Rombongan kapal bantuan kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF), yang berupaya mengirimkan bantuan ke Jalur Gaza, menghadapi tantangan besar. Hampir seluruh armada kapal dicegat oleh Israel, menyisakan hanya satu kapal yang terus berlayar menuju wilayah tersebut. Upaya ini merupakan bagian dari gerakan internasional untuk memberikan dukungan kemanusiaan kepada warga Gaza yang berada di bawah blokade. Lebih dari 40 kapal sipil terlibat dalam inisiatif ini, membawa serta jurnalis, tenaga medis, aktivis, termasuk aktivis iklim terkenal, Greta Thunberg. Serangan terhadap GSF telah terjadi beberapa kali, termasuk saat berada di perairan Yunani dan Tunisia. Insiden terbaru melibatkan penangkapan lebih dari 400 aktivis oleh angkatan laut Israel, termasuk Greta Thunberg.
Satu-satunya Harapan: Kapal Marinette Menuju Gaza
Kapal Marinette menjadi satu-satunya harapan bagi Global Sumud Flotilla (GSF) untuk menembus blokade Israel dan mencapai Jalur Gaza. Data pelacak kapal menunjukkan bahwa Marinette masih berlayar di perairan internasional, sekitar 100 kilometer dari perairan teritorial Gaza. Kapal tersebut melaju dengan kecepatan 2,16 knot (sekitar 4 km/jam). Meskipun sempat mengalami masalah mesin, kapten kapal Marinette melaporkan bahwa masalah tersebut telah berhasil diatasi.
Status Terkini dan Tekad Kapal Marinette
Menurut informasi dari GSF, kapal Marinette masih terhubung melalui Starlink dan mampu berkomunikasi dengan tim. Siaran langsung tracker menunjukkan bahwa kapal tersebut masih aktif hingga pukul 00.00 GMT. GSF menegaskan bahwa Marinette "menolak untuk kembali" dan akan terus berlayar menuju Gaza. Pernyataan GSF menekankan solidaritas mereka dengan Gaza dan Palestina, menegaskan bahwa mereka tidak akan menyerah dalam upaya memberikan bantuan.
Global Sumud Flotilla: Gerakan Internasional untuk Gaza
Global Sumud Flotilla (GSF) adalah sebuah gerakan internasional yang bertujuan untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, Palestina. Inisiatif ini telah berlangsung sejak 31 Agustus dan melibatkan sekitar 40 kapal sipil. Gerakan ini menarik perhatian banyak pihak, termasuk jurnalis, tenaga kesehatan, aktivis, dan tokoh-tokoh terkenal seperti Greta Thunberg. Tujuan utama GSF adalah untuk memecah blokade Israel dan memberikan bantuan langsung kepada penduduk Gaza.
Serangan dan Penangkapan Aktivis oleh Israel
Aksi pelayaran GSF telah menghadapi berbagai rintangan, termasuk serangan yang diduga didalangi oleh Israel. Serangan-serangan ini terjadi saat GSF berlayar di perairan Yunani dan saat berlabuh di Tunisia. Puncaknya terjadi pada Rabu (1/10), ketika angkatan laut Israel mencegat dan membajak puluhan kapal GSF yang mendekati perairan Gaza. Lebih dari 400 aktivis ditangkap dan dibawa ke Israel, termasuk Greta Thunberg. Penangkapan ini memicu kecaman internasional dan menyoroti risiko yang dihadapi oleh para aktivis yang berusaha memberikan bantuan ke Gaza.
Nasib Kapal Mikeno dan Asumsi Dicegat Israel
Kapal GSF lainnya, Mikeno (Al Bireh), sempat terdeteksi berada sangat dekat dengan pantai Gaza pada Kamis. Jaraknya hanya tinggal puluhan kilometer dari barat daya Gaza City. Namun, per hari ini, kapal Mikeno tidak bergerak. GSF berasumsi bahwa Mikeno juga telah dicegat oleh pasukan Israel. Hilangnya kontak dengan Mikeno semakin memperkuat kekhawatiran tentang tindakan Israel terhadap armada bantuan kemanusiaan.
Dampak Blokade Israel Terhadap Bantuan Kemanusiaan
Insiden ini menyoroti dampak signifikan dari blokade Israel terhadap upaya pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Blokade tersebut menghalangi akses bantuan penting bagi penduduk Gaza, yang telah lama menderita akibat konflik dan pembatasan ekonomi. Meskipun menghadapi risiko dan tantangan, Global Sumud Flotilla (GSF) tetap berkomitmen untuk terus berupaya memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan di Gaza.