Fenomena TikTok sebagai platform komunikasi digital terus berkembang, terutama dengan dominasi konten hiburan yang viral di halaman For You Page (FYP). Interaksi yang terjadi di kolom komentar bukan hanya sekadar tanggapan terhadap video, tetapi juga menjadi wadah bagi kreativitas berbahasa. Pengguna TikTok menciptakan pola komunikasi unik melalui permainan kata, plesetan suara, ekspresi berlebihan, serta perpaduan bahasa yang mungkin jarang ditemukan dalam percakapan sehari-hari. Hal ini menjadikan penelitian tentang variasi bahasa di TikTok semakin penting, khususnya pada konten hiburan yang populer dan banyak ditonton. Penelitian ini bertujuan untuk memahami lebih dalam dinamika kebahasaan yang terjadi di platform tersebut, dengan fokus pada bagaimana pengguna mengekspresikan diri dan berinteraksi melalui bahasa dalam konteks konten hiburan.
Variasi Bahasa dalam Komentar TikTok: Studi Netnografi
Penelitian ini menggunakan pendekatan netnografi untuk mengamati interaksi warganet secara langsung di TikTok. Data dikumpulkan dengan menelusuri konten hiburan yang muncul di FYP dan memiliki jumlah tampilan tinggi. Konten yang viral dipilih karena dianggap telah dikonsumsi oleh pengguna dari berbagai latar belakang. Komentar yang diambil adalah komentar yang memiliki jumlah like dan balasan terbanyak, karena dianggap mewakili respons dan kecenderungan bahasa yang dominan dalam komunitas TikTok. Proses pengamatan dilakukan tanpa intervensi apapun; komentar dikumpulkan apa adanya, lalu diklasifikasikan berdasarkan pola linguistik yang terlihat. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengamati setiap komentar secara deskriptif, sehingga unsur kebahasaan muncul secara natural dan dapat dipahami dalam konteks budaya TikTok.
Ekspresi Kreatif: Humor dan Spontanitas di TikTok
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa variasi bahasa dalam komentar TikTok sangat beragam, mencerminkan kreativitas spontan para penggunanya. Gaya hiperbolis sering digunakan untuk menciptakan efek kelucuan, seperti pada komentar "KAMERA GETER ARTINYA....". Ekspresi berlebihan memperkuat rasa humor, terutama ketika dipadukan dengan konteks video yang tidak stabil. Penggunaan bahasa gaul dan emoji juga sering ditemukan, seperti pada komentar "kedut kedut jirr" yang menggunakan emoji batu untuk menyiratkan ironi. Emoji semacam ini sering digunakan untuk menanggapi sesuatu yang lucu dengan ekspresi datar.
Identitas Lokal dan Narasi Imajinatif Pengguna
Identitas lokal juga ikut hadir dalam kolom komentar, seperti pada komentar "hai dampit, aku turen👋🏻". Penyebutan daerah asal menjadi cara warganet menjalin kedekatan dengan penonton lain. Kreativitas lain terlihat ketika pengguna membayangkan tokoh tertentu dalam konteks video, seperti pada komentar "guru bilek: sepatu gue mana nih🤣😭". Humor tercipta dari narasi imajinatif yang dianggap sesuai dengan situasi. Hal ini mencerminkan kebiasaan warganet yang gemar menambahkan cerita versi mereka sendiri di luar konteks video asli.
Perubahan Tren dan Eksperimen Bahasa
Kejenuhan terhadap tren yang terus berubah tampak dalam komentar "tren apa lagi ini😭", yang memperlihatkan campuran antara keluhan dan humor. Kreativitas fonetis muncul dalam komentar ""IPRIL" 😭 PLIS PETCAH BET KTAWA". Perubahan ejaan menciptakan bunyi baru yang menambah efek komedi. Plesetan seperti "juley" dan "ohgots💔💔" juga menegaskan bagaimana bahasa di media sosial bergerak bebas dan bersifat sangat komunitatif. Hanya mereka yang akrab dengan budaya TikTok yang dapat memahami maknanya.
Ironi dan Norma Sosial dalam Komentar TikTok
Unsur ironi tampak jelas dalam komentar "kecewa banget, padahal nungguin yg satunya jatuh juga😭😭". Kalimat tersebut menunjukkan ekspresi berlebihan yang dibuat untuk menambah kelucuan. Ekspresi penekanan menggunakan huruf kapital terlihat pada komentar "TEMENNYA GADA YG KETAWA, BERARTI UDAH BIASA😭", yang menunjukkan intensitas emosi. Komentar "lucu tapi aku mandang like" menggambarkan fenomena umum di TikTok ketika pengguna merasa terdorong memberi like meski tidak sepenuhnya menikmati konten. Respons semacam ini mencerminkan norma sosial tak tertulis dalam komunitas digital.
Dinamika Bahasa Generasi Muda di Era Digital
Pola komunikasi di TikTok sangat dipengaruhi oleh humor, spontanitas, dan konteks visual video. Pengguna menciptakan variasi bahasa yang hidup melalui percampuran kata, perubahan ejaan, penggunaan emoji, hingga penyisipan identitas lokal. Bahasa berkembang menjadi alat hiburan dan keakraban sosial, bukan sekadar alat menyampaikan pesan. Kreativitas berbahasa di TikTok mencerminkan dinamika komunikasi generasi muda yang sangat adaptif terhadap perubahan. Bahasa yang muncul terus berevolusi mengikuti tren, konteks, dan kecepatan budaya digital.
