Wanita muda di Jakarta Selatan baru-baru ini berbagi pengalamannya mengenai benjolan yang muncul di lehernya. Awalnya, ia mengira benjolan tersebut akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, setelah beberapa waktu, benjolan itu tidak kunjung hilang, bahkan bertahan hingga lima bulan. Setelah diperiksakan ke dokter, ia didiagnosis menderita tuberkulosis (TBC) kelenjar getah bening dan harus menjalani pengobatan intensif selama delapan bulan. Kisah ini menjadi viral dan banyak diperbincangkan di media sosial, mengingatkan pentingnya untuk tidak menyepelekan gejala-gejala aneh pada tubuh dan segera mencari pertolongan medis. Pengalaman ini juga menjadi pengingat bahwa TBC masih menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia, dan deteksi dini sangat penting untuk keberhasilan pengobatan.
Awal Mula Munculnya Benjolan di Leher
Nur Fadilah (25), nama wanita tersebut, menceritakan bahwa awalnya ia tidak merasakan gejala yang khas. Ia hanya merasakan ada benjolan kecil di lehernya. Benjolan itu tidak terasa sakit, keras, dan tidak bergerak saat disentuh. Awalnya, ia mengira benjolan tersebut hanya infeksi biasa dan akan hilang dengan sendirinya. Namun, setelah beberapa minggu, benjolan itu tidak kunjung mengecil, malah semakin membesar. Ia pun mulai merasa khawatir dan memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter. Selain benjolan di leher, Nur juga mengalami gejala lain seperti demam yang tidak terlalu sering muncul dan berat badannya yang sulit naik meski sudah makan banyak. Ia mengaku sempat mengabaikan gejala-gejala tersebut karena merasa tidak terlalu mengganggu aktivitasnya sehari-hari.
Perbedaan Benjolan TBC dengan Benjolan Biasa
Nur menjelaskan bahwa benjolan yang ia rasakan berbeda dengan benjolan biasa yang pernah ia alami sebelumnya. Benjolan TBC kelenjar getah bening biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Tidak terasa nyeri saat disentuh
- Teraba keras dan padat
- Tidak bergerak bebas saat ditekan
- Muncul secara perlahan dan bertambah besar seiring waktu
- Dapat disertai dengan gejala lain seperti demam, penurunan berat badan, dan keringat malam
Perlu diingat bahwa tidak semua benjolan di leher disebabkan oleh TBC kelenjar getah bening. Benjolan juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus lain, pembengkakan kelenjar getah bening karena infeksi di area kepala dan leher, atau bahkan tumor.
Proses Pengobatan TBC Kelenjar Getah Bening
Setelah didiagnosis TBC kelenjar getah bening, Nur harus menjalani pengobatan selama delapan bulan. Ia menjalani rawat jalan dan harus mengonsumsi obat-obatan anti-tuberkulosis (OAT) secara teratur. Selain itu, ia juga harus menjaga pola makan dan gaya hidup sehat. Nur mengaku bahwa selama pengobatan, ia harus membatasi aktivitasnya dan selalu menggunakan masker saat berada di tempat umum. Ia juga harus menghindari makanan cepat saji, makanan manis, makanan berminyak, dan makanan pedas. Meski berat, Nur tetap berusaha untuk menjalani pengobatan dengan disiplin agar bisa sembuh total.
Pantangan Makanan Selama Pengobatan TBC
Selama menjalani pengobatan TBC, pasien biasanya disarankan untuk menghindari beberapa jenis makanan, antara lain:
- Makanan cepat saji (fast food)
- Makanan dan minuman manis (gula berlebihan)
- Makanan yang digoreng dan berminyak
- Makanan pedas
Makanan-makanan tersebut dapat memicu peradangan dan memperlambat proses penyembuhan. Sebaliknya, pasien TBC dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang, kaya protein, vitamin, dan mineral. Beberapa contoh makanan yang baik untuk pasien TBC antara lain daging tanpa lemak, ikan, telur, susu, sayuran hijau, dan buah-buahan.
Pesan untuk Tidak Menyepelekan Gejala
Nur berpesan kepada masyarakat untuk tidak menyepelekan gejala-gejala aneh yang muncul pada tubuh, terutama jika memiliki faktor risiko penularan TBC yang tinggi. Faktor risiko tersebut antara lain:
- Kontak erat dengan penderita TBC aktif
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah (misalnya, pengidap HIV/AIDS atau pasien yang menjalani kemoterapi)
- Menderita penyakit kronis seperti diabetes atau gagal ginjal
- Tinggal di lingkungan yang padat dan kumuh
Jika merasakan gejala seperti benjolan di leher, demam, batuk kronis, penurunan berat badan, atau keringat malam, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Deteksi dini TBC sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit dan meningkatkan peluang kesembuhan.