Pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (6/10/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan penguatan yang menggembirakan. Kenaikan sebesar 0,27% atau 21,59 poin membawa indeks ke level 8.139,89. Aktivitas perdagangan hari ini terbilang ramai, dengan nilai transaksi mencapai Rp 28,21 triliun yang melibatkan 46,15 miliar saham dalam 2,94 juta kali transaksi. Optimisme pasar didorong oleh kinerja positif sejumlah saham, terutama dari emiten konglomerat, sementara saham dengan kapitalisasi pasar besar justru memberikan tekanan.
Sektor utilitas dan properti mencatat kenaikan tertinggi, menjadi pendorong utama penguatan IHSG. Sebaliknya, sektor finansial dan konsumer non primer mengalami koreksi. Pergerakan saham-saham milik Prajogo Pangestu menjadi sorotan, dengan BREN dan BRPT memimpin penguatan. Selain itu, saham CDIA juga menjadi incaran investor, mencatatkan nilai transaksi reguler terbesar dan kenaikan harga yang signifikan. Pekan depan, pelaku pasar akan disuguhkan berbagai rilis data ekonomi penting dari dalam dan luar negeri, termasuk keputusan Bank Indonesia dan risalah rapat The Federal Reserve, yang diperkirakan akan memengaruhi arah pergerakan IHSG dan nilai tukar rupiah.
Sektor yang Memimpin dan Menekan IHSG
Secara sektoral, mayoritas sektor perdagangan mencatatkan penguatan. Sektor utilitas dan properti menjadi bintang dengan kenaikan tertinggi, menandakan adanya sentimen positif terhadap sektor-sektor tersebut. Di sisi lain, sektor finansial dan konsumer non primer mengalami koreksi, menunjukkan adanya tekanan jual pada saham-saham di sektor tersebut. Kinerja IHSG hari ini didorong oleh emiten konglomerat, yang sahamnya banyak diburu oleh investor. Sebaliknya, emiten dengan kapitalisasi pasar raksasa justru menjadi penekan kinerja IHSG, mengindikasikan adanya aksi ambil untung atau sentimen negatif terhadap saham-saham tersebut.
Saham Prajogo Pangestu Jadi Motor Penggerak
Saham-saham milik Prajogo Pangestu mencuri perhatian dengan penguatan signifikan. Saham Barito Renewables Energy (BREN) menjadi penggerak utama kinerja IHSG dengan sumbangsih 16,18 indeks poin, setelah menguat 4,45% ke Rp 9.975 per saham. Kemudian, saham Barito Pacific (BRPT) juga naik 3,90% ke Rp 4.000 per saham, dengan kontribusi 9,35 indeks poin. Penguatan saham-saham ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap prospek bisnis perusahaan-perusahaan di bawah naungan Prajogo Pangestu, terutama di sektor energi terbarukan.
Ramainya Investor Memburu Saham CDIA
Saham Chandra Daya Investasi (CDIA) menjadi primadona di kalangan investor hari ini. Nilai transaksi reguler saham CDIA tercatat yang terbesar, mencapai Rp 2,31 triliun. Harga saham CDIA melesat 15,61% ke Rp 2.000 per saham, dengan kontribusi penguatan 8,24 indeks poin. Lonjakan transaksi dan harga saham CDIA ini mengindikasikan adanya sentimen positif yang kuat dari investor terhadap prospek bisnis perusahaan tersebut. Selain CDIA, saham Multipolar Technology (MLPT) juga mencuri perhatian dengan menyentuh batas auto rejection atas (ARA) atau naik 10% di papan pemantauan khusus ke Rp 197.225 per saham dengan sumbangsih 7,92 indeks poin.
Faktor Eksternal dan Agenda Pasar Pekan Depan
Pekan kedua Oktober diprediksi akan menjadi periode yang sibuk bagi para pelaku pasar, baik di dalam maupun luar negeri. Rilis data ekonomi dari Bank Indonesia (BI) akan menjadi perhatian utama, karena akan memberikan gambaran mengenai kondisi ekonomi Indonesia terkini. Selain itu, risalah rapat The Federal Reserve (The Fed) juga akan diantisipasi, karena dapat memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan moneter AS di masa depan. Kondisi penutupan pemerintahan Amerika Serikat yang masih berlanjut juga menjadi perhatian, karena dapat memengaruhi sentimen pasar global. Pelaku pasar akan terus mencermati perkembangan situasi ini dan dampaknya terhadap pergerakan IHSG dan nilai tukar rupiah.
Sentimen Positif dari Pasar AS
Pada akhir pekan lalu, pasar saham Amerika Serikat menunjukkan kinerja positif. Tiga indeks utama ditutup lebih tinggi, dengan Dow Jones Industrial Average memimpin penguatan. S&P 500 dan Nasdaq Composite juga mencatatkan kenaikan, meskipun tidak sebesar Dow Jones. Kinerja positif pasar saham AS ini memberikan sentimen positif bagi pasar global, termasuk Indonesia. Namun, pelaku pasar tetap waspada terhadap risiko yang berasal dari penutupan pemerintahan AS yang masih berlarut-larut.