Israel terus melakukan serangan udara di Gaza meskipun ada desakan dari Presiden AS Donald Trump untuk menghentikan pengeboman. Trump, yang sedang mengupayakan perundingan damai, secara terbuka meminta Israel untuk mengakhiri aksi militernya setelah Hamas menunjukkan sinyal positif terhadap proposal perdamaian. Namun, permintaan tersebut diabaikan. Pasukan Israel justru meningkatkan serangan mereka, meluncurkan ratusan serangan udara yang menyebabkan ratusan korban jiwa, termasuk perempuan dan anak-anak. Situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk, dengan banyak warga sipil yang kehilangan tempat tinggal dan menghadapi kekurangan makanan serta air bersih.
Israel Mengabaikan Desakan Trump untuk Gencatan Senjata
Presiden AS Donald Trump secara terbuka meminta Israel untuk segera menghentikan pengeboman di Gaza. Desakan ini muncul setelah Hamas menyatakan kesiapannya untuk mencapai perdamaian abadi, menanggapi proposal yang diajukan oleh Trump untuk mengakhiri konflik yang sedang berlangsung. Trump bahkan menyatakan keyakinannya bahwa kesepakatan damai sudah sangat dekat dan mendesak semua pihak untuk segera menyetujui proposal tersebut. Namun, Israel memilih untuk mengabaikan seruan tersebut dan terus melanjutkan operasi militernya di Gaza.
Eskalasi Serangan Udara Israel di Gaza
Alih-alih menghentikan serangan, pasukan Israel justru meningkatkan intensitas pengeboman di Jalur Gaza. Sejak Sabtu (4/10), tercatat lebih dari 230 serangan udara dilancarkan, menyebabkan jatuhnya ratusan korban jiwa. Serangan-serangan ini tidak hanya menargetkan infrastruktur militer, tetapi juga wilayah pemukiman padat penduduk, sehingga banyak warga sipil tak berdosa menjadi korban. Kondisi ini semakin memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza, di mana warga sipil hidup dalam ketakutan dan kekurangan.
Alasan Israel Melanjutkan Serangan
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menghentikan serangan di Gaza sampai tujuan utama perang tercapai. Tujuan tersebut meliputi penghapusan kekuatan Hamas, pemulangan semua sandera yang ditahan oleh kelompok tersebut, dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel di masa depan. Netanyahu menegaskan bahwa Israel berada dalam "hari-hari yang menentukan" dan akan terus bertindak untuk mencapai semua tujuan perang, tanpa menghiraukan seruan internasional untuk gencatan senjata.
Kondisi Kemanusiaan yang Memprihatinkan di Gaza
Serangan Israel yang berkelanjutan telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah di Gaza. Lebih dari 67 ribu warga Palestina tewas, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan. Ratusan ribu lainnya mengalami luka-luka, dan jutaan warga kehilangan tempat tinggal. Banyak warga Gaza yang kini hidup dalam kondisi pengungsian, tanpa akses memadai terhadap makanan, air bersih, dan perawatan medis. Kondisi ini diperburuk oleh blokade yang diberlakukan oleh Israel, yang membatasi masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut.