Tidak semua vaksin aman diberikan kepada ibu hamil dan menyusui. Bagaimana dengan vaksin RSV? Apakah vaksin RSV aman untuk ibu menyusui? Pertanyaan ini sering muncul mengingat pentingnya kesehatan ibu dan bayi. Virus RSV sendiri merupakan virus umum yang sangat menular, penyebab infeksi saluran pernapasan bawah (ISPB), seperti pneumonia dan bronkiolitis, terutama pada anak-anak. Data menunjukkan bahwa infeksi RSV banyak menyerang bayi pada enam bulan pertama kehidupannya.
Oleh karena itu, penting bagi ibu menyusui untuk mendapatkan informasi yang akurat dan terkini tentang keamanan vaksin RSV. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai keamanan vaksin RSV bagi ibu menyusui, rekomendasi dari otoritas kesehatan, serta manfaat dan risiko yang perlu dipertimbangkan. Tujuannya adalah memberikan informasi lengkap agar ibu menyusui dapat membuat keputusan yang tepat demi kesehatan diri sendiri dan buah hati.
Keamanan Vaksin RSV untuk Ibu Menyusui
Hingga saat ini, beberapa otoritas kesehatan menyatakan bahwa belum ada cukup bukti yang mendukung rekomendasi vaksin RSV khusus untuk melindungi bayi melalui ASI. Manfaat perlindungan melalui ASI juga belum terbukti secara kuat. Meskipun demikian, studi yang ada tidak menemukan efek samping pada bayi yang disusui oleh ibu yang telah divaksin RSV saat hamil. Kemungkinan adanya antibodi dalam ASI dapat memberikan perlindungan tambahan, namun data mengenai pemberian vaksin langsung kepada ibu menyusui yang tidak sedang hamil masih terbatas.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan vaksin RSV pada ibu hamil untuk melindungi bayi dari penyakit RSV yang parah. Vaksin RSV maternal (Abrysvo Pfizer) sebaiknya diberikan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih. Vaksinasi sebaiknya dilakukan sebelum usia kehamilan 36 minggu. Jika bayi lahir kurang dari 2 minggu setelah vaksinasi, perlindungan yang didapatkan mungkin tidak memadai. Data tentang vaksinasi ulang pada kehamilan berikutnya masih dalam penelitian.
Vaksinasi RSV saat Hamil vs. Setelah Melahirkan
Vaksin maternal seperti Abrysvo Pfizer diberikan pada trimester akhir kehamilan (sekitar 32–36 minggu) dengan tujuan menghasilkan antibodi yang melewati plasenta. Hal ini memastikan bahwa bayi lahir dengan perlindungan pasif selama beberapa bulan pertama kehidupannya, periode yang paling rentan terhadap RSV yang berat. Uji klinis telah menunjukkan penurunan rawat inap RSV pada bayi yang ibunya divaksinasi selama kehamilan. Saat ini, Abrysvo Pfizer adalah satu-satunya vaksin RSV yang direkomendasikan untuk ibu hamil. Vaksin lain seperti Arexvy GSK dan mResvia Moderna belum disetujui untuk digunakan selama kehamilan.
Dalam uji klinis fase 3, vaksin RSV maternal mengurangi risiko bayi dirawat di rumah sakit karena RSV sebesar 68 persen dan risiko kunjungan ke layanan kesehatan karena RSV sebesar 57 persen dalam 3 bulan setelah kelahiran. Pada uji coba yang sama, vaksin RSV mengurangi risiko bayi dirawat di rumah sakit karena RSV sebesar 57 persen dan risiko kunjungan ke layanan kesehatan karena RSV sebesar 51 persen dalam 6 bulan setelah kelahiran.
Siapa yang Direkomendasikan Vaksin RSV?
Menurut The Australian Immunisation Handbook, antibodi monoklonal RSV direkomendasikan untuk kelompok berikut:
- Bayi prematur
- Bayi dengan penyakit jantung bawaan
- Bayi dengan penyakit paru-paru kronis
Meskipun ibu hamil diperbolehkan divaksin RSV dengan Abrysvo Pfizer, vaksin ini tidak boleh diberikan kepada orang dengan riwayat reaksi alergi parah, seperti anafilaksis, terhadap komponen apa pun dari vaksin ini. Informasi lebih lanjut tentang Abrysvo dapat ditemukan pada brosur kemasan produsen. Pasien dengan penyakit akut ringan, seperti pilek, umumnya dapat menerima vaksinasi RSV maternal. Namun, jika pasien mengalami penyakit akut sedang atau berat, dengan atau tanpa demam, vaksinasi sebaiknya ditunda hingga kesehatan pasien membaik.
