Pemerintah Amerika Serikat sedang berupaya untuk mengurangi ketergantungannya pada Taiwan dalam produksi chip semikonduktor. Desakan ini muncul di tengah kekhawatiran akan dominasi Taiwan dalam industri chip global, terutama mengingat lokasinya yang berdekatan dengan China. Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, mengusulkan pembagian produksi 50-50 antara AS dan Taiwan, dengan tujuan agar separuh chip yang beredar di Amerika diproduksi di dalam negeri. Langkah ini dipandang sebagai upaya untuk meningkatkan keamanan rantai pasokan dan mengurangi risiko geopolitik.
Target ambisius ditetapkan untuk mencapai 40% produksi semikonduktor domestik pada akhir masa jabatan Presiden AS Donald Trump. Investasi besar-besaran, diperkirakan mencapai lebih dari USD 500 miliar, akan diperlukan untuk mewujudkan tujuan ini. Keberhasilan inisiatif ini akan bergantung pada kemampuan AS untuk menarik investasi dan membangun kapasitas manufaktur chip yang kompetitif. Namun, upaya ini juga menghadapi tantangan, termasuk biaya produksi yang lebih tinggi dan kurangnya tenaga kerja terampil di AS.
Dorongan AS untuk Produksi Chip Domestik
Amerika Serikat sangat ingin meningkatkan produksi chip domestiknya. Ketergantungan yang berlebihan pada sumber asing, khususnya Taiwan, dipandang sebagai kerentanan strategis. Dengan memproduksi lebih banyak chip di dalam negeri, AS bertujuan untuk mengamankan rantai pasokannya, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong inovasi. Inisiatif ini didorong oleh kekhawatiran tentang potensi gangguan pasokan akibat ketegangan geopolitik atau bencana alam.
Pemerintah AS menawarkan berbagai insentif untuk menarik perusahaan semikonduktor agar membangun pabrik di Amerika. Ini termasuk hibah, keringanan pajak, dan pinjaman dengan bunga rendah. Upaya ini telah berhasil menarik investasi dari perusahaan seperti TSMC, yang sedang membangun pabrik chip canggih di Arizona. Namun, masih ada pekerjaan yang harus dilakukan untuk menciptakan ekosistem yang mendukung produksi chip domestik yang berkelanjutan.
Peran Vital TSMC dalam Industri Chip Global
Taiwan Semiconductor Manufacturing (TSMC) memainkan peran penting dalam industri chip global. Sebagai produsen chip terbesar dan tercanggih di dunia, TSMC menangani produksi untuk banyak perusahaan teknologi terkemuka, termasuk Nvidia dan Apple. Keahlian dan kapasitas TSMC tak tertandingi, menjadikannya mitra yang sangat berharga bagi perusahaan yang membutuhkan chip canggih.
Dominasi TSMC dalam produksi chip global telah menimbulkan kekhawatiran tentang ketergantungan berlebihan pada satu perusahaan dan satu wilayah. Gangguan pada operasi TSMC dapat memiliki konsekuensi yang luas bagi ekonomi global. Inilah mengapa AS dan negara-negara lain berupaya untuk mendiversifikasi rantai pasokan chip mereka dan mengurangi ketergantungan pada TSMC.
"Perisai Silikon" Taiwan dan Implikasi Keamanannya
Konsep "Perisai Silikon" mengacu pada keyakinan bahwa pentingnya Taiwan dalam produksi chip global berfungsi sebagai pencegah terhadap agresi militer dari China. Gagasan tersebut adalah bahwa menyerang Taiwan akan merusak ekonomi global dan memicu kecaman internasional. Namun, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengecilkan gagasan ini, dan berpendapat bahwa Taiwan akan lebih aman dengan produksi chip yang lebih seimbang antara AS dan Taiwan.
Argumen Lutnick adalah bahwa konsentrasi produksi chip di Taiwan yang tinggi justru dapat membuat negara itu lebih rentan. Jika China yakin bahwa mengendalikan Taiwan akan memberinya kendali atas industri chip global, mereka mungkin lebih tergoda untuk mengambil tindakan militer. Dengan mendistribusikan produksi chip secara lebih luas, AS dapat mengurangi risiko ini dan meningkatkan keamanan Taiwan.
Dampak pada Hubungan AS-Taiwan-China
Upaya AS untuk mengurangi ketergantungannya pada Taiwan dalam produksi chip memiliki implikasi yang signifikan bagi hubungan AS-Taiwan-China. China memandang Taiwan sebagai provinsi pemberontak dan telah berjanji untuk merebutnya kembali dengan paksa jika perlu. Upaya AS untuk memperkuat hubungan ekonomi dan keamanan dengan Taiwan telah membuat marah Beijing, yang melihatnya sebagai campur tangan dalam urusan internalnya.
Meskipun AS menegaskan kembali kebijakan "Satu China", yang mengakui tetapi tidak mendukung klaim China atas Taiwan, AS juga telah meningkatkan dukungan militernya kepada Taiwan dan telah memperingatkan China terhadap penggunaan kekerasan. Situasi ini tegang dan berpotensi tidak stabil. Upaya AS untuk mengurangi ketergantungannya pada Taiwan dalam produksi chip dapat dilihat oleh China sebagai upaya untuk melemahkan Taiwan dan mengurangi nilainya sebagai mitra bagi AS.