Rombongan kapal bantuan kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF) yang berupaya menembus blokade Israel di Jalur Gaza hampir seluruhnya berhasil dicegat. Dari sekitar 40 kapal yang berangkat sejak 31 Agustus lalu, hanya satu kapal yang masih melanjutkan pelayaran menuju wilayah kantong Palestina tersebut. Aksi ini, yang melibatkan jurnalis, tenaga kesehatan, aktivis, termasuk aktivis iklim Greta Thunberg, beberapa kali mengalami serangan yang diduga didalangi oleh Israel. Insiden ini terjadi di perairan Yunani dan saat berlabuh di Tunisia, menunjukkan tingginya risiko dalam upaya pengiriman bantuan ke Gaza.
Kapal Marinette menjadi satu-satunya harapan bagi GSF untuk menyampaikan bantuan kemanusiaan. Kapal ini terakhir terlacak berada di perairan internasional, sekitar 100 kilometer dari perairan teritorial Gaza, melaju dengan kecepatan sekitar 4 km/jam. Meskipun sempat mengalami masalah mesin, kapten kapal Marinette mengabarkan bahwa masalah tersebut telah teratasi. GSF menegaskan bahwa Marinette akan terus berlayar menuju Gaza, menolak untuk kembali, sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina. Aksi ini menunjukkan bahwa komunitas internasional tidak akan melupakan Gaza dan terus berupaya memberikan bantuan yang dibutuhkan.
Nasib Kapal Marinette: Satu-satunya yang Bertahan
Kapal Marinette menjadi sorotan utama setelah hampir semua kapal Global Sumud Flotilla (GSF) dicegat oleh angkatan laut Israel. Kapal ini menjadi satu-satunya yang masih berlayar menuju Gaza, membawa harapan bagi warga Palestina yang membutuhkan bantuan. Meskipun sempat dilaporkan mengalami kendala mesin, Marinette berhasil melanjutkan perjalanannya. Keberadaan Marinette di perairan internasional, sekitar 100 kilometer dari Gaza, menjadi simbol keteguhan dan keberanian dalam menghadapi blokade Israel. Dengan kecepatan yang relatif lambat, kapal ini terus bergerak maju, membawa misi kemanusiaan yang sangat penting.
Status Terkini dan Komunikasi Kapal
Menurut informasi terbaru dari GSF, kapal Marinette masih terhubung melalui jaringan Starlink, memungkinkan komunikasi yang lancar dengan tim di darat. Siaran langsung tracker menunjukkan bahwa Marinette masih aktif hingga tengah malam GMT. Hal ini menunjukkan bahwa kapal tersebut masih beroperasi dan melanjutkan pelayarannya. Kapten kapal dan kru Marinette terus memberikan kabar mengenai kondisi kapal dan perkembangan perjalanan mereka. Kemampuan untuk tetap terhubung dan berkomunikasi sangat penting untuk memastikan keselamatan dan koordinasi selama pelayaran yang berisiko ini.
Penolakan untuk Mundur dan Komitmen pada Gaza
Global Sumud Flotilla (GSF) dengan tegas menyatakan bahwa Marinette "menolak untuk kembali" dan akan terus berlayar menuju Gaza. Pernyataan ini mencerminkan komitmen yang kuat dari GSF untuk memberikan bantuan kepada warga Palestina yang membutuhkan. GSF menegaskan bahwa "Gaza tidak sendirian. Palestina tidak dilupakan. Kami tidak akan ke mana-mana," menunjukkan solidaritas dan dukungan yang tak tergoyahkan. Penolakan untuk mundur ini menjadi pesan yang kuat bagi Israel dan komunitas internasional bahwa upaya untuk memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza akan terus dilakukan, meskipun menghadapi berbagai tantangan dan rintangan.
Global Sumud Flotilla: Misi Kemanusiaan yang Berani
Global Sumud Flotilla (GSF) adalah gerakan internasional yang bertujuan untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, Palestina, yang berada di bawah blokade Israel. Inisiatif ini dimulai sejak 31 Agustus dan melibatkan sekitar 40 kapal sipil. GSF mengumpulkan bantuan dari berbagai negara dan mengirimkannya melalui laut, meskipun menghadapi risiko tinggi pencegatan oleh angkatan laut Israel. Aksi ini menunjukkan solidaritas global terhadap warga Palestina dan upaya untuk meringankan penderitaan mereka akibat blokade yang telah berlangsung lama.
Serangan dan Penangkapan Aktivis: Tantangan yang Dihadapi
Aksi pelayaran GSF beberapa kali mendapat serangan, yang menurut GSF didalangi oleh Israel. Serangan-serangan ini terjadi saat GSF berlayar di perairan Yunani dan saat berlabuh di Tunisia, menunjukkan upaya untuk menggagalkan misi kemanusiaan tersebut. Pada hari Rabu, angkatan laut Israel juga mencegat dan membajak puluhan kapal GSF yang mulai mendekati perairan Gaza. Lebih dari 400 aktivis ditangkap dan digelandang ke Israel, termasuk Greta Thunberg. Penangkapan ini menunjukkan tindakan keras Israel terhadap upaya pengiriman bantuan ke Gaza dan risiko yang dihadapi oleh para aktivis yang terlibat.
Kapal Mikeno: Nasib yang Tidak Pasti
Satu kapal GSF bernama Mikeno (Al Bireh) sempat terdeteksi sudah berada sangat dekat dengan pantai Gaza, hanya tinggal puluhan kilometer dari barat daya Gaza City. Namun, per hari ini, kapal Mikeno tidak bergerak. GSF mengasumsikan bahwa Mikeno turut dicegat pasukan Israel. Hilangnya kontak dengan Mikeno menambah daftar kapal yang berhasil dihentikan oleh Israel, semakin memperketat blokade terhadap Gaza. Nasib para aktivis di dalam kapal Mikeno juga menjadi perhatian, menambah kekhawatiran terhadap keselamatan mereka.