Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S Deyang, menyatakan bahwa anggaran Rp 10.000 per porsi untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) mencukupi untuk menyertakan telur dan ayam dalam menu. Klaim ini didasarkan pada perhitungan yang dilakukan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto. Menurut Nanik, Presiden Prabowo telah melakukan perhitungan sendiri dan menyimpulkan bahwa dengan anggaran tersebut, menu MBG tetap bisa menyediakan lauk berupa ayam dan telur. Penegasan ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Kejadian Menonjol terkait Konsumsi MBG pada Selasa, 14 Oktober 2025. Nanik juga menekankan pentingnya integritas dalam pelaksanaan program MBG, mengingatkan agar tidak ada pihak yang mengambil keuntungan berlebih atau mengurangi kualitas bahan baku makanan. Ia juga menyoroti temuan lapangan terkait dapur mitra MBG yang belum memenuhi standar kelayakan. Hal ini menjadi perhatian serius untuk memastikan program MBG berjalan sesuai tujuan, yaitu memberikan makanan bergizi yang terjangkau bagi masyarakat. Evaluasi dan perbaikan terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas program MBG.
Anggaran Rp 10.000 dan Menu Bergizi
Klaim bahwa anggaran Rp 10.000 per porsi cukup untuk menu MBG yang mengandung telur dan ayam menjadi sorotan utama. Pemerintah berupaya memastikan bahwa anggaran yang dialokasikan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menyediakan makanan bergizi bagi masyarakat. Keberadaan telur dan ayam sebagai sumber protein penting dalam menu MBG menjadi prioritas. Hal ini didukung oleh perhitungan yang dilakukan oleh Presiden Prabowo, yang menunjukkan bahwa dengan pengelolaan yang baik, anggaran tersebut dapat mencukupi kebutuhan nutrisi. Pemerintah terus melakukan evaluasi dan penyesuaian untuk memastikan keberlanjutan dan efektivitas program MBG. Selain itu, penting untuk menjaga harga bahan baku tetap stabil agar tidak membebani anggaran dan kualitas menu tetap terjaga.
Peringatan Terhadap Dapur MBG
Nanik S Deyang memberikan peringatan keras kepada dapur-dapur MBG untuk tidak melakukan praktik yang merugikan program. Hal ini mencakup larangan mengambil keuntungan berlebih dari bahan baku makanan dan mengurangi kualitas atau kuantitas bahan baku yang seharusnya digunakan. Integritas dapur MBG sangat penting untuk memastikan bahwa makanan yang disajikan memenuhi standar gizi yang ditetapkan. Pengawasan dan evaluasi terus dilakukan untuk mendeteksi potensi penyimpangan dan mengambil tindakan yang diperlukan. Transparansi dalam pengelolaan anggaran dan penggunaan bahan baku menjadi kunci untuk mencegah praktik korupsi dan memastikan program MBG berjalan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Selain itu, dapur MBG juga harus memenuhi standar kebersihan dan kesehatan untuk mencegah penyebaran penyakit.
Temuan Dapur yang Tidak Layak
Selama pelaksanaan program MBG, ditemukan sejumlah dapur mitra yang belum memenuhi standar kelayakan. Nanik menyebutkan bahwa ia telah melihat langsung beberapa dapur yang tidak layak di berbagai daerah, mulai dari Kuningan hingga NTB. Kondisi dapur yang tidak memenuhi standar dapat mempengaruhi kualitas dan keamanan makanan yang disajikan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap infrastruktur dan fasilitas dapur MBG. Standar kelayakan dapur mencakup aspek kebersihan, sanitasi, peralatan masak yang memadai, dan penyimpanan bahan baku yang aman. Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dapur MBG agar memenuhi standar yang ditetapkan dan menjamin keamanan pangan bagi penerima manfaat program MBG.
Tanggung Jawab Bersama dalam Perbaikan
Nanik menekankan bahwa perbaikan program MBG adalah tanggung jawab bersama antara BGN, mitra dapur, dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Ia mengakui bahwa ada kelalaian yang terjadi dan perlu diperbaiki bersama-sama. Kolaborasi dan koordinasi yang baik antara semua pihak terkait sangat penting untuk memastikan program MBG berjalan efektif dan efisien. BGN memiliki peran dalam memberikan pedoman dan standar gizi, mitra dapur bertanggung jawab dalam menyediakan makanan yang berkualitas, dan SPPG bertugas dalam melakukan pengawasan dan evaluasi. Dengan adanya tanggung jawab bersama, diharapkan program MBG dapat berjalan lebih baik dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat.
Pesan untuk Pelaksana Program MBG
Nanik berpesan agar semua unsur pelaksana program MBG saling mengingatkan dan menjaga integritas dalam pelaksanaan program. Ahli gizi dan akuntan diharapkan dapat mengawal menu dan anggaran agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Integritas dan profesionalisme dalam menjalankan program MBG sangat penting untuk memastikan bahwa program ini berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan saling mengingatkan dan menjaga integritas, diharapkan program MBG dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan dan gizi masyarakat. Selain itu, penting juga untuk melibatkan masyarakat dalam pengawasan dan evaluasi program MBG agar tercipta transparansi dan akuntabilitas.