Teleskop luar angkasa James Webb kembali membuat gebrakan dengan penemuan menarik. Kali ini, teleskop canggih ini berhasil mendeteksi keberadaan fosfin di atmosfer bintang coklat Wolf 1130C. Senyawa kimia ini sempat menjadi perbincangan hangat di kalangan ilmuwan setelah diklaim ditemukan di Venus dan dianggap sebagai potensi tanda kehidupan. Namun, penemuan terbaru ini memberikan perspektif baru tentang asal-usul fosfin dan implikasinya dalam pencarian kehidupan di luar Bumi.
Penemuan fosfin di Wolf 1130C membuka kemungkinan bahwa senyawa ini dapat terbentuk melalui proses non-biologis. Hal ini sekaligus meruntuhkan anggapan bahwa keberadaan fosfin selalu menjadi indikator adanya aktivitas biologis. Temuan ini menjadi penting karena dapat memengaruhi cara para ilmuwan mencari dan menginterpretasikan tanda-tanda kehidupan di planet lain.
Penemuan Fosfin di Bintang Coklat Wolf 1130C
Wolf 1130C merupakan bagian dari sistem tiga bintang yang terdiri dari bintang katai merah bermassa rendah dan bintang katai putih. Analisis yang dilakukan oleh para astronom menunjukkan bahwa kadar fosfin di atmosfer Wolf 1130C mencapai sekitar 0,1 bagian per sejuta. Jumlah ini setara dengan kadar fosfin yang ditemukan di atmosfer Jupiter dan Saturnus. Keberadaan fosfin dalam jumlah signifikan di bintang coklat ini menimbulkan pertanyaan menarik tentang mekanisme pembentukan senyawa tersebut di lingkungan yang ekstrem.
Namun, tidak semua bintang coklat menunjukkan keberadaan fosfin seperti yang diprediksi oleh model teoretis. Banyak objek serupa yang seharusnya memiliki fosfin justru tidak menampakkannya sama sekali. Fenomena ini masih menjadi misteri bagi para ilmuwan dan mendorong penelitian lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi pembentukan dan keberadaan fosfin di bintang coklat.
Fosfin: Pembentukan dan Kestabilan
Fosfin, yang terdiri atas satu atom fosfor dan tiga atom hidrogen, dikenal sebagai senyawa yang tidak stabil dalam atmosfer. Di planet seperti Jupiter dan Saturnus, fosfin terbentuk jauh di dalam lapisan panas dan kemudian dibawa ke permukaan oleh arus konveksi sebelum sempat terurai. Proses serupa mungkin juga terjadi pada Wolf 1130C, di mana panas internal bintang coklat dapat memicu pembentukan fosfin di lapisan dalam atmosfernya. Arus konveksi kemudian membawa senyawa ini ke lapisan atas atmosfer, tempat ia dapat dideteksi oleh teleskop seperti James Webb.
Kontroversi Fosfin di Venus dan Implikasinya
Penemuan fosfin di Wolf 1130C juga mengingatkan kembali pada kontroversi yang terjadi pada tahun 2020. Saat itu, tim ilmuwan yang dipimpin oleh Jane Greaves dari University of Cardiff mengklaim telah menemukan fosfin di atmosfer Venus. Karena di Bumi fosfin sebagian besar berasal dari aktivitas biologis, temuan tersebut sempat memunculkan spekulasi tentang kemungkinan adanya mikroba di awan beracun Venus.
Namun, banyak ilmuwan lain meragukan hasil tersebut dan gagal mereplikasi temuannya. Hal ini memicu perdebatan sengit di kalangan ilmuwan dan menjadikan isu fosfin di Venus sebagai salah satu perdebatan terbesar dalam astrobiologi modern. Penemuan fosfin di Wolf 1130C semakin memperumit masalah ini, karena menunjukkan bahwa senyawa tersebut dapat terbentuk melalui proses non-biologis. Implikasinya, deteksi fosfin di planet lain tidak serta merta menjadi bukti adanya kehidupan.
Asal-Usul Fosfor di Wolf 1130C
Salah satu teori menarik yang diajukan adalah bahwa Wolf 1130C mungkin memperoleh fosfor dari bintang pendampingnya di masa lalu. Sebelum menjadi katai putih, bintang tersebut kemungkinan melepaskan unsur fosfor dalam jumlah besar saat menjelang kematiannya. Fosfor ini kemudian mungkin terakumulasi di atmosfer Wolf 1130C dan bereaksi dengan hidrogen untuk membentuk fosfin.
Meski teori ini masuk akal, hubungan gravitasi kompleks di antara ketiga bintang membuat skenario ini belum dapat dipastikan sepenuhnya. Para ilmuwan perlu melakukan penelitian lebih lanjut untuk memahami dinamika sistem bintang ini dan menentukan apakah transfer fosfor dari bintang pendamping ke Wolf 1130C mungkin terjadi.
Implikasi Penemuan dan Langkah Selanjutnya
Para peneliti, yang dipimpin oleh Adam Burgasser dari University of California, San Diego, menyimpulkan bahwa pemahaman mengenai kimia fosfor di atmosfer dingin seperti bintang coklat masih belum lengkap. Mereka menegaskan bahwa fosfin belum bisa dianggap sebagai tanda kehidupan sampai asal-usul kimianya benar-benar dipahami. Penemuan ini menjadi pengingat penting bahwa tidak semua senyawa yang muncul di luar Bumi berasal dari kehidupan. Alam semesta memiliki cara sendiri untuk menciptakan kimia kompleks, tanpa campur tangan makhluk hidup. Oleh karena itu, para ilmuwan perlu berhati-hati dalam menginterpretasikan data dan mempertimbangkan semua kemungkinan sebelum membuat klaim tentang penemuan kehidupan di luar Bumi.