Bitcoin mengalami koreksi harga yang cukup signifikan baru-baru ini, membuat para trader bertanya-tanya apakah tren penurunan akan berlanjut. Harga Bitcoin sempat merosot dari level tertinggi di US$120.800 ke sekitar US$102.000, sebelum akhirnya rebound dan kembali naik hampir 9% ke level di atas US$111.000. Koreksi ini memicu kekhawatiran akan potensi penurunan lebih lanjut di bawah angka psikologis US$100.000. Sementara beberapa altcoin mengalami penurunan yang lebih dalam, ketahanan Bitcoin selama koreksi ini menunjukkan kekuatan yang mendasarinya, bahkan di tengah kondisi pasar yang kurang stabil. Namun, pertanyaan krusialnya adalah, mampukah Bitcoin mempertahankan posisinya di atas US$100.000, ataukah kita akan menyaksikan penurunan yang lebih dalam dalam waktu dekat? Analisis dari tiga indikator grafik berikut akan memberikan wawasan untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Analisis Perilaku Holder Bitcoin On-Chain
Salah satu indikator pertama yang memberikan petunjuk tentang potensi support harga adalah perilaku holder Bitcoin di jaringan (on-chain). Data menunjukkan bahwa meskipun terjadi penurunan harga yang signifikan, jumlah total holder Bitcoin justru mengalami peningkatan. Jumlah holder naik dari 56,92 juta menjadi 56,98 juta sejak Jumat (10/10). Peningkatan jumlah holder selama penurunan harga mengindikasikan bahwa investor melihat ini sebagai peluang untuk membeli Bitcoin dengan harga yang lebih rendah (dip-buying), dan bukan sebagai alasan untuk panik menjual aset mereka. Perilaku ini mencerminkan kepercayaan investor pada prospek jangka panjang Bitcoin.
Untuk mengkonfirmasi hal ini, kita dapat melihat metrik Spent Coins Age Bands (SCAB). SCAB melacak usia koin yang dipindahkan, yang memberikan indikasi apakah holder lama atau baru yang melakukan transaksi. Ketika crash dimulai pada 10 Oktober, SCAB berada di sekitar 17.100 BTC. Band 180–365 hari (holder menengah) berada di dekat 9.995 BTC, dan band 365 hari–2 tahun (holder jangka panjang) mendekati 2.452 BTC. Selama aksi jual, SCAB melonjak tajam menjadi 23.086 BTC, yang mengkonfirmasi peningkatan aktivitas pembelanjaan di kalangan holder baru. Namun, band merah (180-365 hari) sedikit menurun ke 9.646 BTC, dan band biru (365 hari-2 tahun) anjlok tajam ke 535 BTC. Hal ini menunjukkan bahwa holder jangka panjang cenderung tetap tenang dan tidak ikut panik menjual aset mereka.
Data on-chain ini menunjukkan bahwa aksi jual sebagian besar didorong oleh wallet baru atau menengah, sementara investor veteran tetap mempertahankan kepemilikan Bitcoin mereka. Holder jangka panjang biasanya hanya menjual aset mereka jika mereka memperkirakan penurunan harga yang sangat signifikan, seperti di bawah US$100.000. Fakta bahwa holder jangka panjang tetap tidak aktif dan total basis holder terus bertambah menandakan bahwa "strong hand" menggantikan "weak hand" di pasar. Proses ini dapat menstabilkan penurunan harga berbasis sentimen sebelum terjadi reli berikutnya.
Analisis Teknikal dan Divergensi RSI pada Harga Bitcoin
Aksi harga Bitcoin memberikan indikasi yang lebih jelas tentang dinamika pasar. Koreksi terbaru bukan hanya didorong oleh sentimen negatif, tetapi juga mengikuti pola teknikal yang sering menandai titik balik. Faktor utama yang memicu koreksi adalah divergensi bearish pada Relative Strength Index (RSI). RSI adalah indikator momentum yang mengukur kekuatan tren beli dan jual pada skala 0 hingga 100.
Divergensi bearish terjadi ketika harga Bitcoin mencetak higher high, tetapi RSI gagal mengonfirmasi dengan mencetak higher high juga, melainkan membuat lower high. Pola ini mengindikasikan bahwa momentum kenaikan harga melemah dan pembalikan arah mungkin akan terjadi. Divergensi bearish ini terlihat jelas antara pertengahan Juli dan awal Oktober. Akibatnya, terjadi koreksi tajam sebesar 19,1% pada 10 Oktober, mirip dengan penurunan lebih dari 14% yang terjadi awal tahun ini yang juga dipicu oleh divergensi serupa. Hal ini menunjukkan betapa sensitifnya harga Bitcoin terhadap sinyal yang diberikan oleh RSI.
Namun, pola tersebut kini berbalik. Antara 25 September dan 11 Oktober, muncul divergensi bullish. Harga Bitcoin mencetak lower low, sementara RSI justru membuat higher low. Divergensi bullish ini mengisyaratkan bahwa tekanan jual mulai kehilangan momentum, dan momentum untuk rebound mungkin perlahan mulai terbentuk. Hal ini memberikan harapan bahwa penurunan harga lebih lanjut dapat dicegah.
Level Fibonacci dan Outlook Harga Bitcoin
Pada saat penulisan, Bitcoin diperdagangkan mendekati US$111.600, sejajar dengan level Fibonacci 0,5 (US$111.400). Penutupan harian di atas level ini dapat mengkonfirmasi kekuatan baru menuju level resistance selanjutnya di US$113.600, US$116.800, dan US$120.800. Sebaliknya, titik invalidasi berada di bawah US$109.100, dengan potensi penurunan terbatas di US$106.400 dan US$101.900. Berdasarkan analisis ini, penurunan di bawah US$100.000 tampaknya kecil kemungkinannya dalam jangka pendek. Hanya jika candle harian ditutup di bawah US$101.900, harga Bitcoin berpotensi turun di bawah US$100.000.