Tim SAR gabungan dari berbagai instansi, termasuk BNPB, Basarnas, dan tenaga ahli dari ITS Surabaya, bergerak cepat mencari solusi teknis untuk mengatasi masalah bangunan miring di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo. Upaya ini dilakukan setelah sebagian bangunan pondok pesantren tersebut runtuh, menimbulkan risiko besar bagi proses evakuasi korban. Prioritas utama adalah memastikan keselamatan tim penyelamat dan korban yang mungkin masih terjebak di reruntuhan. Metode pemotongan material yang menempel pada struktur gedung lama dilakukan dengan sangat hati-hati, sembari memberikan sokongan atau penyangga tambahan untuk mencegah potensi runtuhan susulan.
Pemasangan Penyangga untuk Stabilisasi Gedung
Langkah krusial dalam operasi penyelamatan ini adalah pemasangan penyangga yang kokoh. Penyangga ini berfungsi untuk menahan dan menstabilkan bagian gedung yang miring. Mayjen TNI Budi Irawan dari BNPB menjelaskan bahwa pemasangan penyangga ini adalah hasil koordinasi dengan ahli dari ITS, Basarnas, dan Kodim. Dengan adanya penyangga, risiko saat proses penarikan material roboh dapat diminimalkan. Solusi ini diharapkan memberikan keamanan ekstra bagi tim SAR yang bekerja di lapangan.
Progres Evakuasi dan Pembersihan Material Runtuhan
Proses evakuasi korban dan pembersihan puing terus berjalan secara paralel. Tim SAR melaporkan bahwa hingga saat ini, sekitar 75% material runtuhan telah berhasil dibersihkan. Sisa 25% material berada di sisi kiri area runtuhan, yang berdekatan dengan bangunan yang miring. Fokus utama saat ini adalah membersihkan area tersebut dengan hati-hati dan teliti, mengingat potensi bahaya yang ada. Langkah-langkah khusus dan kerjasama dengan para ahli sangat penting untuk mempercepat proses pencarian korban dan mengurangi risiko kerusakan lebih lanjut pada bangunan di sekitarnya.
Target Waktu Penyelesaian Evakuasi Korban
BNPB menargetkan proses evakuasi korban selesai paling lambat pukul 00.00 WIB. Namun, mereka berharap bisa menyelesaikan pekerjaan ini sebelum matahari terbenam. Percepatan evakuasi ini sangat penting untuk memberikan kepastian kepada keluarga korban dan memulihkan kondisi di sekitar lokasi kejadian. BNPB meminta doa restu dari seluruh masyarakat Indonesia agar proses evakuasi berjalan lancar dan lebih cepat dari target yang ditetapkan.
Transparansi dalam Proses Penyelamatan
BNPB menekankan bahwa seluruh proses evakuasi dilakukan secara transparan. Bahkan, operasi penyelamatan ini disiarkan langsung (live) selama 24 jam penuh. Hal ini merupakan langkah yang belum pernah dilakukan sebelumnya oleh BNPB. Transparansi ini bertujuan untuk memberikan informasi yang akurat dan terpercaya kepada publik mengenai perkembangan proses evakuasi dan penanganan bencana.
Data Korban Akibat Runtuhnya Ponpes Al Khoziny
Berdasarkan data dari Basarnas per Senin (6/10) pukul 03.35 WIB, total korban yang berhasil ditemukan berjumlah 158 orang. Dari jumlah tersebut, 104 orang ditemukan dalam kondisi selamat, dan 54 orang meninggal dunia, di mana lima di antaranya ditemukan dalam kondisi berupa potongan tubuh. Kejadian tragis ini bermula ketika gedung tiga lantai, termasuk musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, ambruk pada Senin (29/9) sore. Saat kejadian, ratusan santri sedang melaksanakan Salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.