Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan sinyal positif untuk melanjutkan tren kenaikannya pada awal pekan. Para analis memprediksi IHSG berpotensi menguji level resistance di 8.270 hingga 8.300. Momentum ini memberikan peluang bagi para investor untuk mencermati saham-saham tertentu yang diperkirakan akan memberikan keuntungan. Beberapa saham yang menjadi fokus perhatian adalah TLKM dan INCO, di mana kedua saham ini dinilai memiliki potensi untuk memberikan imbal hasil yang menarik. Selain itu, investor juga disarankan untuk memperhatikan saham-saham lain seperti BSDE, BIRD, CDIA, GJTL, TKIM, dan NCKL.
Pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari dalam maupun luar negeri. Data ekonomi yang akan dirilis, seperti data investasi langsung asing (FDI) kuartal III-2025, akan menjadi salah satu sentimen yang memengaruhi pasar. Selain itu, investor juga akan mencermati data ekonomi dari negara lain, seperti data perdagangan dan inflasi China, serta tingkat pengangguran di Inggris dan sentimen ekonomi dari Jerman. Data CPI dan PPI dari AS juga akan menjadi perhatian utama.
Analisis Teknikal IHSG: Peluang Kenaikan
Secara teknikal, IHSG menunjukkan indikasi yang mendukung potensi kenaikan. MACD (Moving Average Convergence Divergence) terus membentuk histogram positif, menandakan momentum bullish yang sedang berlangsung. Stochastic RSI (Relative Strength Index) juga bergerak naik mendekati area jenuh beli (overbought), mengindikasikan bahwa IHSG masih memiliki ruang untuk melanjutkan kenaikannya. Selain itu, garis A/D (Accumulation/Distribution) menunjukkan adanya akumulasi, yang berarti bahwa lebih banyak investor yang membeli saham daripada yang menjual.
- Level Resistance dan Support: Level resistance IHSG berada di 8.300, yang menjadi target kenaikan potensial. Sementara itu, level support berada di 8.200, yang menjadi batas bawah jika terjadi koreksi. Level pivot berada di 8.270, yang menjadi acuan untuk menentukan arah pergerakan IHSG.
- Indikator Teknikal:
- MACD: Histogram positif menunjukkan momentum bullish.
- Stochastic RSI: Mendekati area overbought, masih ada ruang untuk kenaikan.
- Garis A/D: Menunjukkan adanya akumulasi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi IHSG
Pergerakan IHSG dalam sepekan ke depan akan dipengaruhi oleh berbagai sentimen, baik dari dalam negeri maupun global. Investor perlu mencermati data-data ekonomi yang akan dirilis untuk dapat mengambil keputusan investasi yang tepat. Sentimen-sentimen ini dapat memicu volatilitas di pasar saham, sehingga investor perlu berhati-hati dan mempertimbangkan risiko yang ada.
Sentimen Domestik: Data FDI Kuartal III-2025
Salah satu sentimen utama yang akan memengaruhi IHSG adalah rilis data foreign direct investment (FDI) kuartal III-2025 pada tanggal 15 Oktober. Data ini akan memberikan gambaran tentang investasi asing yang masuk ke Indonesia dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi. Para analis memperkirakan bahwa FDI akan mengalami penurunan sebesar 6% year-on-year (yoy), setelah sebelumnya mengalami penurunan 7% yoy pada kuartal II-2025. Penurunan FDI dapat memberikan tekanan pada IHSG, karena menunjukkan bahwa minat investor asing terhadap Indonesia sedang menurun.
Sentimen Global: Data Ekonomi dari China, Inggris, Jerman, dan AS
Selain sentimen domestik, IHSG juga akan dipengaruhi oleh data ekonomi dari negara-negara lain. Data trade balance China September 2025 yang dijadwalkan rilis pada 13 Oktober, data inflasi China September 2025 yang bakal dirilis pada 15 Oktober, serta tingkat pengangguran di Inggris dan ZEW Economic Sentiment dari Jerman pada 14 Oktober akan menjadi perhatian investor. Dari AS, data CPI dijadwalkan rilis pada 15 Oktober dan PPI pada 16 Oktober. Data-data ini akan memberikan gambaran tentang kondisi ekonomi global dan dampaknya terhadap pasar keuangan.
Rekomendasi Saham: TLKM dan INCO Jadi Pilihan Utama
Di tengah potensi kenaikan IHSG, para analis merekomendasikan investor untuk fokus pada saham-saham tertentu yang dinilai memiliki potensi untuk memberikan imbal hasil yang menarik. Dua saham yang menjadi pilihan utama adalah TLKM (Telkom Indonesia) dan INCO (Vale Indonesia). Kedua saham ini memiliki fundamental yang kuat dan prospek pertumbuhan yang cerah.
Selain TLKM dan INCO, investor juga disarankan untuk memperhatikan saham-saham lain seperti BSDE (Bumi Serpong Damai), BIRD (Blue Bird), CDIA (印尼群島食品工業), GJTL (Gajah Tunggal), TKIM (Pabrik Kertas Tjiwi Kimia), dan NCKL (印尼鎳業).