Israel kembali melancarkan serangan udara dahsyat ke Gaza, Palestina, pada hari Minggu, 5 Oktober 2025. Serangan ini terjadi meskipun ada seruan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menghentikan pengeboman setelah Hamas menyatakan kesediaannya membebaskan sandera sesuai dengan proposal gencatan senjata yang diajukannya. Tragisnya, serangan terbaru ini menyebabkan puluhan warga sipil tak berdosa kehilangan nyawa, menambah panjang daftar korban dalam konflik yang berkepanjangan ini.
Korban jiwa akibat serangan Israel terus bertambah. Sumber-sumber medis melaporkan setidaknya 70 orang tewas akibat serangan yang terjadi pada hari Sabtu dan Minggu. Serangan ini semakin memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza, di mana ratusan ribu orang telah kehilangan tempat tinggal dan hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Dunia internasional mengecam keras tindakan Israel dan menyerukan diakhirinya kekerasan serta dimulainya kembali perundingan damai.
Intensitas Serangan Israel di Gaza
Serangan udara dan pengeboman Israel yang intensif pada Sabtu, 4 Oktober 2025, mengakibatkan 45 warga Gaza kehilangan nyawa. Serangan ini menargetkan berbagai wilayah di Gaza, termasuk daerah-daerah yang padat penduduk. Akibatnya, banyak keluarga yang kehilangan tempat tinggal dan terpaksa mengungsi ke wilayah selatan Gaza yang sudah penuh sesak. Keadaan ini menciptakan krisis pengungsian yang serius dan menambah beban bagi masyarakat Gaza yang sudah menderita akibat konflik yang berkepanjangan.
Serangan yang bertubi-tubi ini juga menghancurkan infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit, sekolah, dan fasilitas umum lainnya. Hal ini semakin mempersulit upaya bantuan kemanusiaan dan meningkatkan risiko penyebaran penyakit. Masyarakat internasional mendesak Israel untuk menghormati hukum humaniter internasional dan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi warga sipil.
Serangan Mematikan di Lingkungan Tuffah
Sebuah serangan Israel yang menghantam sebuah rumah tinggal di lingkungan Tuffah, Kota Gaza, mengakibatkan 18 orang tewas dan sejumlah lainnya mengalami luka-luka. Serangan ini juga menyebabkan kerusakan parah pada bangunan-bangunan di sekitarnya, menambah jumlah keluarga yang kehilangan tempat tinggal. Petugas medis dan relawan berjuang untuk mengevakuasi korban dan memberikan pertolongan pertama di tengah reruntuhan.
Badan pertahanan sipil Gaza melaporkan bahwa tujuh anak-anak, yang berusia antara dua bulan hingga delapan tahun, termasuk di antara korban tewas dalam serangan di Tuffah. Kejadian ini menimbulkan kemarahan dan kesedihan yang mendalam di kalangan masyarakat Gaza dan komunitas internasional. Banyak pihak mengecam serangan yang menargetkan warga sipil, terutama anak-anak, sebagai pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional.
Target Kamp Pengungsian Al-Mawasi
Pasukan Israel dilaporkan menargetkan sebuah kamp pengungsian di al-Mawasi, Gaza selatan, yang seharusnya menjadi zona aman bagi ratusan ribu warga Palestina yang telah diperintahkan untuk meninggalkan rumah mereka. Serangan ini mengakibatkan dua anak tewas dan delapan lainnya luka-luka. Fakta bahwa kamp pengungsian yang seharusnya dilindungi justru menjadi sasaran serangan menunjukkan eskalasi konflik yang mengkhawatirkan.
Serangan terhadap al-Mawasi menimbulkan pertanyaan serius tentang komitmen Israel untuk melindungi warga sipil dan menghormati hukum humaniter internasional. Organisasi-organisasi kemanusiaan menyerukan penyelidikan independen atas serangan ini dan meminta pertanggungjawaban pihak-pihak yang bertanggung jawab atas pelanggaran hukum.
Reaksi Donald Trump Terhadap Konflik
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak Hamas untuk segera membebaskan tawanan dan menyelesaikan negosiasi atas rencananya untuk mengakhiri perang. Melalui platform Truth Social miliknya, Trump menyatakan bahwa dia tidak akan menoleransi penundaan atau hasil apa pun di mana Gaza kembali menjadi ancaman. Dia juga mengungkapkan bahwa Israel telah menyetujui "garis penarikan" awal dan garis tersebut telah dibagikan dengan Hamas.
Trump mengumumkan rencananya untuk mengirimkan utusannya, Steve Witkoff dan Jared Kushner, ke Mesir untuk menyelesaikan detail teknis pembebasan tawanan dan membahas kesepakatan damai yang langgeng. Mesir juga akan menjamu delegasi dari Israel dan Hamas untuk membahas lebih lanjut proposal Trump. Tahap pertama proposal Trump mencakup pengembalian semua tawanan, baik yang hidup maupun yang mati, dengan imbalan hampir 2.000 tahanan Palestina.