Para ilmuwan terus mengungkap misteri kepunahan dinosaurus yang terjadi jutaan tahun lalu. Salah satu teori yang menarik perhatian adalah korelasi antara kepunahan dinosaurus dan siklus reproduksi mereka. Penelitian terbaru dari Zurich University dan Zoological Society of London menyoroti bagaimana cara dinosaurus berkembang biak, khususnya melalui telur, mungkin menjadi faktor yang merugikan mereka dalam jangka panjang. Dinosaurus, tidak seperti mamalia, mengisi berbagai peran ekologis hanya dengan satu jenis, menciptakan persaingan internal yang kuat. Cara mereka bereproduksi menjadi tanda awal menuju kepunahan, menempatkan mereka pada posisi yang kurang menguntungkan dibandingkan dengan mamalia yang melahirkan anak dengan ukuran yang relatif lebih besar.
Siklus Reproduksi Dinosaurus: Sebuah Tinjauan
Siklus reproduksi dinosaurus sangat berbeda dengan mamalia. Induk dinosaurus bisa memiliki berat 2.500 kali lebih berat daripada bayi yang baru menetas. Sebagai contoh, induk dengan berat 4 ton hanya menghasilkan bayi yang beratnya beberapa kilogram saja. Perbandingan ini kontras dengan gajah, di mana berat induk hanya 22 kali lipat dari berat bayinya. Perbedaan ukuran yang mencolok ini disebabkan oleh batasan ukuran telur dan kebutuhan cangkang tebal untuk menyuplai oksigen ke embrio. Akibatnya, bayi dinosaurus tidak bisa tumbuh sebesar bayi mamalia besar saat lahir.
Perbandingan Ukuran Bayi Dinosaurus dan Mamalia
Perbedaan ukuran yang signifikan antara bayi dinosaurus dan mamalia memiliki implikasi penting. Bayi dinosaurus yang baru menetas harus bersaing dengan dinosaurus dewasa untuk mendapatkan sumber daya. Mereka menempati relung ekologis yang sama, mulai dari ukuran beberapa kilogram hingga puluhan ton. Sementara itu, bayi mamalia yang baru lahir menempati relung ekologis yang sama dengan induknya karena disusui dan tidak langsung bersaing dengan spesies yang lebih kecil. Hal ini menciptakan perbedaan dalam struktur populasi dan persaingan sumber daya.
Relung Ekologis yang Ditempati Dinosaurus Muda
Dinosaurus muda menempati berbagai relung ekologis selama hidup mereka. Mereka memulai dari relung hewan kecil dengan berat hanya beberapa kilogram, kemudian tumbuh dan menempati relung hewan dengan berat 10, 100, hingga 1.000 kg, bahkan lebih dari 30.000 kg. Fenomena ini berarti bahwa satu spesies dinosaurus menempati sebagian besar relung ekologis, sementara mamalia menempatinya melalui berbagai spesies dengan ukuran berbeda. Hal ini berdampak pada keanekaragaman hayati dan distribusi spesies.
Dampak pada Keanekaragaman Hayati dan Jumlah Spesies
Penelitian menunjukkan bahwa dinosaurus dengan ukuran kecil hingga sedang memiliki jumlah spesies individu yang jauh lebih sedikit daripada mamalia. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa anak-anak spesies dinosaurus yang lebih besar menempati relung mereka, menciptakan persaingan yang ketat. Tinjauan studi kasus mengenai ukuran tubuh semua spesies dinosaurus mengungkapkan bahwa hanya sedikit yang memiliki berat dewasa antara 2-60 kg saja. Kesenjangan ini memiliki konsekuensi signifikan bagi struktur ekosistem.
Persaingan Antar Dinosaurus dan Dampaknya
Ketiadaan spesies dinosaurus dengan ukuran kecil dan sedang disebabkan oleh persaingan antar dinosaurus. Dinosaurus besar dan anak-anaknya yang ada di mana-mana mencegah mamalia untuk mengembangkan spesies berukuran besar sendiri. Dinosaurus kecil juga bersaing dengan sesama dan mamalia kecil, meningkatkan tekanan pada mereka dan mendorong mereka menuju kepunahan atau memaksa mereka untuk menaklukkan ceruk yang baru, seperti terbang menjadi burung. Persaingan ini memainkan peran penting dalam membentuk keanekaragaman hayati pada zaman dinosaurus.
Kepunahan Massal dan Kesenjangan Ukuran Spesies
Keuntungan dinosaurus sebagai hewan darat terbesar bertahan selama kurang lebih 150 juta tahun. Namun, kepunahan massal di perbatasan Kapur-Tersier memunculkan masalah. Kesenjangan spesies pada ukuran sedang membawa bencana bagi mereka. Semua hewan besar yang punya bobot sekitar 10-25 kg punah. Mamalia, di sisi lain, memiliki banyak sekali spesies yang ada di bawah ambang batas tersebut. Akibatnya, spesies mamalia yang jauh lebih besar berkembang baik usai bencana dan kembali menempati relung yang sebelumnya kosong, sementara dinosaurus tidak bisa dan akhirnya punah.
