Pada penutupan sesi I perdagangan hari Jumat, 3 Oktober 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan tren positif dengan kenaikan sebesar 21,01 poin atau 0,26%, mencapai level 8.092,09. Pergerakan IHSG hari ini berada dalam rentang 8.076 hingga 8.114. Kenaikan ini diiringi dengan aktivitas perdagangan yang cukup tinggi, di mana sebanyak 25,81 miliar saham berpindah tangan dengan nilai transaksi mencapai sekitar Rp 13,55 triliun. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 1.571.898 kali transaksi. Secara keseluruhan, terdapat 244 saham yang mengalami kenaikan, sementara 407 saham mengalami penurunan, dan 145 saham berada pada posisi stagnan. Sektor perindustrian menjadi motor penggerak utama dengan lonjakan 2,67%. Diikuti oleh sektor teknologi, barang konsumsi primer, infrastruktur, dan energi yang juga mencatatkan pertumbuhan positif. Namun, tidak semua sektor mengalami hal serupa, sektor kesehatan, keuangan, transportasi, dan barang konsumsi non primer justru mengalami pelemahan. Sentimen positif juga terlihat di bursa saham Asia, di mana Straits Times (Singapura) dan Nikkei (Jepang) mencatatkan kenaikan, sementara Hang Seng (Hong Kong) mengalami penurunan.
Performa Sektor Saham
Mayoritas sektor saham menunjukkan kinerja positif pada penutupan sesi I. Sektor perindustrian memimpin dengan kenaikan signifikan sebesar 2,67%. Sektor teknologi menyusul dengan pertumbuhan 1,43%, diikuti oleh sektor barang konsumsi primer (1,24%), infrastruktur (1,12%), dan energi (1,11%). Kinerja positif ini mencerminkan optimisme investor terhadap prospek pertumbuhan di sektor-sektor tersebut. Kenaikan pada sektor perindustrian, misalnya, bisa jadi didorong oleh ekspektasi peningkatan produksi dan permintaan, sementara sektor teknologi diuntungkan oleh tren digitalisasi yang terus berlanjut. Sektor barang konsumsi primer dan infrastruktur juga menunjukkan resiliensi di tengah kondisi ekonomi yang dinamis.
Sektor yang Mengalami Pelemahan
Di sisi lain, beberapa sektor saham justru mengalami tekanan dan mencatatkan penurunan. Sektor kesehatan terkoreksi paling dalam dengan penurunan 1,68%. Sektor keuangan juga mengalami pelemahan sebesar 0,8%, diikuti oleh sektor transportasi (0,76%), dan sektor barang konsumsi non primer (0,13%). Penurunan pada sektor kesehatan mungkin disebabkan oleh sentimen negatif terkait regulasi atau perubahan kebijakan. Sementara itu, pelemahan pada sektor keuangan bisa jadi dipicu oleh kekhawatiran terhadap peningkatan suku bunga atau risiko kredit. Sektor transportasi juga rentan terhadap fluktuasi harga energi dan perubahan kebijakan terkait mobilitas.
Daftar Saham dengan Auto Rejection Atas (ARA)
Sebanyak 11 saham menunjukkan performa impresif dengan mencapai batas auto rejection atas (ARA) dan masuk dalam daftar top gainers. Fenomena ini menunjukkan adanya minat beli yang sangat tinggi terhadap saham-saham tersebut. Saham-saham yang mengalami ARA ini mencerminkan ekspektasi pasar yang positif terhadap kinerja dan prospek perusahaan. Kenaikan harga yang signifikan ini juga dapat memicu euforia di kalangan investor dan menarik minat beli lebih lanjut. Beberapa saham yang masuk daftar ARA adalah BUVA dan CBRE.
Kondisi Bursa Saham Asia
Pada penutupan sesi I, bursa saham Asia menunjukkan beragam tren. Straits Times (Singapura) mencatatkan kenaikan sebesar 0,21%, sementara Nikkei (Jepang) melesat lebih tinggi dengan pertumbuhan 1,67%. Kinerja positif ini mencerminkan sentimen investor yang optimis terhadap prospek ekonomi di kedua negara tersebut. Namun, tidak semua bursa saham Asia mengalami hal serupa. Hang Seng (Hong Kong) justru mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar 0,87%. Sementara itu, bursa saham Shanghai (China) sedang libur pada hari tersebut. Perbedaan kinerja ini menunjukkan dinamika pasar yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi global, dan sentimen investor.