Para peneliti telah membuat penemuan revolusioner yang berpotensi mengubah pemahaman kita tentang asal usul kehidupan di Bumi. Sebuah studi baru mengklaim telah menemukan bukti hewan pertama yang berevolusi di planet ini. Bumi sendiri diperkirakan terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu, dan kehidupan mikroba diyakini telah muncul antara 4,3 hingga 3,7 miliar tahun yang lalu. Pertanyaan tentang kapan dan bagaimana kehidupan hewan pertama muncul selalu menjadi misteri. Sekarang, bukti baru menunjukkan bahwa spons mungkin merupakan salah satu bentuk kehidupan hewan paling awal, muncul jauh lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya.
Penemuan ini didasarkan pada analisis 'fosil kimia' yang ditemukan di bebatuan kuno. Fosil-fosil ini mengandung senyawa organik khusus yang dikenal sebagai sterana, khususnya sterol 30-karbon (C30). Sterol adalah kelompok steroid yang mencakup kolesterol dan ditemukan dalam membran sel organisme kompleks. Para peneliti berhasil menghubungkan sterana khusus ini dengan demosponges, kelas spons laut. Ini menunjukkan bahwa 'fosil kimia' tersebut merupakan jejak kehidupan hewan purba.
Spons Purba: Organisme Multiseluler Awal
Bukti kehidupan hewan purba terus bermunculan, namun temuan ini secara khusus menyoroti bahwa spons purba muncul lebih awal dari yang diperkirakan untuk organisme multiseluler. Spons purba kemungkinan besar merupakan salah satu hewan pertama di Bumi. Temuan ini menantang pemahaman kita tentang skala waktu evolusi dan menunjukkan bahwa kehidupan hewan mungkin telah berevolusi jauh lebih awal dari yang kita duga sebelumnya. Walaupun wujud persis organisme ini masih menjadi misteri, para ilmuwan meyakini bahwa mereka hidup di lautan dan bertubuh lunak. Kemungkinan besar mereka tidak memiliki kerangka silika seperti spons modern.
Spons modern mungkin tidak terlihat seperti hewan pada umumnya, tetapi mereka memenuhi syarat sebagai hewan karena mereka terbuat dari sel eukariotik yang berbeda dengan fungsi yang berbeda. Mereka tidak memiliki dinding sel dan mampu makan, bereproduksi, dan merespons lingkungan mereka. Meskipun mereka adalah hewan sederhana tanpa organ, jaringan, atau sistem khusus yang kompleks, mereka mewakili bentuk kehidupan hewan yang fundamental. Secara sederhana, mereka adalah gumpalan sel hewan yang kenyal dan lentur.
Ledakan Kambrium dan Perkembangan Spesies Kompleks
Kemunculan spons menandai titik balik penting dalam sejarah kehidupan di Bumi. Tak lama setelah spons pertama kali berevolusi, Bumi mengalami periode perkembangan pesat dari berbagai spesies kompleks yang dikenal sebagai Ledakan Kambrium. Peristiwa luar biasa ini menyaksikan kemunculan tiba-tiba banyak kelompok hewan besar dalam catatan fosil. Sebelum Ledakan Kambrium, sebagian besar kehidupan terdiri dari struktur sederhana dan gumpalan kecil. Namun, setelahnya, ekosistem dipenuhi dengan organisme yang beragam dan kompleks. Ledakan Kambrium merupakan periode inovasi evolusioner yang menghasilkan keanekaragaman hayati yang kita lihat saat ini.
Memperkuat Dugaan Awal tentang Sterol Berkarbon 30
Sebelumnya pada tahun 2009, sebuah studi menunjukkan bahwa keberadaan sterol berkarbon 30 dapat menjadi bukti kehidupan hewan yang kompleks. Namun, hipotesis alternatif menyatakan bahwa sterol ini mungkin berasal dari organisme lain atau proses geologis non-biologis. Studi terbaru ini memberikan bukti yang lebih kuat untuk mendukung hipotesis awal. Para peneliti menganalisis inti bor dan singkapan batuan dari Oman, India bagian barat, dan Siberia. Mereka menemukan tanda-tanda sterana yang sangat terikat pada molekul demosponge.
Summons menjelaskan bahwa semua eukariota memiliki sterol atau lipid membran yang sebanding. Temuan ini semakin memperkuat hubungan antara sterol berkarbon 30 dan kehidupan hewan purba. Untuk memperkuat bukti, tim mensintesis sterol berkarbon 30 di laboratorium. Mereka membuktikan bahwa sterol tersebut dapat dibuat menggunakan enzim khusus yang dikodekan oleh gen demosponge. Kombinasi bukti dari batuan, spons modern, dan sintesis laboratorium secara meyakinkan menunjukkan bahwa batuan berusia 541 juta tahun tersebut mengandung bukti kehidupan hewan paling awal.