Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali membuka perdagangan tujuh saham yang sebelumnya disuspensi akibat adanya lonjakan harga yang signifikan. Pembukaan kembali ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada investor untuk kembali melakukan transaksi dan menyesuaikan portofolio mereka. Keputusan ini diambil setelah BEI melakukan evaluasi dan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk potensi risiko dan dampaknya terhadap pasar modal secara keseluruhan. Langkah ini juga merupakan bagian dari upaya BEI untuk menjaga stabilitas dan integritas pasar modal Indonesia, serta memberikan perlindungan yang lebih baik kepada para investor.
Efektif mulai sesi I perdagangan hari Jumat, BEI mencabut suspensi terhadap PT Perintis Triniti Properti Tbk. (TRIN), PT Damai Sejahtera Abadi Tbk. (UFOE), PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk. (ASHA), PT Nusatama Berkah Tbk. (NTBK), PT Diamond Citra Propertindo Tbk. (DADA), PT Tanah Laut Tbk. (INDX), dan PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk. (RISE). Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, mengimbau kepada seluruh pihak untuk mencermati dengan seksama setiap keterbukaan informasi dari masing-masing emiten sebelum mengambil keputusan investasi.
Reaksi Pasar Terhadap Pembukaan Suspensi Saham
Pasca pembukaan suspensi, terlihat reaksi pasar yang beragam terhadap masing-masing saham. Beberapa saham menunjukkan lonjakan harga yang signifikan, sementara yang lainnya mengalami koreksi. Saham NTBK dan TRIN mencatatkan kenaikan hingga mencapai batas atas harian atau Auto-Rejection Atas (ARA). NTBK naik sebesar 34,55% atau setara dengan 38 poin, mencapai harga Rp148. Sementara itu, TRIN juga melesat sebesar 24,75% atau naik 50 poin, berada di harga Rp252. RISE juga mengalami lonjakan dan mencapai ARA di papan pemantauan khusus, naik sekitar 340 poin atau 9,8% ke level Rp3.810 per saham.
Kenaikan harga yang signifikan pada beberapa saham ini menunjukkan adanya minat beli yang tinggi dari investor. Namun, investor tetap perlu berhati-hati dan mempertimbangkan dengan matang sebelum mengambil keputusan investasi, mengingat volatilitas pasar yang tinggi.
Koreksi Mendalam pada Beberapa Saham Lainnya
Di sisi lain, UFOE dan ASHA justru mengalami koreksi yang cukup dalam setelah suspensi dicabut. UFOE mengalami penurunan hingga mencapai harga terendah harian atau Auto-Rejection Bawah (ARB) sebesar 14,69% atau turun 52 poin, berada di harga Rp252. ASHA juga terkoreksi hingga 7,77% atau turun 8 poin, menuju harga Rp95. Koreksi ini menunjukkan adanya aksi jual dari investor yang mungkin ingin merealisasikan keuntungan atau menghindari potensi kerugian lebih lanjut.
Penurunan harga pada saham-saham ini menjadi pengingat bagi investor untuk selalu melakukan analisis fundamental dan teknikal sebelum berinvestasi, serta mempertimbangkan profil risiko masing-masing.
Status Papan Pemantauan Khusus dan Dampaknya
Saham INDX terpantau terkoreksi tipis 0,72% ke level Rp274, sedangkan saham DADA pada pembukaan perdagangan sempat meloncat ARA di Rp240 setara naik 34,83%, namun berangsur turun di harga opening Rp178, stagnan di 0%. Saham INDX dan RISE secara efektif mulai memasuki papan pemantauan khusus atau Full Call Auction (FCA) selama satu pekan ke depan akibat suspensi tahap kedua. Sementara itu, DADA justru terlepas dari notasi papan pemantauan khusus atau FCA karena likuiditas sahamnya yang mulai membaik.
Masuknya saham ke papan pemantauan khusus FCA dapat mempengaruhi likuiditas dan harga saham. Investor perlu memahami implikasi dari status ini sebelum melakukan transaksi.