Penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD) sering dianggap sebagai penyakit ringan biasa. Bahkan, tak jarang keliru didiagnosis sebagai sariawan atau cacar air. Padahal, penyakit yang kerap menyerang anak-anak, terutama balita ini, disebabkan oleh virus dan berpotensi menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat. HFMD adalah kondisi infeksi virus yang menyerang area tangan, kaki, dan mulut, sehingga menimbulkan ruam dan luka. Penting bagi orang tua untuk mengenali gejala awal HFMD agar bisa mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. Dengan mengenali gejalanya sejak dini, potensi komplikasi serius bisa dihindari. Penanganan yang tepat juga dapat membantu mengurangi penyebaran penyakit ini.
Mengenal Penyakit HFMD pada Anak
HFMD paling sering menyerang bayi dan anak-anak di bawah usia lima tahun. Orang tua perlu meningkatkan kewaspadaan dan mengenali gejala awal penyakit ini. Fase inkubasi HFMD biasanya berlangsung kurang dari satu minggu. Gejala awal seringkali mirip dengan penyakit umum lainnya, sehingga seringkali terlambat dideteksi. Penting untuk diingat bahwa diagnosis dini dan penanganan yang tepat dapat mencegah komplikasi yang lebih serius. Oleh karena itu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda mencurigai anak Anda terkena HFMD.
Gejala Awal HFMD yang Perlu Diperhatikan
Gejala awal HFMD seringkali menyerupai penyakit umum lainnya. Awalnya, anak mungkin mengalami demam, yang kadang disertai batuk, pilek, atau bahkan diare. Setelah beberapa hari demam, barulah timbul bercak-bercak atau ruam. Ruam ini merupakan ciri khas HFMD dan membedakannya dari penyakit lain. Penting untuk memperhatikan urutan munculnya gejala, yaitu demam yang diikuti dengan ruam, untuk mempermudah diagnosis. Demam biasanya tidak terlalu tinggi, namun tetap perlu diwaspadai.
Ciri Khas Ruam HFMD dan Perbedaannya
Ruam HFMD memiliki ciri khas yang membedakannya dari penyakit lain. Pertama, lokasi ruam spesifik, yaitu muncul di telapak tangan dan telapak kaki, serta luka di sekitar mulut, tenggorokan, dan rongga mulut. Kedua, bentuk ruam dapat berupa bintik-bintik merah atau luka (ulkus). Pembeda utama dengan cacar air adalah ruam HFMD tidak berair. Luka di mulut cenderung banyak, tidak seperti sariawan biasa yang mungkin hanya satu atau dua. Kondisi ini membuat anak sulit dan malas untuk makan atau minum.
Komplikasi Serius Akibat HFMD
Meskipun sering disamakan dengan istilah “Flu Singapura”, HFMD pada dasarnya adalah penyakit yang bersifat self-limiting atau akan sembuh dengan sendirinya jika kondisinya ringan. Namun, orang tua diharap tidak lengah karena komplikasi dapat terjadi ketika virus menyerang sistem saraf dan organ vital lainnya. Dalam kasus yang jarang namun fatal, HFMD dapat menyebabkan infeksi yang menyerang otak, paru-paru, hingga jantung. Oleh karena itu, penting untuk selalu memantau kondisi anak dan segera mencari pertolongan medis jika terdapat tanda-tanda komplikasi.