Konser The Celebration of Mimi yang digelar Mariah Carey di Sentul, Jawa Barat pada 4 Oktober 2025 lalu menyisakan kesan mendalam bagi para penggemarnya. Namun, benarkah konser ini menjadi selebrasi yang semestinya bagi sang diva? Penampilan Mariah Carey malam itu dibandingkan dengan penampilannya di Candi Borobudur pada tahun 2018, di mana ia tampil lebih segar dan memukau. Sayangnya, konser di Sentul kali ini terasa kurang bersemangat, meskipun Mariah tetap membawakan lagu-lagu legendarisnya. Apakah ini pertanda bahwa lagu-lagu Mariah Carey akan lebih abadi daripada penyanyinya sendiri? Artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang konser tersebut, menyoroti momen-momen terbaik, serta mengecewakan, dan memberikan pandangan jujur tentang penampilan sang diva. Apakah konser ini berhasil memenuhi ekspektasi para penggemar yang telah lama menantikan penampilan Mariah Carey secara langsung?
Pembukaan Konser dengan Lagu Baru dan Nostalgia
Mariah Carey membuka konsernya pukul 20.26 WIB, sedikit terlambat dari jadwal yang seharusnya pukul 20.00 WIB. Ia memulai penampilannya dengan lagu barunya, "Type Dangerous", sebagai bagian dari promosi album terbarunya. Setelah itu, ia langsung membawakan serangkaian lagu-lagu hits lamanya seperti "Emotions", "Touch My Body", "Can't Let Go", "Vision of Love", dan "Dreamlover". Bagi para penggemar yang telah mengikuti karier Mariah sejak era pra-milenium, penampilan ini tentu saja membangkitkan euforia dan kenangan indah. Kombinasi lagu baru dan lagu-lagu lawas ini menjadi pembuka yang cukup menjanjikan untuk konser tersebut.
Momen Terbaik di Babak Kedua: Nostalgia Era Keemasan Mariah Carey
Babak kedua konser menjadi momen terbaik dari keseluruhan acara. Mariah Carey membawakan lagu-lagu ikoniknya seperti "Hero", "Without You", "Fantasy", "Honey/Heartbreaker", "I'm That Chick", "My All", dan "Always Be My Baby". Penampilan di babak ini berhasil membius penonton dan membawa mereka kembali ke era keemasan Mariah Carey. Meskipun terkadang Mariah Carey mengombinasikan antara menyanyi live dengan minus one atau bahkan lip sync, hal ini masih dapat dimaklumi mengingat kompleksitas lagu-lagunya yang memang sangat cocok dibawakan oleh dirinya sendiri. Para penggemar pun tetap bernyanyi bersama dan menikmati setiap momen di babak kedua ini.
Interaksi Minim dan Pilihan Gaya Panggung yang Kurang Tepat
Sayangnya, interaksi Mariah Carey dengan penonton terbilang minim. Ia tidak banyak berbicara atau berinteraksi dengan penonton, bahkan terkesan berjarak. Padahal, interaksi dengan penonton, seperti memberikan kesempatan kepada penggemar untuk menyanyikan lagu-lagunya bersama, dapat membuat konser menjadi lebih hidup dan berkesan. Selain itu, gaya panggung Mariah Carey juga dinilai kurang tepat. Alih-alih memilih gaya yang lebih simpel dan fokus pada vokal, ia terlihat berusaha untuk tetap tampil energik, meskipun terlihat kurang nyaman. Padahal, para penggemar datang untuk mendengar suara emasnya dan bernyanyi bersama, bukan untuk melihat aksi panggung yang berlebihan.
Lagu-Lagu dari Album Baru dan Perayaan 20 Tahun The Emancipation of Mimi
Di babak ketiga, Mariah Carey lebih banyak membawakan lagu-lagu dari album barunya, "Here for It All", seperti "Beautiful", "Play This Song", "In Your Feelings", dan "Sugar Sweet". Selain itu, ia juga membawakan beberapa lagu dari album "The Emancipation of Mimi" (2005) seperti "Say Somethin'", "Your Girl", dan "Shake It Off", dalam rangka merayakan 20 tahun album tersebut. Perayaan ini dilanjutkan di babak keempat dengan lagu-lagu seperti "Obsessed", "It's Like That", "Don't Forget About Us", "We Belong Together", dan "Fly Like a Bird".
Penutup yang Anti-Klimaks dan Ketiadaan Encore
Sayangnya, konser ditutup dengan lagu "Fly Like a Bird" yang terasa anti-klimaks. Banyak penggemar berharap lagu "We Belong Together" yang lebih populer dan ikonik dapat menjadi penutup konser. Selain itu, ketiadaan encore juga menjadi kekecewaan tersendiri bagi para penonton. Mariah Carey hanya mengucapkan terima kasih seadanya dan langsung meninggalkan panggung. Penghormatan kepada penonton justru diberikan oleh para penari, band, dan penyanyi latar yang dinilai lebih bekerja keras daripada Mariah Carey sendiri.
Kesimpulan: Bukan Selebrasi yang Semestinya, Namun Tetap Berkesan Karena Lagu-Lagu Legendaris
Secara keseluruhan, konser The Celebration of Mimi ini dinilai kurang memenuhi ekspektasi sebagai sebuah perayaan yang semestinya bagi seorang Mariah Carey. Interaksi yang minim, gaya panggung yang kurang tepat, dan penutup yang anti-klimaks menjadi beberapa faktor yang menyebabkan kekecewaan. Namun, konser ini tetap berkesan karena lagu-lagu legendaris Mariah Carey yang berhasil membangkitkan nostalgia dan euforia para penggemar. Selain itu, penampilan pembuka dari Keith Duffy dan Brian McFadden 'Boyzlife' serta pengelolaan konser yang baik dari promotor juga patut diapresiasi.