Pertamina Patra Niaga mengumumkan bahwa PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) dan PT Aneka Petroindo Raya (APR)-AKR Corporindo Tbk (pengelola SPBU BP) akan melanjutkan pembicaraan terkait kerja sama impor bahan bakar minyak (BBM). Langkah ini diambil setelah kedua perusahaan tersebut sebelumnya menunda pengambilan BBM yang diimpor melalui Pertamina. Kini, Vivo dan BP-AKR menunjukkan kesiapan untuk kembali berdiskusi secara teknis dengan Pertamina mengenai potensi kerja sama ini. Inisiatif ini diharapkan dapat memperkuat ketersediaan dan stabilitas pasokan BBM di tanah air, serta memberikan alternatif bagi para pelaku industri dan konsumen.
Kesepakatan Awal dan Pembicaraan Teknis Lebih Lanjut
Menurut Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, Vivo, APR, dan AKR telah mencapai kesepakatan untuk melanjutkan pembicaraan yang lebih teknis terkait impor BBM. Tahap selanjutnya akan melibatkan pembahasan dokumen pernyataan yang berkaitan dengan prinsip good corporate governance (GCG) dan regulasi. Hal ini mencakup berbagai aspek penting seperti pernyataan antimonopoli, pencegahan pencucian uang, serta praktik anti penyuapan. Pembahasan mendalam mengenai aspek-aspek ini krusial untuk memastikan bahwa kerja sama yang terjalin nantinya selaras dengan prinsip bisnis yang sehat dan berkelanjutan.
Kebutuhan Komoditi dan Spesifikasi Produk
Dalam proses pembahasan teknis ini, Vivo dan BP-AKR akan menyampaikan secara rinci kebutuhan komoditi BBM yang mereka perlukan. Selain itu, kedua belah pihak juga akan membahas kesepakatan terkait spesifikasi produk, key terms, serta syarat dan ketentuan umum yang akan menjadi dasar kerja sama. Pertamina, sebagai pihak yang memfasilitasi impor BBM, akan menyampaikan kembali spesifikasi produk yang sesuai dengan kebutuhan semua badan usaha (BU) serta key term yang relevan, termasuk penunjukan joint surveyor. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa spesifikasi dan persyaratan yang diajukan dapat dipenuhi oleh semua pihak yang terlibat, termasuk BU swasta.
Proses Pengadaan dan Lelang Komoditi BBM
Proses pengadaan komoditi akan dilanjutkan apabila semua BU (badan usaha) telah mencapai kesepakatan. Pengadaan akan dilaksanakan melalui sistem lelang yang transparan dan kompetitif, dengan fokus pada penyedia kargo, penawaran harga terbaik, dan volume kargo yang sesuai. Pertamina akan memberitahukan hasil lelang kepada BU yang bersangkutan. Apabila BU menyetujui hasil lelang tersebut, proses akan berlanjut ke tahap pembicaraan aspek komersial dan inspeksi bersama untuk memastikan kualitas dan kuantitas BBM yang akan diimpor. Tahap akhir dari proses ini adalah pengiriman kargo yang telah disepakati, yang direncanakan akan dilakukan sekitar pekan ketiga Oktober. Pertamina menekankan bahwa pengiriman kargo akan dilakukan dalam satu pengadaan yang sama, tanpa terpisah-pisah, sehingga memerlukan kesepakatan dari semua BU yang terlibat.
Status Kerja Sama dengan Exxon dan Shell
Pada saat yang sama, Exxon dan Shell belum dapat melanjutkan pembicaraan terkait impor BBM. Exxon dilaporkan masih memiliki stok yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bulan ini dan akan melakukan diskusi lebih lanjut mengenai kebutuhan untuk bulan November. Sementara itu, Shell masih menunggu hasil koordinasi internal dengan kantor pusat mereka sebelum dapat memberikan keputusan lebih lanjut. Perbedaan situasi dan kebutuhan ini menunjukkan dinamika yang kompleks dalam industri BBM, di mana setiap perusahaan memiliki pertimbangan dan strategi masing-masing.
Latar Belakang dan Arahan Pemerintah
Inisiatif kerja sama impor BBM ini muncul sebagai respons terhadap situasi sebelumnya di mana SPBU milik sejumlah perusahaan swasta mengalami kekurangan stok BBM. Hal ini disebabkan oleh perpindahan sebagian konsumen dari SPBU Pertamina ke SPBU swasta, yang dipicu oleh kasus dugaan korupsi tata kelola minyak beberapa waktu lalu. Akibatnya, perusahaan-perusahaan swasta mengalami kesulitan menambah stok BBM karena jatah impor tahunan mereka telah habis. Pemerintah kemudian menawarkan solusi dengan memfasilitasi impor BBM menggunakan jatah impor Pertamina. Roberth Dumatubun menekankan pentingnya semangat kolaborasi dan niat baik untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, sesuai dengan arahan dari pemerintah.