Dokumen yang diduga bocor dari perusahaan pertahanan Rusia, Rostec, mengungkap potensi kesepakatan besar antara Iran dan Rusia. Menurut dokumen tersebut, Iran berencana mengakuisisi puluhan jet tempur canggih dari Rusia, yang menandakan peningkatan signifikan dalam kemampuan pertahanan udara Iran dan memperdalam hubungan antara kedua negara. Kesepakatan ini muncul di tengah ketegangan geopolitik yang meningkat, dengan Iran menghadapi potensi ancaman dari Israel dan Rusia terlibat dalam konflik berkelanjutan di Ukraina. Pembelian jet tempur ini tidak hanya akan memodernisasi angkatan udara Iran tetapi juga memberikan dukungan ekonomi yang sangat dibutuhkan bagi industri pertahanan Rusia di tengah sanksi internasional.
Rincian Bocoran Dokumen Rostec: Pembelian Jet Tempur Su-35 Iran
Dokumen yang bocor, yang mulai beredar pada 2 Oktober, mengindikasikan bahwa Iran akan membeli 49 jet tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia. File tersebut berisi lebih dari 300 dokumen yang merinci berbagai aspek kesepakatan, termasuk kontrak ekspor, harga, dan jadwal pengiriman. Kebocoran ini dengan cepat menyebar di berbagai platform media sosial dan outlet berita pertahanan, menarik perhatian para analis dan pengamat di seluruh dunia. Informasi yang terdapat dalam dokumen ini memberikan gambaran rinci tentang skala dan ruang lingkup potensi kesepakatan antara Iran dan Rusia.
Kode "364" dan Potensi Pengiriman Bertahap Jet Tempur Rusia
Media pertahanan, termasuk Army Recognition dan Defence Security Asia, menyoroti kode "364" dalam dokumen tersebut, yang mereka yakini merujuk pada Iran dan potensi pesanan untuk 48 jet tempur multiperan Su-35. Satu entri berlabel "Kode 364" menguraikan program senilai US$686 juta, dengan pengiriman yang dijadwalkan berlangsung secara bertahap selama 16 hingga 48 bulan. Ini berarti bahwa jet tempur Rusia pertama diperkirakan akan tiba di Iran paling cepat tahun 2026, dengan gelombang terakhir pengiriman pada tahun 2028. Jadwal pengiriman bertahap ini menunjukkan pendekatan yang direncanakan dan terstruktur untuk integrasi jet tempur baru ke dalam angkatan udara Iran.
Sistem Peperangan Elektronik Khibiny-M untuk Pertahanan Udara Iran
Selain jet tempur, program ini juga mencakup sistem peperangan elektronik Khibiny-M. Sistem ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan pertahanan dan penanggulangan Iran. Khibiny-M dikembangkan oleh KRET, anak perusahaan utama Rostec Corporation Rusia. Penambahan sistem peperangan elektronik canggih ini akan secara signifikan meningkatkan kemampuan Iran untuk melindungi diri dari ancaman udara dan mempertahankan infrastruktur penting.
Implikasi Strategis Pembelian Jet Tempur Rusia Bagi Iran
Pembelian jet tempur Su-35 oleh Iran memiliki implikasi strategis yang signifikan. Langkah ini akan memodernisasi kemampuan pertahanan Iran dan memperkuat kerja sama antara Iran dan Rusia. Jika kesepakatan ini terwujud, ini akan menjadi salah satu ekspor senjata terbesar Rusia sejak invasi ke Ukraina. Peningkatan armada ke jet tempur Su-35 akan meningkatkan kemampuan Iran dalam mencegah serangan di masa mendatang dan melindungi lokasi-lokasi penting. Di tengah ketegangan regional dan potensi konflik, modernisasi angkatan udara Iran merupakan langkah penting untuk menjaga keamanan nasional.
Dampak Pembelian Jet Tempur Terhadap Hubungan Rusia-Iran
Pembelian jet tempur Su-35 juga mencerminkan hubungan yang kuat antara Rusia dan Iran di tengah konflik global. Rusia terus melakukan invasi ke Ukraina dan menghadapi permusuhan dari Barat, sementara Iran berada dalam bayang-bayang potensi serangan dari Israel. Kerja sama pertahanan ini menggarisbawahi aliansi strategis antara kedua negara, yang didorong oleh kepentingan bersama dan pandangan yang sama tentang tatanan dunia. Di tengah isolasi internasional dan tekanan ekonomi, Rusia dan Iran semakin dekat, mencari dukungan dan kerja sama satu sama lain.
Reaksi dan Analisis Terhadap Potensi Kesepakatan Senjata Rusia-Iran
Kementerian Pertahanan Iran belum memberikan pernyataan resmi mengenai potensi pembelian jet tempur tersebut. Namun, jika pembelian ini terverifikasi, ekspor senjata tersebut akan memberikan dampak signifikan bagi Rusia di tengah sanksi internasional dan tekanan produksi akibat perang di Ukraina. Kesepakatan ini akan memberikan sumber pendapatan yang sangat dibutuhkan bagi industri pertahanan Rusia dan menunjukkan kemampuan Moskow untuk mempertahankan hubungan perdagangan dan militer dengan sekutu meskipun ada tekanan dari Barat. Analis akan terus memantau perkembangan ini dan menilai implikasinya terhadap keamanan regional dan dinamika geopolitik global.