Setelah gencatan senjata diumumkan, tim penyelamat di Gaza menemukan puluhan jenazah di tengah reruntuhan bangunan. Penemuan ini terjadi setelah pasukan Israel mulai menarik diri dari wilayah tersebut, memberikan kesempatan bagi tim pertahanan sipil untuk melakukan pencarian. Lebih dari 50 jenazah telah dievakuasi dan dibawa ke berbagai rumah sakit di seluruh Gaza, terutama di Kota Gaza yang menjadi pusat serangan sebelum gencatan senjata disepakati. Gencatan senjata ini merupakan hasil negosiasi yang panjang dan ditengahi oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dengan harapan mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama dua tahun.
Penemuan Jenazah Pasca-Penarikan Pasukan Israel
Mohammed al-Mughayyir, seorang pejabat dari pasukan penyelamat di bawah otoritas Hamas, mengumumkan bahwa setidaknya 55 jenazah ditemukan di berbagai lokasi di Gaza. Namun, detail mengenai waktu dan penyebab kematian masih belum jelas. Tim penyelamat terus melakukan pencarian di antara puing-puing bangunan yang hancur akibat serangan udara dan pertempuran darat yang intensif. Penemuan ini menambah daftar panjang korban jiwa akibat konflik yang berkepanjangan.
Evakuasi Jenazah ke Rumah Sakit Al-Shifa
Direktur Rumah Sakit Al-Shifa, Mohammed Abu Salmiya, melaporkan bahwa 33 jenazah telah dibawa ke rumah sakit tersebut, yang terletak di Kota Gaza. Ia menambahkan bahwa salah satu korban tewas akibat tembakan Israel di dekat daerah Baraka, Sheikh Radwan, sebelah utara Kota Gaza. Rumah sakit Al-Shifa, yang merupakan salah satu fasilitas kesehatan utama di Gaza, kewalahan menangani jumlah korban luka dan tewas yang terus meningkat selama konflik.
Gencatan Senjata dan Rencana Perdamaian
Militer Israel menyatakan bahwa mereka telah menghentikan tembakan sebagai persiapan untuk perjanjian gencatan senjata dan pemulangan para sandera. Gencatan senjata ini merupakan bagian dari rencana perdamaian 20 poin yang diajukan oleh Presiden AS Donald Trump. Rencana tersebut mencakup tenggat waktu 72 jam bagi Hamas untuk membebaskan sandera yang tersisa di Gaza. Pertahanan sipil mengonfirmasi bahwa pasukan dan kendaraan lapis baja Israel telah ditarik dari posisi terdepan di Kota Gaza dan kota Khan Younis di selatan.
Tahap Awal Gencatan Senjata
Israel dan Hamas sepakat untuk melaksanakan gencatan senjata fase pertama setelah negosiasi yang intensif. Kesepakatan ini mencakup penghentian serangan dalam 24 jam setelah perjanjian ditandatangani, penarikan sebagian pasukan, dan pemulangan seluruh sandera dalam waktu 72 jam. Sebagai bagian dari kesepakatan, Hamas akan menukar 20 sandera yang masih hidup dengan 2.000 tahanan Palestina di penjara Israel. Selain itu, Hamas juga meminta pembebasan pemimpin gerakan Fatah, Marwan Barghouti, dan pengembalian jenazah pemimpin mereka, Yahya Sinwar dan Mohammad Sinwar.
Bantuan Kemanusiaan dan Tantangan Pascakonflik
Fase pertama gencatan senjata juga mencakup pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, dengan target minimal 400 truk per hari. Namun, perjanjian tersebut masih menyisakan banyak pertanyaan, seperti waktu pasti gencatan permanen, nasib Hamas, dan pemerintahan di Gaza pasca-agresi. Setelah dua tahun perang yang brutal, ribuan warga Palestina yang terlantar mulai kembali ke rumah mereka yang hancur. Meskipun menghadapi tantangan besar, mereka bertekad untuk membangun kembali kehidupan mereka. Akram Al-Sahhar, seorang warga Gaza, menyatakan bahwa meskipun lelah, ia dan keluarganya akan membangun kembali rumah mereka menjadi lebih indah dari sebelumnya.