Rencana pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh badan usaha (BU) swasta dari PT Pertamina Patra Niaga terus bergulir. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan stok BBM yang diperlukan oleh SPBU swasta. SPBU seperti Vivo, APR (joint venture antara BP dan PT AKR Corporindo Tbk), dan AKR telah sepakat untuk melanjutkan pembahasan teknis terkait pembelian base fuel atau BBM murni. Kesepakatan ini muncul setelah pertemuan antara BU swasta penyalur BBM dengan Pertamina yang difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas). Diharapkan, jika semua berjalan sesuai rencana, pengiriman kargo base fuel akan dilakukan pada akhir Oktober 2025. Pembelian BBM oleh SPBU swasta ini diharapkan dapat menjaga stabilitas pasokan dan harga BBM di pasar, sekaligus menunjukkan sinergi positif antara Pertamina dan pelaku usaha swasta di sektor energi. Kolaborasi ini menjadi penting untuk mendukung kebutuhan masyarakat terhadap BBM yang terjangkau dan mudah diakses. Pemerintah juga terus mendorong terciptanya iklim usaha yang sehat dan kompetitif di sektor hilir migas.
Kelanjutan Pembahasan Teknis Pembelian BBM Murni
Pembahasan teknis antara Pertamina dan SPBU swasta terus dilakukan secara intensif. Beberapa poin penting yang dibahas meliputi dokumen pernyataan kepatuhan terhadap prinsip tata kelola yang baik (Good Corporate Governance), termasuk pernyataan anti monopoli, anti pencucian uang, dan anti suap. Hal ini penting untuk memastikan proses bisnis berjalan transparan dan akuntabel. Selain itu, Vivo dan BP juga telah menyampaikan kebutuhan komoditi yang mereka butuhkan, termasuk pembahasan kesepakatan terkait spesifikasi produk, key terms, dan general terms and conditions. Pertamina sendiri akan menyampaikan kembali spesifikasi produk yang dapat memenuhi requirement semua BU, termasuk key term yang akan dikonfirmasi oleh BU swasta.
Proses Pengadaan dan Pengiriman Kargo BBM
Setelah semua persyaratan teknis terpenuhi, proses pengadaan komoditi BBM akan segera dilaksanakan. Pemenang pengadaan akan diumumkan kepada BU swasta, termasuk informasi mengenai penyedia kargo, harga terbaik (best price), dan volume kargo yang tersedia. Tahap selanjutnya adalah pembahasan aspek komersial atau business to business, serta proses joint inspection dalam pengiriman BBM. Jika semua berjalan lancar, pengiriman kargo yang sudah disepakati akan berlangsung di minggu ketiga Oktober. Proses ini menekankan pentingnya kesepakatan dari ketiga BU swasta, karena pengiriman kargo dalam satu pengadaan yang sama tidak terpisah-pisah. Pertamina berharap semangat kolaborasi dan niat baik untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dapat disikapi dengan bijak dan positif, sesuai dengan arahan dari Pemerintah.
Status SPBU Swasta Lain: Exxon dan Shell
Sementara itu, SPBU swasta lainnya seperti Exxon dan Shell belum dapat melanjutkan pembicaraan lebih lanjut terkait pembelian BBM dari Pertamina. Shell masih perlu berkoordinasi dengan kantor pusatnya untuk pemenuhan compliance vendor. Di sisi lain, Exxon akan berdiskusi lebih lanjut mengenai kebutuhan BBM untuk bulan November, karena saat ini mereka masih memiliki stok BBM yang cukup. Hal ini menunjukkan bahwa setiap SPBU swasta memiliki pertimbangan dan strategi masing-masing dalam memenuhi kebutuhan BBM mereka. Kondisi pasar dan ketersediaan stok juga menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan.
Kolaborasi Pertamina dengan BU Swasta
Kolaborasi antara Pertamina dengan BU swasta dalam penyediaan BBM merupakan langkah positif untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas pasokan energi di Indonesia. Pemerintah terus mendorong sinergi antara BUMN dan swasta untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif dan kompetitif. Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan masyarakat dapat terus menikmati akses terhadap BBM yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. Selain itu, kolaborasi ini juga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam rantai pasok BBM, sehingga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.