Pada hari ke-9 pencarian, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) secara resmi mengakhiri operasi pencarian korban ambruknya Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo. Penghentian operasi ini ditandai dengan apel personel gabungan dan pemberian penghargaan kepada tim SAR yang terlibat. Meskipun operasi pencarian telah dihentikan, pengawasan dan penanganan pascakejadian akan dilanjutkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama pemerintah daerah. Seluruh area reruntuhan telah dibersihkan, memastikan tidak ada lagi korban yang tertinggal di bawah puing-puing bangunan. Basarnas mengapresiasi kerja keras seluruh tim gabungan, termasuk relawan dan jurnalis, yang telah bekerja sama selama sembilan hari penuh dalam upaya pencarian dan pertolongan.
Penutupan Operasi SAR dan Apresiasi Tim
Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, secara resmi menutup operasi pencarian dan pertolongan korban ambruknya Pondok Pesantren Al Khoziny. Apel penutupan dihadiri oleh seluruh personel gabungan yang terlibat dalam operasi SAR. Dalam kesempatan tersebut, Syafii menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh unsur SAR yang telah bekerja keras selama sembilan hari terakhir. Penghargaan diberikan sebagai bentuk pengakuan atas dedikasi dan pengabdian tim dalam menjalankan tugas kemanusiaan. Syafii juga menekankan bahwa kerja keras tim SAR merupakan bentuk pengabdian dan amal ibadah, serta berharap apa yang telah dilakukan dapat tersampaikan ke publik.
Kondisi Terkini Lokasi Kejadian
Setelah operasi pencarian dihentikan, lokasi ambruknya gedung pesantren sudah bersih dari material bangunan. Yang tersisa hanyalah kerikil pecahan beton dan sedikit bilah sisa besi-besi konstruksi yang masih tertancap di tanah. Beberapa alat berat seperti ekskavator dan crane juga masih terparkir di sekitar lokasi. Syafii memastikan bahwa seluruh area reruntuhan telah diperiksa secara menyeluruh dan tidak ada lagi korban yang tertinggal di bawah puing-puing. Pembersihan material bangunan dilakukan untuk memudahkan proses investigasi lebih lanjut dan penanganan pascakejadian oleh pihak terkait.
Peran BNPB dalam Penanganan Pascakejadian
Meskipun Basarnas telah mengakhiri tugasnya di sektor pencarian dan pertolongan, pengawasan dan penanganan pascakejadian akan tetap dilanjutkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama pemerintah daerah. BNPB akan bertanggung jawab dalam melakukan penilaian kerusakan, memberikan bantuan kepada korban terdampak, dan merencanakan rehabilitasi serta rekonstruksi bangunan pesantren. Syafii menegaskan bahwa lokasi kejadian masih dalam supervisi langsung BNPB, dan perkembangan selanjutnya dapat dipantau oleh masyarakat. Kerja sama antara Basarnas, BNPB, pemerintah daerah, dan pihak terkait lainnya diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan pascabencana.
Data Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny
Hingga akhir operasi pencarian, Basarnas mencatat jumlah korban ambruknya Gedung Pondok Pesantren Al Khoziny sebanyak 171 orang. Dari jumlah tersebut, 104 orang berhasil selamat, sementara 67 orang meninggal dunia, termasuk 8 body part atau bagian tubuh. Data ini menjadi gambaran betapa dahsyatnya dampak dari peristiwa tragis tersebut. Basarnas menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban meninggal dunia dan berharap para korban selamat dapat segera pulih dari trauma dan luka-luka yang dialami.