Film horor selalu punya cara untuk membuat kita terpaku di kursi bioskop, dan Primate sepertinya akan menjadi salah satu yang paling dibicarakan. Bayangkan sekelompok teman yang sedang menikmati liburan tropis, tiba-tiba dikejar-kejar oleh seekor simpanse pembunuh. Kedengarannya gila? Memang! Film ini menjanjikan kombinasi antara ketegangan brutal, adegan berdarah yang bikin mual, dan sedikit sentuhan humor gelap ala film monster tahun 80-an. Setelah penayangan perdananya di Fantastic Fest, Primate langsung mencuri perhatian dan mendapatkan rating yang cukup tinggi di Rotten Tomatoes. Dengan premis yang unik dan eksekusi yang menjanjikan, film ini berpotensi menjadi pembuka tahun yang brutal bagi para penggemar horor.
Premis Horor yang Unik: Simpanse Pembunuh
Primate menawarkan sesuatu yang berbeda dari film horor kebanyakan. Alih-alih hantu, setan, atau pembunuh psikopat, film ini menghadirkan ancaman dari seekor simpanse bernama Ben. Ben, yang seharusnya menjadi bagian dari 'keluarga angkat' para karakter utama, justru berubah menjadi mesin pembunuh yang memangsa mereka satu per satu. Premis ini memberikan sentuhan segar pada genre slasher yang seringkali terasa monoton. Kombinasi antara setting tropis yang indah dan kengerian yang ditimbulkan oleh simpanse pembunuh menciptakan kontras yang menarik dan mencekam.
Alasan Simpanse Jadi Mesin Pembunuh
Mengapa simpanse ini berubah menjadi mesin pembunuh? Film ini memberikan beberapa petunjuk, meskipun tidak semuanya dijelaskan secara gamblang. Beberapa teori yang muncul di kalangan penonton termasuk kemungkinan simpanse tersebut terinfeksi rabies atau mengalami mutasi genetik. Apapun alasannya, yang jelas Ben menjadi ancaman nyata bagi para karakter utama. Adegan-adegan kekerasan yang melibatkan simpanse ini digambarkan dengan cukup detail dan tanpa ampun, sehingga penonton akan merasa tegang dan ngeri sepanjang film.
Johannes Roberts: Sutradara di Balik Ketegangan Brutal
Johannes Roberts, sutradara yang sebelumnya dikenal melalui film 47 Meters Down, dipercaya untuk mengarahkan Primate. Roberts tampaknya sangat memahami bagaimana menciptakan ketegangan dan suspense yang efektif. Dalam Primate, ia berhasil menggabungkan elemen-elemen horor klasik dengan sentuhan modern. Penggunaan efek praktikal yang gore membuat adegan-adegan kekerasan terasa lebih nyata dan mengerikan. Roberts juga tidak ragu untuk memasukkan humor gelap ke dalam film, yang memberikan sedikit jeda dari ketegangan yang terus menerus. Gaya penyutradaraan Roberts yang khas menjadikan Primate sebagai tontonan yang menghibur sekaligus menegangkan.
Sentuhan Klasik Film Monster 80an
Roberts terinspirasi oleh film-film monster era 1980-an, dan pengaruh ini sangat terasa dalam Primate. Film ini menghadirkan adegan-adegan gore yang berlebihan, karakter-karakter yang klise namun tetap menarik, dan plot yang sederhana namun efektif. Penggunaan efek praktikal, alih-alih CGI yang berlebihan, memberikan nuansa retro yang kental. Bagi para penggemar film horor klasik, Primate akan menjadi nostalgia yang menyenangkan.
Jajaran Pemain Muda Bertalenta
Primate juga didukung oleh jajaran pemain muda yang bertalenta. Johnny Sequoyah, yang sebelumnya dikenal melalui serial Dexter: New Blood, memimpin para pemain sebagai karakter utama. Ia berhasil menghidupkan karakternya dengan baik, menunjukkan ketakutan dan keputusasaan yang dialami saat berhadapan dengan simpanse pembunuh. Jessica Alexander, Troy Kotsur, dan Mariela Garriga juga memberikan penampilan yang solid, menambah kekuatan pada ensemble cast film ini. Kombinasi antara akting yang meyakinkan dan karakter-karakter yang relatable membuat penonton semakin terlibat dalam cerita.
Reaksi Penonton dan Kritik
Reaksi terhadap Primate cukup beragam. Beberapa kritikus memuji film ini karena premisnya yang unik, eksekusi yang menegangkan, dan penggunaan efek praktikal yang gore. Namun, ada juga yang mengkritik film ini karena plotnya yang terlalu sederhana dan penggunaan CGI yang kurang meyakinkan di beberapa adegan. Terlepas dari kritik tersebut, Primate jelas berhasil menarik perhatian dan memicu perdebatan di kalangan penonton. Banyak yang penasaran untuk melihat sendiri bagaimana simpanse pembunuh ini beraksi di layar lebar. Dengan trailer yang intens dan premis yang menggila, Primate berpotensi menjadi salah satu film horor yang paling banyak dibicarakan di tahun 2026.