Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus berupaya memberantas penyakit kusta di Indonesia. Upaya ini dilakukan melalui berbagai intervensi dan eliminasi di 111 wilayah kabupaten/kota. Kusta adalah penyakit menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini menyerang kulit, saraf tepi, dan jaringan tubuh lainnya. Jika tidak diobati, kusta dapat menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota tubuh, bahkan mata. Jawa Timur menjadi provinsi dengan kasus kusta tertinggi di Indonesia pada tahun 2023, yaitu 2.124 kasus dari total 7.166 kasus nasional. Hal ini menunjukkan bahwa kusta masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di wilayah ini. Eliminasi kusta membutuhkan kolaborasi erat antara pemerintah pusat dan daerah, baik dalam bidang kesehatan maupun sosial.
Target Eliminasi Kusta di Indonesia
Pemerintah menargetkan eliminasi kusta di 111 kabupaten/kota pada tahun 2030. Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk mencapai target ini. Kolaborasi yang kuat diharapkan dapat mempercepat upaya deteksi dini, pengobatan yang efektif, dan pencegahan penularan kusta. Selain itu, dukungan sosial bagi penderita kusta juga sangat penting untuk memastikan mereka mendapatkan perawatan yang komprehensif dan terhindar dari stigma negatif. Program eliminasi kusta meliputi peningkatan kesadaran masyarakat tentang penyakit ini, pelatihan tenaga kesehatan, serta penyediaan obat-obatan yang memadai. Dengan upaya yang terkoordinasi dan berkelanjutan, diharapkan target eliminasi kusta di Indonesia dapat tercapai.
Analisis Faktor Persebaran Kusta di Jawa Timur
Penelitian Universitas Airlangga (Unair) menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi persebaran kasus kusta di Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan regresi spasial dengan pembobotan queen contiguity. Model regresi spasial digunakan karena adanya spatial autocorrelation, yaitu keterkaitan kasus antar wilayah yang berdekatan. Model yang digunakan adalah spatial lag model (SLM) dan spatial error model (SEM). Matriks pembobot spasial berbasis queen contiguity menganggap dua wilayah sebagai tetangga jika berbagi batas sisi atau sudut. Data yang digunakan bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, mencakup 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. Variabel yang dianalisis meliputi persentase kasus kusta, kepadatan penduduk, persentase rumah tangga dengan akses sanitasi layak, persentase penduduk miskin, rata-rata lama sekolah, serta rasio tenaga kesehatan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan pengendalian kusta yang lebih efektif.
Indonesia Peringkat Tiga Penemuan Kasus Kusta di Dunia
Direktur Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Ina Agustina Isturini, mengungkapkan bahwa Indonesia menempati posisi ketiga dalam penemuan kasus kusta di dunia pada tahun 2023. Hal ini menunjukkan bahwa upaya deteksi dan pelaporan kasus kusta di Indonesia masih perlu ditingkatkan. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tingginya angka penemuan kasus kusta di Indonesia antara lain adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang penyakit ini, stigma negatif yang melekat pada penderita kusta, serta keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan di beberapa daerah. Pemerintah terus berupaya mengatasi tantangan-tantangan ini melalui berbagai program sosialisasi, pelatihan tenaga kesehatan, dan peningkatan infrastruktur kesehatan. Diharapkan dengan upaya yang terus ditingkatkan, Indonesia dapat menurunkan angka penemuan kasus kusta dan mencapai target eliminasi pada tahun 2030.