Chiki Fawzi, seorang selebritas dan influencer, baru-baru ini menceritakan pengalamannya ketika meminta izin kepada ayahnya, Ikang Fawzi, untuk mengikuti aksi kemanusiaan Global Sumud Flotilla. Aksi ini bertujuan untuk memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Meskipun Chiki sudah berada di Tunisia, sayangnya dia tidak dapat ikut berlayar karena berbagai kendala teknis dan dugaan sabotase. Perjalanan Chiki ini diwarnai dengan berbagai drama, termasuk reaksi awal ayahnya yang terkejut dan kekhawatiran akan keselamatan putrinya. Namun, dengan penjelasan dan dukungan dari tokoh agama, Ikang akhirnya memberikan restunya. Kisah ini menyoroti dedikasi Chiki terhadap isu kemanusiaan dan perjuangannya untuk mendapatkan dukungan dari orang terdekatnya. Peristiwa ini juga menunjukkan betapa pentingnya dialog dan pemahaman dalam keluarga, terutama ketika menghadapi perbedaan pandangan terkait suatu isu.
Reaksi Awal Ikang Fawzi: Antara Kaget dan Khawatir
Chiki Fawzi mengungkapkan bahwa reaksi awal ayahnya, Ikang Fawzi, saat mendengar niatnya untuk ikut berlayar ke Gaza cukup mengejutkan. Ikang bahkan menyebut Chiki "gila". Reaksi ini wajar mengingat risiko dan tantangan yang mungkin dihadapi selama perjalanan dan aksi kemanusiaan tersebut. Sebagai seorang ayah, Ikang tentu merasa khawatir akan keselamatan putrinya.
Namun, Chiki tidak menyerah begitu saja. Dia berusaha memberikan pemahaman kepada ayahnya tentang tujuan dan pentingnya aksi kemanusiaan ini. Chiki menjelaskan bahwa isu Palestina sudah lama menjadi perhatiannya, terutama sejak dia kuliah di Malaysia dan memiliki banyak teman dari Palestina. Pengalaman ini membuatnya semakin peduli dan ingin berkontribusi dalam membantu masyarakat Gaza yang membutuhkan.
Upaya Chiki Mendapatkan Restu Ayah
Setelah mendaftarkan diri dalam Global Sumud Flotilla, Chiki mulai memberikan gambaran kepada Ikang tentang kegiatan yang akan diikutinya. Dia menceritakan tentang tujuan aksi kemanusiaan ini dan bagaimana dia merasa terpanggil untuk berpartisipasi. Meskipun awalnya Ikang belum bisa memberikan izin, Chiki terus berusaha memberikan pemahaman dan meyakinkan ayahnya.
Salah satu cara yang dilakukan Chiki adalah dengan melibatkan tokoh agama yang dihormati oleh Ikang. Ikang menghubungi beberapa ustaz, termasuk Ustaz Bachtiar Nasir dan Ustaz Husein Gaza, untuk meminta pendapat dan nasihat. Hal ini menunjukkan keseriusan Ikang dalam mempertimbangkan keputusan Chiki dan mencari informasi yang akurat tentang aksi kemanusiaan tersebut.
Restu yang Akhirnya Didapatkan
Usaha Chiki untuk mendapatkan restu ayahnya akhirnya membuahkan hasil. Ikang Fawzi akhirnya memberikan izin kepada Chiki untuk ikut berlayar ke Gaza. Momen haru terjadi saat Ikang mengantarkan Chiki ke bandara untuk terbang ke Tunisia. Chiki merasa sangat terharu dan bersyukur atas dukungan ayahnya. Dia berharap restu ayahnya akan menjadi bekal dalam menjalankan aksi kemanusiaan ini.
Chiki menyadari bahwa dukungan dan restu dari orang tua sangat penting, terutama dalam mengambil keputusan besar dan berisiko. Dia merasa lega dan termotivasi setelah mendapatkan restu dari ayahnya. Perjalanan ke Tunisia dan penantian untuk bisa ikut berlayar menjadi lebih bermakna dengan dukungan dari keluarga.
Kegagalan Berlayar dan Dugaan Sabotase
Sayangnya, meskipun sudah sampai di Tunisia, Chiki Fawzi tidak bisa ikut berlayar ke Gaza. Banyak kendala teknis yang terjadi, seperti kerusakan kapal secara tiba-tiba. Hal ini menyebabkan tidak semua aktivis dapat diangkut. Selain itu, muncul dugaan adanya sabotase yang dilakukan untuk menghentikan aksi kemanusiaan ini.
Meskipun kecewa karena tidak bisa ikut berlayar, Chiki tetap bersyukur karena sudah berpartisipasi dalam aksi kemanusiaan ini. Dia juga menyadari bahwa ada banyak faktor yang tidak bisa dikendalikan dan bahwa yang terpenting adalah niat baik dan usaha untuk membantu sesama. Chiki menegaskan bahwa dia sudah siap secara mental dan fisik untuk menghadapi berbagai tantangan, namun dia tidak siap untuk melawan atau melakukan tindakan kekerasan.