Kelompok milisi Hamas di Palestina terlibat bentrokan bersenjata dengan kelompok milisi lain, klan Doghmush, di Jalur Gaza. Peristiwa ini terjadi saat gencatan senjata antara Hamas dan Israel sedang berlangsung, menimbulkan pertanyaan tentang stabilitas keamanan di wilayah tersebut. Bentrokan ini menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka di kedua belah pihak, serta meningkatkan ketegangan di antara berbagai faksi di Gaza. Insiden ini menyoroti kompleksitas lanskap politik dan militer di Jalur Gaza, di mana berbagai kelompok bersenjata beroperasi dan seringkali terlibat dalam persaingan dan konflik internal. Latar belakang dari bentrokan ini melibatkan berbagai faktor, termasuk tuduhan kolaborasi dengan Israel, perselisihan teritorial, dan perebutan kekuasaan di antara kelompok-kelompok yang berbeda. Dampak dari bentrokan ini dapat dirasakan secara luas, mempengaruhi kehidupan warga sipil, stabilitas politik, dan upaya perdamaian di wilayah tersebut. Ke depan, penting untuk memahami akar penyebab konflik ini dan mencari solusi yang berkelanjutan untuk mengatasi ketegangan dan mencegah kekerasan lebih lanjut.
Awal Mula Bentrokan Hamas vs Klan Doghmush
Baku tembak antara Hamas dan klan Doghmush pecah tak lama setelah kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel tercapai pada akhir pekan. Menurut saksi mata, sekitar 200 anggota Hamas menyerbu wilayah Sabra, Kota Gaza, yang menjadi basis klan Doghmush, pada Minggu malam. Serangan mendadak ini memicu pertempuran sengit yang berlangsung hingga larut malam, menyebabkan kepanikan dan ketakutan di kalangan warga sipil yang tinggal di daerah tersebut. Motif pasti di balik serangan ini masih belum jelas, tetapi sumber-sumber lokal mengindikasikan adanya akumulasi ketegangan antara kedua kelompok selama beberapa waktu terakhir. Ketegangan ini diperparah oleh tuduhan saling melakukan provokasi dan pelanggaran wilayah, serta perbedaan ideologi dan kepentingan politik.
Korban Jiwa dan Dampak Bentrokan Bersenjata
Bentrokan antara Hamas dan klan Doghmush mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka di kedua belah pihak. Seorang warga yang menyaksikan kejadian tersebut menyatakan bahwa ada korban tewas dan luka-luka di pihak keluarga Doghmush, serta di antara pasukan keamanan Hamas. Sumber di Kementerian Dalam Negeri Gaza yang dikuasai Hamas juga mengkonfirmasi adanya korban jiwa di kedua belah pihak. Selain korban jiwa, bentrokan ini juga menyebabkan kerusakan material yang signifikan di wilayah Sabra. Rumah-rumah dan bangunan-bangunan hancur akibat tembakan dan ledakan, memaksa banyak keluarga mengungsi dan mencari perlindungan di tempat lain. Dampak psikologis dari bentrokan ini juga sangat besar, dengan banyak warga sipil mengalami trauma dan ketakutan akibat kekerasan yang mereka saksikan.
Tuduhan Kolaborasi dengan Israel dan Bantahan Klan Doghmush
Sumber di Kementerian Dalam Negeri Gaza yang dikuasai Hamas menuduh klan Doghmush memiliki hubungan dengan pasukan Israel dan terlibat dalam sejumlah kasus pembunuhan. Tuduhan ini memicu kemarahan dan kecaman dari pihak Doghmush, yang membantah keras tudingan tersebut. Klan Doghmush mengakui bahwa sebagian anggotanya mungkin melakukan "pelanggaran," tetapi mereka menolak klaim bahwa mereka bekerja sama dengan Israel. Abu Al Hassan Doghmush, seorang tokoh senior keluarga tersebut, menuduh pasukan keamanan Hamas menargetkan seluruh anggota klan tanpa pandang bulu. Ia menyatakan bahwa hanya karena menjadi anggota keluarga Doghmush, seseorang bisa ditembak di kaki, dibunuh, ditangkap, atau rumahnya dibakar.
Sejarah Konflik Hamas dengan Klan Lokal di Gaza
Sejak merebut kekuasaan di Jalur Gaza pada tahun 2007, Hamas telah berulang kali terlibat bentrokan berdarah dengan sejumlah klan lokal, termasuk klan Doghmush. Konflik ini seringkali disebabkan oleh persaingan politik, perebutan wilayah, dan perbedaan ideologi. Hamas berusaha untuk menegakkan kekuasaannya di Gaza dan menekan kelompok-kelompok yang dianggap sebagai ancaman terhadap pemerintahannya. Klan-klan lokal, di sisi lain, berusaha untuk mempertahankan otonomi mereka dan melindungi kepentingan mereka. Bentrokan antara Hamas dan klan-klan lokal telah menyebabkan instabilitas dan kekerasan di Gaza selama bertahun-tahun, mempersulit upaya untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.
Motif Hamas Mengusir Klan Doghmush dari Bekas Rumah Sakit Yordania
Menurut laporan BBC, Hamas mengklaim bahwa serangan terhadap Doghmush saat ini dipicu oleh pembunuhan dua anggotanya dan melukai lima orang lainnya oleh klan tersebut. Doghmush membantah tuduhan ini dan menyatakan bahwa pasukan Hamas menyerbu bangunan yang dahulu berfungsi sebagai Rumah Sakit Yordania, yang kini digunakan sebagai tempat perlindungan bagi anggota klan setelah rumah mereka hancur akibat serangan Israel. Menurut sumber, Hamas berusaha mengusir Doghmush dari sana untuk mendirikan pangkalan baru bagi pasukannya. Tindakan ini dipandang sebagai upaya untuk memperluas kendali Hamas atas wilayah tersebut dan menyingkirkan kelompok-kelompok yang dianggap tidak setia atau berpotensi menjadi ancaman.