emas Sentuh Level Tertinggi
Pada perdagangan hari Selasa (7/10/2025), harga emas di pasar spot mengalami kenaikan sebesar 0,58%, mencapai level US$3.983,55 per troy ons. Bahkan, sempat menyentuh level tertinggi intraday di US$3.985,48 per troy ons, hanya terpaut sedikit dari level psikologis US$4.000. Kenaikan ini menandai rekor penutupan tertinggi selama tiga hari berturut-turut, menunjukkan momentum positif yang kuat pada pasar emas. Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember bahkan melonjak melewati US$4.000 per ons, mencapai level US$4.004,4. Kondisi ini mencerminkan ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga The Fed dan permintaan safe-haven yang terus meningkat.
Faktor Pendorong Kenaikan Harga Emas
Beberapa faktor utama mendorong lonjakan harga emas. Pertama, ekspektasi penurunan suku bunga The Fed akhir bulan ini meningkatkan daya tarik emas sebagai aset non-imbal hasil. Ketika suku bunga rendah, biaya peluang memegang emas menjadi lebih rendah, sehingga mendorong permintaan. Kedua, ketidakpastian politik dan ekonomi global, seperti penutupan sebagian pemerintahan AS dan gejolak politik di Eropa, meningkatkan permintaan terhadap aset safe-haven seperti emas. Investor mencari perlindungan dari risiko di tengah ketidakpastian ini, mendorong harga emas lebih tinggi. Selain itu, pembelian emas oleh bank sentral, khususnya China, turut berkontribusi pada kenaikan harga emas. Bank sentral China terus menambah cadangan emasnya, menunjukkan keyakinan terhadap nilai jangka panjang emas.
Dampak Penutupan Pemerintah AS Terhadap Harga Emas
Penutupan sebagian pemerintahan AS yang memasuki hari ketujuh pada hari Selasa telah menunda rilis data ekonomi utama. Hal ini memaksa investor untuk mengandalkan data sekunder non-pemerintah untuk mengukur waktu dan tingkat penurunan suku bunga The Fed. Ketidakpastian ini semakin memperkuat daya tarik emas sebagai aset safe-haven. Investor cenderung beralih ke aset yang dianggap aman di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik, mendorong harga emas naik.
Proyeksi Harga Emas di Masa Depan
Goldman Sachs telah menaikkan proyeksi harga emas Desember 2026 menjadi US$4.900 per troy ons dari US$4.300 per troy ons. Kenaikan proyeksi ini didasarkan pada ekspektasi arus masuk dana yang kuat ke ETF emas dan potensi pembelian oleh bank sentral. Ray Dalio, pendiri Bridgewater Associates, merekomendasikan investor untuk menempatkan sekitar 15% portofolio mereka di emas, karena emas adalah aset yang berkinerja baik ketika sebagian besar portofolio menurun. Namun, Bank of America (BofA) mengingatkan investor untuk berhati-hati menjelang level US$4.000, menekankan bahwa emas menghadapi risiko uptrend exhaustion, yang bisa memicu konsolidasi atau koreksi pada kuartal keempat.
Pergerakan Harga Perak
Berbeda dengan emas, harga perak (XAG) di pasar spot pada penutupan perdagangan Selasa (7/10/2025) justru mengalami penurunan sebesar 0,91% di level US$48,10 per troy ons. Pada perdagangan hari ini Rabu (8/10/2025), harga perak di pasar spot kembali melemah 0,08% di level US$47,82 per troy ons. Pergerakan harga perak yang berlawanan dengan emas menunjukkan dinamika pasar yang berbeda untuk kedua logam mulia ini. Investor perlu memperhatikan faktor-faktor spesifik yang memengaruhi harga perak, seperti permintaan industri dan pasokan global, untuk membuat keputusan investasi yang tepat.