Sebuah sistem bintang tiga yang langka, Apep, telah berhasil diabadikan oleh Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST). Sistem ini, yang dinamai dari dewa kekacauan Mesir kuno karena strukturnya yang kompleks, menampilkan serangkaian spiral debu berlapis yang mengelilingi bintang-bintang tersebut. Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang evolusi bintang dan interaksi kompleks yang terjadi dalam sistem multi-bintang. Observasi JWST mengungkapkan detail yang belum pernah terjadi sebelumnya, membantu para ilmuwan memahami lebih dalam tentang fenomena kosmik yang menakjubkan ini. Dengan kemampuannya yang tak tertandingi, JWST terus merevolusi pemahaman kita tentang alam semesta.
Apep terletak sekitar 8.000 tahun cahaya dari Bumi. Sistem ini menarik perhatian karena dua dari tiga bintangnya adalah bintang Wolf-Rayet, jenis bintang masif dan sangat panas yang sangat jarang. Di galaksi Bima Sakti, diperkirakan hanya ada sekitar 1.000 bintang Wolf-Rayet dari lebih dari 100 miliar bintang lainnya.
Keunikan Sistem Bintang Apep
Sistem Apep menjadi unik karena konfigurasi langka dan interaksi rumit antara bintang-bintangnya. Dua bintang Wolf-Rayet saling mengorbit dalam siklus 190 tahun. Pergerakan ini menciptakan angin bintang yang bertabrakan, menghasilkan debu karbon padat yang membentuk spiral setiap sekitar 25 tahun. Keberadaan bintang ketiga yang masif menambah kompleksitas sistem ini.
- Periode Orbit yang Jarang: Ryan White dari Macquarie University menyatakan bahwa sistem ini memiliki periode orbit yang sangat tidak biasa untuk bintang Wolf-Rayet berdebu.
- Pola Spiral yang Unik: Interaksi gravitasi antara bintang-bintang menciptakan pola spiral yang khas pada nebula di sekelilingnya.
- Debu Karbon Padat: Tabrakan angin bintang menghasilkan debu karbon padat yang membentuk spiral yang terlihat oleh JWST.
Peran Teleskop James Webb dalam Penemuan Apep
Teleskop James Webb memainkan peran penting dalam mengungkap detail tersembunyi dari sistem Apep. Instrumen Mid-Infrared (MIRI) pada JWST memungkinkan para ilmuwan untuk melihat seluruh lapisan spiral debu, yang mewakili empat kali pendekatan dekat bintang-bintangnya selama lebih dari 700 tahun. Pengamatan ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika sistem dan evolusi bintang-bintang di dalamnya.
- Kemampuan MIRI: Instrumen MIRI JWST sangat sensitif terhadap inframerah, memungkinkan pengamatan detail struktur debu yang sebelumnya tidak terlihat.
- Pengungkapan Lapisan Spiral: JWST mengungkap lapisan spiral lengkap, memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang sejarah interaksi bintang-bintang.
- Detail yang Lebih Jelas: Yinuo Han dari California Institute of Technology menggambarkan pengamatan Webb seperti menyalakan lampu di ruangan gelap, mengungkapkan detail yang sebelumnya tersembunyi.
Implikasi dan Nasib Akhir Bintang Apep
Keberadaan bintang ketiga dalam sistem Apep, yang massanya diperkirakan 40 hingga 50 kali massa Matahari, memiliki implikasi signifikan terhadap evolusi sistem. Interaksi antara bintang ketiga dan angin bintang Wolf-Rayet menciptakan rongga pada struktur debu, yang memberikan petunjuk tentang dinamika sistem yang kompleks. Para ilmuwan memperkirakan bahwa ketiga bintang dalam sistem Apep akan berakhir sebagai supernova.
- Rongga pada Struktur Debu: Rongga ini terbentuk akibat interaksi bintang ketiga dengan angin bintang Wolf-Rayet.
- Supernova: Dua bintang Wolf-Rayet berpotensi menghasilkan letusan sinar gamma sebelum menjadi lubang hitam bermassa bintang.
