Drama politik di Perancis kembali menjadi sorotan setelah Presiden Emmanuel Macron secara tak terduga menunjuk kembali Sebastien Lecornu sebagai Perdana Menteri. Penunjukan ini terjadi hanya beberapa hari setelah Lecornu mengundurkan diri pada Senin, 6 Oktober 2025. Keputusan Macron ini tentu saja mengejutkan banyak pihak dan menambah panasnya tensi politik di negara tersebut. Lecornu sendiri menyatakan komitmennya untuk mengatasi krisis politik yang berkepanjangan, yang menurutnya telah membuat masyarakat Perancis merasa lelah dan frustrasi. Ia juga menekankan pentingnya stabilitas bagi citra dan kepentingan Perancis di mata dunia. Namun, langkah Macron ini tidak lepas dari kecaman dan kritik dari berbagai kubu politik, baik dari sayap kanan ekstrem maupun sayap kiri.
Penunjukan Kembali Lecornu yang Mengejutkan
Keputusan Presiden Macron untuk menunjuk kembali Sebastien Lecornu sebagai Perdana Menteri memang bisa dibilang sebagai sebuah kejutan. Pasalnya, Lecornu baru saja mengundurkan diri beberapa hari sebelumnya setelah daftar kabinet barunya menuai kritik pedas dari berbagai pihak, termasuk dari Menteri Dalam Negeri. Pengunduran diri Lecornu sempat memicu spekulasi mengenai siapa yang akan menggantikannya. Namun, Macron justru kembali mempercayakan posisi tersebut kepada Lecornu setelah melakukan serangkaian pertemuan intensif dengan berbagai partai oposisi. Langkah ini dianggap sebagai upaya Macron untuk mencari jalan keluar dari kebuntuan politik yang sedang melanda Perancis. Namun, tak sedikit pula yang menilai bahwa keputusan ini menunjukkan bahwa Macron tidak memiliki pilihan lain yang lebih baik.
Reaksi Keras dari Kubu Oposisi
Penunjukan kembali Sebastien Lecornu sebagai Perdana Menteri Perancis langsung menuai reaksi keras dari kubu oposisi. Presiden partai sayap kanan ekstrem National Rally, Jordan Bardella, menyebut keputusan Macron ini sebagai sebuah lelucon buruk, aib demokrasi, dan penghinaan terhadap rakyat Perancis. Sementara itu, tokoh sayap kanan lainnya, Marine Le Pen, menyerukan agar parlemen segera menjatuhkan pemerintahan baru Lecornu dan menggelar pemilihan umum. Dari kubu kiri, pemimpin France Unbowed, Jean-Luc Melenchon, juga mengejek langkah Macron tersebut. Ia mengatakan bahwa Macron tidak bisa melakukan apa pun selain menjadi dirinya sendiri. Reaksi keras dari oposisi ini menunjukkan betapa sulitnya Lecornu untuk mendapatkan dukungan dan kepercayaan dari seluruh spektrum politik di Perancis.
Upaya Lecornu Mengakhiri Krisis Politik
Menyadari betapa peliknya situasi politik yang sedang dihadapi Perancis, Perdana Menteri Sebastien Lecornu bertekad untuk mengakhiri krisis politik yang berkepanjangan. Dalam unggahannya di media sosial, Lecornu menyatakan komitmennya untuk mengatasi masalah ini demi kepentingan rakyat Perancis dan negara. Ia juga menekankan pentingnya stabilitas politik bagi citra dan kepentingan Perancis di mata dunia. Salah satu langkah yang diambil Lecornu adalah dengan menyepakati langkah kompromi agar isu-isu yang muncul selama konsultasi dengan partai politik dibahas secara terbuka di parlemen. Langkah ini dianggap sebagai sinyal perubahan, mengingat Macron kerap memaksakan undang-undang tanpa pemungutan suara di Majelis Nasional. Lecornu tampaknya berusaha untuk membangun komunikasi yang lebih baik dengan berbagai pihak guna mencari solusi terbaik bagi Perancis.
Syarat Baru untuk Calon Anggota Kabinet
Selain berupaya membangun komunikasi dengan berbagai pihak, Perdana Menteri Sebastien Lecornu juga menetapkan syarat baru bagi calon anggota kabinetnya. Ia menyatakan bahwa siapa pun yang bergabung dalam pemerintahan harus berkomitmen untuk melepaskan ambisi pribadi menuju pemilihan presiden 2027. Pernyataan ini dinilai akan menyingkirkan sejumlah tokoh yang berpotensi maju di pilpres mendatang, termasuk Bruno Retailleau, mantan menteri dalam negeri dari kubu kanan, serta para pemimpin partai ekstrem kiri dan kanan seperti Melenchon dan Le Pen. Syarat ini menunjukkan bahwa Lecornu ingin memastikan bahwa anggota kabinetnya fokus sepenuhnya pada tugas dan tanggung jawab mereka dalam menjalankan pemerintahan, tanpa terganggu oleh ambisi politik pribadi.
Pembentukan Kabinet Baru yang Ditunggu
Hingga saat ini, Sebastien Lecornu belum mengumumkan susunan kabinet barunya. Pertemuan terakhirnya dengan Macron dilakukan bersama partai-partai dari blok sentris, sayap kiri tradisional, dan sayap kanan moderat. Partai ekstrem kiri dan kanan tidak diundang dalam diskusi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Lecornu berusaha untuk membangun koalisi yang solid dengan partai-partai yang memiliki pandangan yang lebih moderat. Pembentukan kabinet baru ini tentu saja menjadi perhatian banyak pihak, karena akan menentukan arah kebijakan dan stabilitas pemerintahan Perancis ke depannya. Publik menantikan nama-nama yang akan dipilih oleh Lecornu untuk mengisi posisi-posisi penting dalam kabinetnya, serta bagaimana komposisi kabinet ini akan mencerminkan upaya Lecornu untuk mengatasi krisis politik dan membangun persatuan nasional.